Dalam kitab suci Al-Quran, yang sering ditafsirkan oleh para mufassir adalah ayat-ayat yang terdapat kata hikmah. Kata hikmah secara umum dipahami sebagai pengetahuan tentang berbagai akibat yang timbul dari sebuah perbuatan. Hikmah juga diartikan mengklarifikasi kebenaran dengan ilmu pengetahuan dan akal. Kata hikmah disebut 20 kali pada 19 ayat dalam 12 surat dalam Alquran.
Para ulama berbeda pendapat dalam mengartikan kata hikmah,
di antara adalah pendapat yang di kemukaka oleh ulama tasawuf yang mengartikan
kata hikmah sebagai pengetahuan yang khakiki atau hakekat pengetahuan, dan
kandungan manfaat-manfaat yang terdalam yang dari sesuatu yang tampak terlihat
oleh mata. Maksud dari Hikmah terdalam disini adalah dampak yang didapatkan
dari suatu peristiwa yang bermanfaat bagi orang yang mengalaminya.
Adapun ulama fikih mengartikan Hikmah dengan manfaat suatu
perbuatan dan rahasia-rahasia hokum perbuatan itu, sebagai mana hikmah sholat,
hikmah puasa, hikmah zakat dan lain sebagainya. Selain itu hikmah juga disebut
sebagai illah (alasan) yang diterapkan oleh akal yang sesuai dengan hukum.
Menurut Muhammad Abduh, yang diberikan oleh Allah SWT adalah
alatnya, yaitu akal yang sempurna dan taufik agar seseorang dapat mempergunakan
alat itu untuk menghasilkan ilmu pengetahuan yang benar. Hikmah seperti ini
menurut Muhammad Abduh dan Rasyid Rida’ merupakan alat untuk memahami
al-Qur’an.
Menurut Ashghar Ali Engineer dalam bukunya Islam dan
Pembesan, mengatakan bahwa sepanjang menyangkut ilmu agama dan ilmu fisik, kata
“ilm” dan “hikmah” merupakan kata kunci yang digunakan oleh al-Qur’an. Kata
“ilm” secara terminologi al-Qur’an berarti pengetahuan agama, pengetahuan
ilmiyah atau pengetahuan lainnya. Sedangkan kata “hikmah” lebih mengrah pada
penerapan ilmu pengetahuan untuk kebaikan manusia, bukan untuk menandekan,
kemunduran dan kerusakan manusia. Ia menyebut senjata nuklir sebagai contoh,
bahwa senjata nuklir merupakan ancaman besar bagi manusia. Namun hikmah
menuntut agar teknologi nuklir digunakan untuk kemajuan manusia bukan untuk
kerusakan manusia. Dalam hal ini Ilm dan hikmah harus selalu bersama untuk
mencapai tujuan rububiyyah.
Lain halnya dengan Asghar, M. Quraish Shihab berpendapat
bahwa kata Hikmah sejalan dengan kata sasa-yasusu-sais-siyasat yang berarti
mengemudi, mengendalikan, pengendali, dan cara pengendalian. Hal ini
dikarenakan ada persamaan makna antara kata hikmah dan politik, para ulama
mengartikan hikmah dengan arti bijaksana, atau kemampuan menangani suatu
masalah sehingga mendatangkan manfaat atau menghindari madharat.
Dalam ensiklopedia tasawuf, hikmah diartikan sebagai
pengetahuan hakiki tentang sebagai anugrah ilahi. Dalam bahasa Inggris hikmah
diterjemahkan dengan kata wisdom yang berarti kebijaksanaan.
Sedangkan kata Al-Hikmah sendiri secara harfiah berarti
ucapan yang sesuai dengan kebenaran, filsafat, perkara yang benar dan lurus,
keadilan pengetahuan dan lapang dada. Maka secara umum (bisa diartikan) hikmah merupakan pengetahuan
yang paling tinggi nilainya yaitu pengetahuan yang menghubungkan manusia pada
pemahaman tentang dunia hakikat. ***