14/05/22

Belajar Tasawuf seri Ridha [by Dr Kholid Al Walid]

Allah SWT berfirman: Kembalilah pada Tuhanmu dengan penuh ridha dan keridhaan (QS 89: 28). Ini perintah Allah untuk kembali dengan dasar ridha. Karenanya kembali dengan syarat ridha. Bahwa ketiadaan syarat menjadi ketertolakan. Seakan bisa dinyatakan bahwa tidak ada jalan kembali kecuali melalui ridha.

Ridha adalah nama yang disitu berhentinya orang yang benar. Sebagaimana dihentikannya seorang hamba dari mendahului atau mengakhirkan, tidak ada upaya untuk menambah, tidak mengubah keadaan. Ini adalah awal dari perjalanan mereka yang khusus dan sangat berat bagi mereka yang awam.

Ridha Ilahi (bagian 1)

Pada suatu hari, Nabi Musa as bermaksud menemui Tuhan di Bukit Sinai. Mengetahui maksud Musa, seorang yang sangat saleh mendatanginya, “Wahai Kalimullah, selama hidup saya telah berusaha untuk menjadi orang baik. Saya melakukan shalat, puasa, haji, dan kewajiban agama lainnya. Untuk itu, saya banyak sekali menderita. Tetapi tidak apa, saya hanya ingin tahu apa yang Tuhan persiapkan bagiku nanti. Tolong tanyakan kepada-Nya!”

“Baik,” kata Musa seraya melanjutkan perjalanannya. Ia berjumpa dengan seorang pemabuk di pinggir jalan. “Mau ke mana? Tolong tanyakan pada Tuhan nasibku. Aku peminum, pendosa. Aku tidak pernah shalat, puasa, atau amal saleh lainnya. Tanyakan kepada Tuhan apa yang dipersiapkan-Nya untukku.” Musa menyanggupi untuk menyampaikan pesan dia kepada Tuhan.

13/05/22

Sujud di Atas Tanah

Muncul tuduhan bahwa pengikut mazhab Syiah melakukan kemusyrikan karena setiap kali shalat mereka bersujud kepada tanah; khususnya tanah yang diambil dari Karbala, tempat syahidnya  Imam  Husain as.

Musim Syiah bersujud di atas tanah (bukan kepada tanah) karena melaksanakan sunnah Nabi Muhammad saw. Jika kita merujuk pada hadis-hadis tentang cara bersujudnya Nabi saw, kita mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW bersujud di atas (1) tanah, (2) tikar yang terbuat dari daun  kurma, (3) kain bila ada halangan untuk bersujud di atas tanah.

12/05/22

Belajar Tasawuf seri Manzilah Syukur [by Kholid All Walid]

Manzilah pertama dari syukur atas sesuatu yang menyenangkan dan hal ini adalah syukur yang semua kaum Muslimin, baik Yahudi, Nasrani maupun seluruh manusia. Dari keluasan Allah Ta'ala menambahkan beragam kebaikan. Menyukai hal yang menyenangkan dan diinginkan adalah hal alamiah yang ada pada semua pemeluk agama samawi karena bersyukur atas nikmat adalah perintah seluruh agama tersebut dan mengantarkan orang yang bersyukur untuk Sadar akan kemurahan-Nya.

11/05/22

Jalaluddin Rakhmat: Dikotomi Sunni-Syi'ah Tidak Relevan Lagi

Ada yang bilang bahwa Syi'ah di Indonesia itu sebenarnya bukan mazhab baru, tetapi sudah lama. Hanya saja mungkin ia tidak tersebar luas sebagaimana mazhab Sunni. Bagaimana Kang Jalal melihat perkembangan Syiah di negeri ini?

Ada beberapa teori tentang kedatangan Syi'ah di Indonesia. Teori pertama merujuk pada masa penyebaran Islam di Indonesia. Jadi, menurut teori ini, dahulu orang-orang Syi'ah yang dikejar-kejar oleh penguasa Abbasiyah lari dari Timur Tengah sebelah utara, yang sekarang mungkin daerah Irak, ke sebelah selatan --dibawah pimpinan seorang yang bernama Ahmad Muhajir-- sampai ke Yaman. Mereka menghentikan pelarian di puncak-puncak bukit yang terjal. Kisah ini dimuat dalam beberapa kitab Syi'ah. Alkisah, pemimpinnya, Ahmad Muhajir, waktu itu mematahkan pedangnya dan kemudian mengatakan, "Wahai saat ini kita ganti perjuangan kita dengan pena."

10/05/22

Kisah Kang Jalal Soal Syiah Indonesia

PERSETERUAN antara penganut Sunni dan Syiah bukanlah hal baru. Konflik ini telah berjalan ribuan tahun. Lokasi bentrokan tak cuma di Indonesia saja, melainkan pada banyak negara. Karena itu, cendekiawan Jalaluddin Rakhmat menyatakan konflik Sunni-Syiah bukan problem lokal atau nasional, melainkan permasalahan internasional.

Ketika Tempo berkunjung ke kediamannya, Kamis, 29 Agustus 2012, lelaki yang biasa disapa Kang Jalal ini bercerita soal Syiah di Indonesia. Mulai dari proses penyebaran, konflik, cara beribadah, hingga ancaman yang kerap diterima pengikut Syiah. Dan inilah hasil perbincangan wartawan Tempo: Choirul Aminuddin, Erwin Zachri, Cornila Desyana, dan Praga Utama dengan Ketua Dewan Syuro Ikatan Jemaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) itu.

09/05/22

Imam Ali as menurut Roger Garaudy

Suatu ketika filosof beken Perancis Roger Garaudy pernah bercerita: Aku mengajar di Universitas Sorbon (yang terkenal di Prancis).  Pada suatu hari, salah seorang mahasiswiku meminta sedikit waktuku untuk menjawab pertanyaannya. 

Mahasiswi itu bertanya kepadaku: “Anda adalah profesor saya dan saya sangat antusias membaca buku-buku berharga karya Anda dan makalah-makalah Anda, sebagaimana saya bersemangat menghadiri materi kuliah yang Anda ajarkan. Ada yang mengundang penasaranku, Anda selalu menyebut-nyebut seorang pribadi Muslim yang bernama Ali. Siapa sebenarnya orang yang bernama Ali itu; dan mengapa ia begitu istimewa dan mempengaruhimu sedemikian dalam?”

08/05/22

Sabar dalam Kajian Tasawuf

Sabar secara umum diartikan menahan diri. Sabar mengandung keutamaan dalam agama Islam. Sabar atas maksiat mencegah orang dari perbuatan keji. Sabar dalam taat menguatkan orang dalam menjalankan perintah agama. Sabar atas musibah dan malapetaka meneguhkan hati seseorang dalam mengalami kepahitan hidup.

Para wali membagi jenis sabar pada tiga tingkatan. Mereka merinci sabar ke dalam tiga maqam berdasarkan tingkat beban dan sikap orangnya yang berbeda. Pandangan para wali ini dikutip oleh Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin sebagai berikut: