14/11/20

Membedah Buku: Mengapa Saya Keluar dari Syiah? [9]

 Tentang Pengharaman Mut’ah Pada Hari Khaibar

Salah satu persoalan fikih antara sunni-syiah adalah masalah hukum mutah. Ulama syiah sepakat akan halalnya nikah mut’ah berdasarkan al-Quran dan sunnah Rasulullah saaw dan ahl al-baitnya. Sedangkan ulama sunni menyatakan bahwa nikah mut’ah pernah dihalalkan, tetapi kemudian diharamkan oleh Rasulullah saaw. Tapi anehnya, Husein al-Musawi al-Kadzab yang mengaku mujtahid ini, membuat fatwa tanpa dasar dan argumentasi yang utuh dengan mengharamkan nikah mut’ah hanya dengan menggunakan satu hadits yang sempat ditemukannya di dalam kitab syiah. Yaitu hadits yang coba dipopulerkan olehnya dan oleh para pengikutnya yang diriwayatkan oleh Imam Ali as, tentang pengharaman nikah mut’ah pada hari Khaibar. Untuk itu, mari kita bahas hadits tersebut sehingga menjadi jelas bagi kita semua keadaannya.

13/11/20

Membedah Buku: Mengapa Saya Keluar dari Syiah? [8]

Husain Al-Musawi Al-Kadzab Memalsukan Hadits Tentang Mut’ah

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta” (Q.S. an-Nahl : 105).

Rasulullah saaw memerintahkan al-Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat kepada kaum al-Harts bin Dlirar al-Khuzai yang telah memeluk Islam. Tetapi di tengah jalan, al-Walid merasa gentar dan kembali kepada Nabi Muhammad saaw dengan membuat laporan palsu bahwa al-Harts dan kaumnya tidak mau membayar zakat bahkan ingin membunuhnya. Mendengar laporan ini Rasulullah saaw mengutus utusan lagi untuk memperjelas persoalannya sebelum mengambil tindakan tegas. Hasilnya, ternyata al-Walid berdusta kepada Rasulullah saaw tentang al-Harts dan kaumnya. Peristiwa ini diabadikan Allah dengan menurunkan Q.S. al-Hujurat : 6, “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaanya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Q.S. al-Hujurat: 6)  

12/11/20

Membedah Buku: Mengapa Saya Keluar dari Syiah? [7]

Husein al-Musawi memanipulasi ayat al-Quran tentang sikap kebencian Fatimah Zahra as atas kelahiran Imam Husain as

Tuhan berfirman dalam al-Quran mengingatkan kita untuk tidak berdusta, "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta (QS an-Nahl: 105).

Ayat di atas memberikan ancaman keras bagi para pendusta, terutama berdusta atas nama Tuhan. Husein al-Musawi ternyata telah membuat dirinya dilumuri kedustaan melalui bukunya tersebut. Telah kita perhatikan bersama, bagaimana hebatnya taktik Husein al-Musawi untuk mengelabui pembaca dengan memotong-motong riwayat-riwayat dari kitab-kitab AhlulBait sehingga riwayat tersebut menjadi tidak sesuai dengan teks asli dan maksud periwayatan. Tetapi tidak hanya sampai di situ, Husein al-Musawi rela memotong-motong ayat al-Quran (yang terselip di dalam sebuah hadits) untuk mengelabui pembacanya, sehingga mengubah maknanya dan menjadikan ayat itu sebagai hadits. Mari kita buktikan kedustaan yang dilakukan oleh Husein al-Musawi al-Kadzab. 

11/11/20

Alasan Kemiripan Nama Putra-putra Baginda Ali dengan Nama Tiga Khalifah

Dengan merujuk kepada bukti-bukti sejarah, kita akan mengetahui bahwa setelah syahadah Sayidah Zahra as, Imam Ali menikah dengan beberapa wanita dan mempunyai anak dari pernikahan itu. Ketiga nama anaknya itu sama dengan nama-nama ketiga khalifah.

Nama-nama mereka adalah Abu Bakar bin Ali bin Abi Thalib yang merupakan anak dari Laila putri Mas’ud Tsaqafi[i], Utsman yang merupakan anak dari Ummu Banin. Kedua putra Imam Ali ini syahid di medan Karbala dalam rangka membela saudaranya, Imam Husain as[ii]. Dan putra ketiga Imam Ali As adalah ‘Umar.[iii]

Dalam mengkaji sebab-sebab kesamaan nama putra-putra (Baginda Ali ini) dengan nama seseorang hal itu dapat ditinjau dari beberapa sisi:

10/11/20

Hadis Al-Kisa: Ahlulbait Rasulullah saw

Al-Hakim meriwayatkan hadis serupa dari Ummu Salamah yang berkata, "Di rumah saya turun ayat yang berbunyi 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlulbait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya'. Lalu Rasulullah saw mengirim Ali, Fatimah, Hasan dan Husain, dan kemudian berkata, 'Mereka inilah Ahlul Baitku.'" Kemudian, al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih menurut syarat Bukhari."Al-Hakim telah meriwayatkan di dalam kitabnya al-Mustadrak 'ala ash-Shahihain fi al-Hadis: "Dari Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib yang berkata, 'Ketika Rasulullah saw memandang ke arah rahmat yang turun, Rasulullah saw berkata, 'Panggilkan untukku, panggilkan untukku.' Shafiyyah bertanya, 'Siapa, ya Rasulullah?!' Rasulullah menjawab, 'Ahlul Baitku, yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain.' Maka mereka pun dihadirkan ke hadapan Rasulullah, lalu Rasulullah saw meletakkan pakaiannya ke atas mereka, kemudian Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya dan berkata, 'Ya Allah, mereka inilah keluargaku (maka sampaikanlah salawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad).' Lalu Allah SWT menurunkan ayat 'Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai Ahlul Bait, dan mensucikan kamu sesuci-sucinya” (QS 33 ayat 33). Al-Hakim berkata, "Hadis ini sahih sanadnya."

09/11/20

Hadits Tsaqalain dalam Riwayat Syiah

Berikut ini kami akan menyampaikan hadits tsaqalain dari referensi Syiah:

 حدثنا احمد بن زياد بن جعفر الهمداني قال: حدثنا على بن ابراهيم بن هاشم عن أبيه عن محمد بن أبي عمير عن غياث بن إبراهيم عن الصادق جعفر بن محمد عن أبيه محمد بن على عن أبيه على بن الحسين عن أبيه الحسين بن على عليه السلام قال: سئل أمير المؤمنين عليه السلام عن معنى قول رسول الله صلى الله عليه وآله انى مخلف فيكم الثقلين كتاب الله وعترتي من العتره؟ فقال: انا والحسن والحسين والائمه التسعه من ولد الحسين تاسعهم مهديهم وقائمهم لا يفارقون كتاب الله ولا يفارقهم حتى يردوا على رسول الله صلى الله عليه وآله حوضه

Amirul Mukminin Ali as ditanya tentang sabda Rasullullah saw, "Aku tinggalkan bagimu dua perkara yang berat (tsaqalain), kitabullah (al-qur'an) dan itrahku, siapakah itrah? lalu dia (Imam Ali as) berkata: Aku, Hasan, Husain dan sembilan Imam dari keturunan Husain dan yang ke-9 dari mereka adalah al Mahdi dan al-Qa'im, dan mereka tidak akan berpisah dari kitabullah sampai mereka bertemu Rasulullah saw di telaga haudh."