25/06/22

Nasaruddin Umar: The Power of Thanks Giving (Futuwwah)

SEMUA agama memomulerkan pentingnya membangkitkan kesadaran untuk berbagi (thanks giving/futuwwah).Secara literal futuwwah berarti dermawan, mirip dengan kemurahan hati. Futuwwah juga berarti menyucikan, bermurah hati, dan memenuhi janji. Ada juga yang mengatakan futuwwah berarti engkau tidak melakukan sesuatu karena adanya kehormatan dan kedudukannya. Futuwwah juga berarti engkau melakukan sesuatu yang baik beserta ahlinya dan yang bukan ahlinya. Jika dia bukan ahlinya, jadilah engkau ahlinya. 

Kalangan ulama juga ada yang mengartikan futuwwah sebagai seorang hamba yang selalu peduli terhadap urusan orang lain. Inilah yang diisyaratkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. "Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong terhadap sesama saudaranya."

24/06/22

Ghadhab (Marah)

Saudaraku, berusahalah sebisa mungkin untuk tidak marah dan murka. Ukirlah jiwa dan dirimu dengan hiasan kesabaran dan ketabahan. 

23/06/22

Mimpi Bertemu Rasulullah saw

Pernah muncul pertanyaan mengenai mimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw dalam pandangan Syiah. Tentu saja mazhab Syiah mengenal konsep ini. Dalam mazhab Syiah, ada yang meyakini bahwa kita bisa bertemu dengan Nabi Khidhir as secara langsung. Juga ada keyakinan bahwa siapa saja yang mimpi bertemu dengan Rasulullah saw pasti mimpinya itu benar karena setan tidak mungkin bisa menyerupai manusia sesuci Rasulullah saw.

22/06/22

Prinsip Keyakinan dalam agama Islam versi Mazhab Syiah

Sepuluh tahun setelah Nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah, beliau memimpin kafilah jemaah haji. Itulah haji yang pertama, haji yang terakhir. Sepulang dari Makkah, jemaah haji berniat kembali ke daerah mereka masing-masing, tetapi Nabi Muhammad saw memberhentikan jemaah. Yang sudah jauh, dimintanya untuk kembali. Yang belum datang, beliau tunggu. Pada tanggal 18 Dzulhijjah itu, Nabi Muhammad saw meminta para sahabat membuat mimbar dari pelana kuda dan unta, kemudian naik ke atasnya bersama Ali bin Abi Thalib as. Setelah khutbah, Beliau saw bersabda, “Bukankah aku lebih kalian dahulukan dari siapa pun?” Para sahabat menjawab, “Benar ya Rasulallah.” Lalu terdengar Nabi bersabda, “Man kuntu mawlaahu fa hadza ‘Aliyyun mawlaahu. Barangsiapa menjadikan aku mawlanya, jadikan Ali mawla dia juga.”

21/06/22

Siapakah Itrah yang Dimaksud pada Hadits al-Tsaqalain?

Berikut riwayat shahih yang terdapat dalam kitab Ma'ani Al-Akhbar dan kitab 'Uyun Akhbar Al-Ridha:


حدّثنا أحمد بن زياد بن جعفر الهمدانيّ رضي الله عنه قل: حدّثنا عليّ بن إبراهيم بن هاشم، عن أبيه، عن محمّد بن أبي عمير، عن غياث بن إبراهيم، عن الصادق جعفر ابن محمّد، عن أبيه محمّد بن عليّ، عن أبيه عليّ بن الحسين، عن أبيه الحسين عليه السّلم قل: سئل أمير المؤمنين عليه السّلم عن معنى قول رسول الله صلى الله عليه و اله: {إنّي مخلّف فيكم الثقلين: كتاب الله و عترتي} من العترة؟ فقال: أنا، و الحسن، و الحسين، و الائمّة التّسعة من ولد الحسين، تاسعهم مهديّهم و قائمهم. لايفارقون كتاب الله و لا يفارقهم حتّى يردوا عل رسول الله صلى الله عليه و اله حوضه


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ziyad bin Ja'far Al-Hamdani radhiyallahu'anhu ia berkata; telah menceritakan kepada kami 'Ali bin Ibrahim bin Hasyim, dari ayahnya, dari Muhammad bin Abi 'Umair, dari Ghiyats bin Ibrahim, dari Al-Shadiq Ja'far bin Muhammad, dari ayahnya yakni Muhammad bin 'Ali, dari ayahnya yakni 'Ali bin Al-Husain, dari ayahnya yakni Al-Husain 'alaihissalam ia berkata:

20/06/22

Ghirah wa Himyah (Cemburu dan Memelihara)


Saudaraku, janganlah engkau teledor dan lalai dalam menjaga dan memelihara agamamu, kehormatanmu, anak-anakmu dan harta bendamu. Hendaklah engkau senantiasa menolak berbagai bid’ah dari para pembuat bid’ah dan berbagai keraguan para pengingkar agama yang nyata.

19/06/22

Indikator Sikap Tawadhu


Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadh’a yang berarti merendahkan, serta juga berasal dari kata “ittadha’a” dengan arti merendahkan diri. Di samping itu, kata tawadhu juga diartikan dengan rendah terhadap sesuatu. Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Bahkan, ada juga yang mengartikan tawadhu sebagai tindakan berupa mengagungkan orang karena keutamaannya, menerima kebenaran dan seterusnya.