21/05/22

Syukur menurut Para Sufi

Syukur merupakan kata yang lazim diucapkan dalam keseharian masyarakat. Syukur menjadi pembahasan tersendiri dalam kajian tasawuf. Syukur dibahas dengan beragam pandangan orang-orang sufi dalam ar-Risalatul Qusyairiyyah. Pembahasan syukur dalam ar-Risalatul Qusyairiyyah diawali dengan kutipan Surat Ibrahim ayat 7: لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ “Sungguh, jika kalian bersyukur, niscaya Kutambahkan nikmat kalian” (Surat Ibrahim ayat 7).

20/05/22

AIR HAKIKAT [by Kuswaidi Syafiie]

Di dalam kitab Matsnawi karya Maulana Jalaludin Rumi (1207-1273 M) dituturkan bahawa ada seseorang yang sangat dahaga dilecut oleh keinginan yang kuat untuk mendapatkan air. Orang itu berdiri di sebuah tembok yang tinggi. Di bawahnya sana ada sebuah sungai dengan air yang sangat jernih mengalir. Air itu berkecipak-kecipak, semakin mengukuhkan dahaga orang itu.

Orang yang dahaga itu adalah simbol bagi seorang salik atau bagi siapa pun yang sedang menempuh perjalanan rohani menuju kepada Allah Ta'ala. Tembok yang sangat tinggi itu tak lain merupakan lambang bagi segala hijab yang menjadi penghalang antara si salik dengan hadiratNya. Dan air yang jernih di sungai itu adalah isyarat yang mengacu kepada hakikat.

19/05/22

Menjaga Kesucian Pasca Ramadhan

Sudah kita tinggalkan bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Imam Ali Zainal Abidin as. Cucu Rasulullah Saw selalu meninggalkan bulan Ramadhan dengan penuh kesedihan. Dengan air mata yang tidak henti-hentinya membasahi wajah yang mulia, beliau mengucapkan salam perpisahan pada bulan Ramadhan. Ia berpisah dengan bulan yang telah menyertainya dalam mengabdi kepada Allah. Bulan yang menebarkan harapan hamba dari ampunan Tuhan. Bulan yang didalamnya orang-orang saleh membersihkan hati dengan air mata taubat dan penyesalan. Bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih utama dari seribu bulan. Seperti Imam Ali Zainal Abidin as, marilah kita ucapkan salam perpisahan kepada Ramadhan:

18/05/22

Menjamak Shalat

Muslim Syiah dianggap meremehkan shalat wajib dan suka menggabung-gabungkan shalat. Perlu diketahui bahwa menggabungkan shalat  disebut  dalam  istilah fiqh sebagai shalat  jama’. Di bawah ini disebutkan hadis-hadis shahih tentang shalat jamak, bukan karena  halangan  atau  karena perjalanan.

17/05/22

Bersujud di Atas Tanah Karbala

Nabi Muhammad SAW berkata  kepada  salah  seorang  di  antara  Aisyah atau  Ummu  Salamah:  Baru  saja  datang  malaikat  yang tidak  pernah  datang  kepadaku  sebelumnya.  Ia  berkata: Anakmu  Husain  akan  terbunuh.  Kalau  engkau  mau aku  perlihatkan  padamu  tanah  yang  disitu  ia  terbunuh.

Kemudian ia mengeluarkan tanah merah (Musnad Ahmad bin  Hanbal,  hadis  Ummu  Salamah  25985).  Al-Awza’i, guru  Abu  Hanifah,  bila  bepergian  ia  membawa  tanah Madinah untuk tempat sujudnya.

16/05/22

Ridha Ilahi (bagian 3)

Orang yang Menyangka dirinya ‘Alim

Salah satu tanda yang tertipu oleh sangkaan sendiri adalah orang yang menyangka atau merasa dirinya alim (pandai), padahal sesungguhnya dia adalah orang yang paling bodoh dan jahil. Rasulullah SAW bersabda, ”Barangsiapa yang berkata: Aku ini 'alim, maka sebenarnya dia itu bodoh.” (Bihârul Anwâr 2: 110).

15/05/22

Ridha Ilahi (bagian 2)

Dalam kedamaian hati, lelaki bertubuh tegap itu sejenak terdiam. Ia sudah hampir sampai di dekat Ka’bah. Ia pandang dari kejauhan para penziarah Kabah datang dengan senyum kebahagiaan; kebahagiaan hendak berjumpa dengan rumah Tuhan. Ia menatap lempang bangunan Ka’bah dengan kerinduan yang tulus. Sering ia berkunjung ke Ka’bah, tetapi kunjungannya hari itu terasa lain bagi dirinya. Ia merasakan kehadirannya saat itu begitu sangat membahagiakannya. Wajahnya tengadah ke langit; mulutnya bergetar menahan haru karena rasa syukur dapat berjumpa dengan bulan yang sangat dicintai Allah, yaitu bulan haji.