23/07/22

Al-Quran Ditransmisikan secara Mutawatir?

Dalam buku “Rekonstruksi Islam Historis,” saya mendiskusikan secara detail bukti-bukti material berupa manuskript kuno yang menunjukkan preservasi (kodifikasi dan pemeliharaan) al-Qur’an yang terjadi secara sangat awal. Bukti manuskrip kuno juga memperlihatkan teks al-Qur’an telah stabil lebih awal dari hipotesis yang dikemukakan John Wansbrough. Jadi, tesis radikal Wansbrough tidak dapat dipertahankan! 

Yang tidak bisa dibuktikan oleh manuscript kuno ialah apa yang terjadi sebelum al-Qur’an dikodifikasikan dalam satu mushaf. Taruhlah, misalnya, al-Qur’an yang ada sekarang merupakan preservasi dari mushaf yang dibukukan pada masa Usman (jika kita mengabaikan proyek “mushaf kedua” yang diprakarsai Hajjaj bin Yusuf). Bukti-bukti material tak dapat digunakan untuk menjawab apakah “mushaf Usmani” merupakan preservasi al-Qur’an yang diproklamirkan Nabi.

22/07/22

Sunan Bonang Bertarung dengan Blacak Ngilo

Sunan Bonang begitu murka ketika mendengar santri utusannya di penggal lehernya oleh Blacak Ngilo. Ini kisah Sunan Bonang yang bertarung dengan seorang pendekar sakti mandraguna yang menghabiskan waktu hingga tujuh hari tujuh malam ini terdapat dalam buku sejarah Sunan Bonang Wali Keramat.

Suatu ketika dikisahkan ada padepokan bernama sentono yang dipimpin oleh Blacak Ngilo. Blacak Ngilo adalah bekas prajurit Majapahit yang melarikan diri akibat perang saudara.

21/07/22

Hadis Palsu tentang Siksaan buat Perempuan yang Kelihatan Rambutnya

Banyak beredar kisah yang diriwayatkan sebagai berikut:

Imam Ali menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah Saw menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah Saw menangis. Beliau Saw menjawab, “Pada malam aku di-isra’- kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.

20/07/22

Kristen dan Abbasiyah

Keterlibatan Kristen dalam pemerintahan Abbasiyah sudah ditulis oleh banyak sarjana, baik dalam bahasa Arab ataupun Inggris. Misalnya, Suhail Qasya menulis buku berjudul “al-masihiyyun fi al-dawlah al-Islamiyah” (2002) atau buku A.S. Tritton berjudul “The Caliphs and Their non-Muslim Subjects” (1970). 

Dalam buku “Wuzara’ al-nashraniyyah wa-kuttabuha fi al-islam,” Louis Cheikhu mencatat 75 wazir dan 300 sekretaris Kristen dalam pemerintahan Islam awal. Tahun 2011, saya sendiri pernah menulis artikel “The public role of dhimmis during ‘Abbasid times” dalam Bulletin of the School of Oriental and African Studies (BSOAS).
 
BSOAS merupakan jurnal terkemuka terbitan University of London yang mengklaim hanya menerbitkan karya riset orisinil. Sebuah jurnal yg tak mudah ditembus bahkan oleh profesor senior sekalipun. Maaf, nyombong dikit: Saya sudah menerbitkan tulisan di jurnal ini ketika masih mahasiswa S3 di Chicago (mahasiswa perlu membuktikan bisa nulis di jurnal peer-reviewed, bukan sekadar menilai diri sendiri paling rasional di wall FB).

19/07/22

Partisipasi Kristen dalam Diskursus Hukum

Artikel “The public role of dhimmis during ‘Abbasid times” dimulai dengan perbincangan soal kepemimpinan non-Muslim sebagai wazir dalam diskursus fikih. Saya mendiskusikan perdebatan fikih itu untuk menunjukkan bahwa, dalam banyak hal dan ini salah satu contohnya, diskusi fikih adalah satu hal dan kenyataan historis adalah hal lain. Poin ini akan menjadi jelas di bagian akhir tulisan ini.

18/07/22

Muawiyah dan Kristen

Dalam tulisan pengantar terkait partisipasi Kristen dalam sejarah Islam awal, saya mengatakan pernah menulis sebuah artikel mendiskusikan peran politik kalangan non-Muslim, terutama Kristen dan Yahudi, dalam pemerintahan Abbasiyah. Artikel itu akan saya ulas dalam tulisan lain. 

Dalam bagian ini, saya bermaksud membicarakan peran dan partisipasi orang-orang Kristen pada awal pemerintahan dinasti Umayyah. Dituturkan oleh al-Ya’qubi dalam “Tarikh”-nya, Muawiyah, pendiri dinasti Umayyah di Damaskus, adalah orang pertama yang mempekerjakan orang-orang Kristen dalam pemerintahannya.

Umar I dan Kristen

Dalam tulisan seri ke-10, saya menyebut selintas bentuk-bentuk persekusi dan diskriminasi yang dialami non-Muslim, termasuk dan terutama Kristen, yang direkam dalam sumber-sumber Muslim awal. Juga, dalam seri ke-8, diberikan contoh bagaimana khalifah Umar bin Khattab melarang Sahabat Abu Musa al-Asy’ari mengangkat seorang Kristen sebagai sekretarisnya.

17/07/22

Hubungan Agama Negara

Dalam tulisan berseri ini, walaupun masih akan berlanjut, kita sudah dalam posisi bagus untuk berefleksi perihal apa yang bisa dipelajari dari keterlibatan non-Muslim, terutama Kristen, dalam sejarah pemerintahan Islam awal. Tentu saja refleksi tipis-tipis ini dapat dikembangkan sesuai sudut pandang atau perspektif kita masing-masing.