15/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (12): Kitab al-Thaharah Imam Khumaini tentang Siti Aisyah

image

Buku MMPSI (Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia) menyatakan :

Dalam kitab al-Thaharah (jilid 3 hal. 457), pemimpin Revolusi Iran, al-Khomeini menyatakan bahwa Aisyah, Thalhah, Zubair, Muawiyah, dan orang-orang sejenisnya meskipun secara lahiriah tidak najis, mereka lebih buruk dan menjijikkan daripada anjing dan babi” (hal. 33)

Tanggapan :

Pernyataan MMPSI di atas tak lebih hanyalah prasangka karena sudah diliputi dengan “kebencian” terhadap syiah. Ada pepatah, “kalau kita sudah  membenci seseorang, perbuatan baiknya pun akan terlihat buruk”, apalagi jika menemukan orang yang kita benci seolah-olah berbuat salah. Kemudian, kelihatannya MMPSI tidak ingin bersusah payah memahami kitab-kitab ulama syiah untuk menemukan makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis.

14/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (11): Tuduhan Nabi di Racun Siti Aisyah dan Hafshah

image

Buku MMPSI (Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia) menyatakan: "Al-Iyyasi dalam tafsirnya, dan al-Majlisi dalam Bihar al-Anwar, menyatakan bahwa meninggalnya Rasulullah saaw karena telah diracun oleh Aisyah dan Hafshah.” (hal. 33)

Tanggapan :

MMPSI melakukan kedustaan. Tidak ada disebutkan di dalam Tafsir Iyyasi dan Biharul Anwar bahwa Nabi saaw meninggal karena diracun oleh Aisyah dan Hafshah. Ini adalah kebohongan yang yang diada-adakan oleh MMPSI untuk menfitnah syiah.  Berikut saya kutipkan riwayat dari Tafsir Iyyasi yang juga disebutkan oleh al-Majlisi dalam Biharul Anwar :

13/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (10): Tentang Murtadnya Sahabat

image

 Setelah menuduh Syiah mengafirkan Khalifah Abu Bakar dan Umar, berikutnya MMPSI menuduh syiah mengafirkan semua sahabat, kecuali beberapa orang saja dengan bersandar pada riwayat Syaikh al-Kulaini. MMPSI menyatakan:

“Ulama syi’ah lainnya, al-Kulaini mengatakan bahwa seluruh sahabat itu murtad setelah Nabi saw wafat, kecuali tiga orang, al-Miqdad bin al-Aswad, Abu Dzar al-Ghiffari, dan Salman al-Farisi.” (hal. 33)

Tanggapan :

Ini adalah salah satu hadis yang sering dipropagandakan kelompok anti syiah, tapi dengan menyelewengkan maknanya. MMPSI juga melakukan teknik ini, sebagaimana kita lihat pada kasus-kasus sebelumnya. Dan kini MMPSI megulanginya lagi dalam kasus “mutadnya sahabat” yang mana MMPSI memotong bagian akhir riwayat ini.

12/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (9): Penyimpangan Paham Tentang Mengafirkan Sahabat Nabi

image

Setelah mengulas tentang tahrif Alquran, sekarang kita beralih pada bagian kedua tuduhan MMPSI tentang penyimpangan syiah, yakni mengafirkan sahabat Nabi. Tuduhan ini juga bukan propaganda baru bagi syiah, walaupun tentunya lagi-lagi tuduhan ini berdasarkan data yang manipulatif dan disinformatif.

Ketahuilah, Islam melarang keras mengafirkan dengan sembarangan siapapun kaum muslimin, bukan hanya para sahabat. Apakah menurut MMPSI, boleh mengafirkan kaum muslimin selain sahabat, seperti yang dilakukan oleh kaum takfiri, yang tercium juga aromanya pada buku MMPSI ini. Jadi pembatasan kepada sahabat, tidak pada tempatnya dalam ajaran Islam. Karena itulah syiah tidak sembarangan melakukan pengkafiran kepada sesama kaum Muslimin—apalagi kepada para sahabat— tanpa dalil-dalil yang valid dan otentik, bukan berdasarkan pada dugaan, prasangka atau propaganda semu. Karena syiah menyadari mengafirkan seseorang akan memiliki konsekuensi hukum yang luar biasa dalam agama Islam.

11/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (8): Thabarshi dan Nimatullah al-Jazairi

image

Ahmad bin Ali at-Thabarshi

Berikutnya, ulama syiah yang dituduh MMPSI mempercayai tahrif Alquran adalah Ahmad bin Ali al-Thabarshi. MMPSI menyatakan: “Abu Manshur Ahmad bin Ali al-Thabarshi, seorang tokoh syiah abad ke-6 H menegaskan dalam kitab al-Ihtijaj, bahwa Alquran yang ada sekarang adalah palsu, tidak asli, dan telah terjadi pengurangan” (halaman 25-26).

Tanggapan :

Pernyataan di atas merupakan kesimpulan dari Kitab al-Ihtijaj juz 1/156 karya at-Thabarshi. Namun, setelah dicermati, ternyata MMPSI ini lagi-lagi melakukan penyimpangan. Terlepas dari kualitas riwayat yang dibawakan, At-Thabarshi tidak menyatakan demikian.

10/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (7) : Al-Majlisi dan Al-Qummi

image

 Allamah al-Majlisi

Ulama lain yang dinyatakan meyakini tahrif Alquran oleh MMPSI adalah Allamah al-Majlisi pengarang buku Mir’atul Uqul. MMPSI menyatakan :

§  Al-Majlisi mengatakan dalam kitab Mir’atul Uqul Syarh al-Kafi, menyatakan bahwa Alquran telah mengalami pengurangan dan perubahan.” (hal. 25).

Tanggapan :

Anggapan tersebut dinisbatkan berdasarkan pada pernyataan Allamah Al-Majlisi dalam Kitab Mir’atul Uqul fi Syarh Akhbar Aali al-Rasul  juz 12/525. Perlu diketahui kitab ini adalah adalah kitab yang mengomentari kitab Al-Kafi karya Syaikh al-Kulaini. Dan pada bagian yang disebutkan ini beliau sedang mensyarah hadis al-kafi yang menyebutkan tentang diturunkan Alquran dari Jibril sebanyak 17.000 ayat.

Wahabi atau Syiah? [by Muhammad Nuruddin]

Saya orang Sunni, nyantri di pesantren Sunni, dan kuliah di kampus Sunni. Sampai detik ini, dan insya Allah sampai akhir hayat, saya akan memegang teguh ajaran kesunnian itu. Tapi, kalau disuruh memilih untuk menjadi Wahabi atau Syiah, terus terang saya lebih simpatik pada ulama-ulama Syi'ah, ketimbang tokoh-tokoh Wahabi. Apa gerangan yang membuat saya lebih tertarik pada kelompok pertama itu? Barangkali, ini alasan yang sangat subjektif. Tapi, subjektivitas yang beralasan kadangkala bisa dijadikan bahan pertimbangan oleh sebagian orang.  

09/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (6): Penyimpangan Ajaran Syiah

 image

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hujurat : 12)

Kita telah membedah dua bab dari isi Buku MMPSI ini, dan anda sudah menyaksikan bagaimana penyimpangannya. Maka kini masuklah kita pada Bab IIItentang Penyimpangan Ajaran Syiah