22/01/22

Belajar Tasawuf: Tadzakkur [by Dr Khalid Al-Walid]

"Dialah yang memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kekuasaan)-Nya dan menurunkan untukmu rezeki dari langit. Dan tiadalah mendapat pelajaran kecuali orang-orang yang kembali (kepada Allah)." (QS 40: 13) 

Ayat ini menjadi bukti bahwa manzilah mengingat (tadzakkur) adalah setelah manzilah kembali (al-inabah). Mengingat di atas berfikir karena berfikir berarti menuntut sesuatu. Sedangkan mengingat berarti sudah ada (wujud). 

21/01/22

Belajar Tasawuf: Tafakkur [by Dr Khalid Al Walid]

Allah Swt berfirman, "Dan kami turunkan padamu al-Qur'an untuk memberikan penjelasan pada manusia apa-apa yang sebelumnya telah diturunkan untuk mereka agar mereka berfikir" (QS 16:44). 

Ketahuilah bahwa sesungguhnya tafakkur adalah sentuhan mata bathin untuk memahami hakikat. Ada tiga manzilah (tahapan) pada tafakkur ini. 

19/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (16): Penyimpangan Syiah, Mengafirkan Umat Islam

 image

Pada bagian ketiga tentang penyimpangan Syiah, MMPSI (Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia) mencoba menggiring pembacanya dengan menuduh syiah mengafirkan umat Islam selain syiah, termasuk ahlussunnah wal jamaah. 

Dalam hal ini, MMPSI menurunkan beberapa kutipan dari buku-buku syiah untuk menegakkan hujjahnya. Namun sayang, Tuduhan ini di dasarkan kepada beberapa riwayat lemah dan pendapat yang keliru dipahami serta diselewengkan maknanya. Berikut ini akan di bahas kutipan MMPSI dari kitab-kitab syiah tersebut. 

Semua Orang Selain Syiah adalah Anak Pelacur

MMPSI dengan mengutip kitab Raudhah min al-Kafi, vol.8 h.227 menyatakan :

“Seorang ulama Syiah, al-Kulaini mengatakan dalam kitabnya bahwa semua umat Islam selain syiah adalah anak pelacur. (hal. 43) 

Tanggapan :

Tentang hadis di atas, MMPSI keliru dalam memahami riwayat dari Syaikh al-Kulaini tersebut dan melakukan penyimpangan terhadap makna ‘pelacur’ dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Kulaini. Kekeliruan itu disebarkan dengan cara memotong-motong hadis tersebut sehingga terkesan buruk. Karena itu, untuk mendapatkan makna sesungguhnya, kita tuliskan teks yang dipotong tersebut. Berikut hadisnya :  

18/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (15): Siti Aisyah, Thalhah, Zubair, dan Peristiwa Terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan

image

MMPSI (Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia) menyatakan bahwa Sayid Syarafuddin Al-Musawi di dalam bukunya Dialog Sunnah-Syiah, hal. 357 menyatakan “Aisyah mempropokasi khalayak dengan memerintahkan mereka agar membunuh Usman bin Affan. ‘Bunuhlah Na’tsal karena ia sudah kafir!’.” (hal. 35)

Emilia Renita dalam bukunya 40 Masalah Syiah, hal. 83 menyatakan : “Aisyah, Thalhah, Zubair, dan sahabat-sahabat yang satu aliran dengan mereka memerangi Imam Ali as. Sebelumnya, mereka berkomplot untuk membunuh Usman” (hal-35-36)

Di dalam buku Antologi Islam, tim penulis syiah menyatakan bahwa : “Para pemimpin itu [Aisyah, Thalhah, Zubair, dan lain-lain] tidak menuntut balas atas darah Usman karena mereka sendiri yang ada di balik persekongkolan itu. Mereka berpura-pura melakukan hal itu sebagai cara menjatuhkan kekhalifahan Imam Ali” (hal. 36)

Setelah menuliskan hal-hal tersebut kemudian MMPSI menegaskan bahwa :

Semua itu adalah tuduhan dusta dan fitnah yang sangat keji kepada sahabat Nabi yang berdasarkan imajinasi dan cerita-cerita bohong, serta bentuk penodaan terhadap agama dan sejarah Islam.” (hal-36) 

Tanggapan :

MMPSI menuduh ulama dan penulis syiah melakukan tuduhan dusta serta fitnah yang keji kepada sahabat Nabi saaw. MMPSI juga menganggap cerita di atas sebagai imajinasi dan cerita bohong penulis syiah. Benarkah demikian?

17/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (14): Menfitnah Sayidah Aisyah Tidak Pantas Sebagai Ummul Mukminin

image

MMPSI (Mengenal & Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia) menyatakan bahwa syiah: “Melecehkan dan menfitnah Sayidah Aisyah ra tidak pantas menjadi Ummul Mukminin” (hal. 34)

Tanggapan :

MMPSI melontarkan tuduhan di atas kepada syiah telah berdasarkan buku Antologi Islam (2012: 59-60, dan 67-69), padahal buku tersebut tidak ada menyatakan demikian. Yang ada adalah bahwa buku tersebut menolak Sayidah Aisyah—dan juga isteri-isteri Nabi saaw yang lain—sebagai ahlul bait yang disucikan Allah swt dalam Q.S. al-Ahzab : 33.

Buku Antologi Islam tersebut bukan menolak Aisyah sebagai Ummul Mukminin, tetapi menolak argumentasi sunni yang menyatakan bahwa kedudukan sebagai ummul mukminin, membuat Aisyah—atau isteri Nabi saaw yang lain—dapat dimasukkan sebagai ahlul bait yang disucikan Allah swt.

16/01/22

Mengkritisi Buku Panduan MUI (13): Menjawab Tuduhan bahwa Abu Bakar dan Umar adalah Iblis

 image

Berikutnya, buku MMPSI (Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia ) juga menuduh buku-buku syiah yang berbahasa Indonesia atau terjemahan serta buletin-buletin yang disebarkan oleh komunitas syiah telah menfitnah, menjelek-jelekkan, melaknat, bahkan mengafirkan sahabat Nabi saaw. MMPSI menyatakan: “Di Indonesia, berbagai publikasi syiah telah menfitnah, menjelek-jelekkan, melaknat, bahkan mengafirkan sahabat Nabi.”  (hal. 34)

Setelah menuliskan itu, MMPSI kemudian mengutip beberapa potongan kalimat dari buku-buku yang ada, diantaranya adalah MMPSI menyatakan bahwa syiah sebagaimana terdapat dalam buku Abbas Rais Kermani yang berjudul “Kecuali Ali”, hal. 155-156,Menyebut Abu Bakar dan Umar sebagai Iblis” (hal. 34)

Tanggapan :

MMPSI menuduh syiah menganggap Abu Bakar dan Umar sebagai Iblis berdasarkan pada buku terjemahan karya Abbas Rais Kermani, Kecuali Ali, hal. 155-156. Padahal tidak ada pada buku itu pernyataan ulama syiah yang menyatakan demikian. Yang ada adalah riwayat tentang dialog antara Abu Bakar, Umar dan orang yang tak dikenal, yang menyebut mereka Iblis.