30/07/22

Delapan Kesalahan dalam Mengkaji dan Menilai mazhab Syiah [by Muhammad Bhagas, S.Ag]

Secara umum, ada beberapa faktor mengapa terjadi kesalahan dalam mengkaji dan menilai mazhab Syiah. 

Pertama, mempelajari Syi'ah dari sumber-sumber yang ditulis non-Syi'ah, baik klasik maupun kontemporer dan pada saat yang sama mengabaikan pendekatan muqaran (perbandingan) dan tarikihi-naqdi (historis-kritis). 

29/07/22

Meninjau Ulang Hadits Nabi Muhammad SAW Berkhutbah dengan Mata Memerah, Suara Lantang dan Marah

 بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم صل على سيدنا محمد وآل سيدنا محمد

Ini redaksi hadits yang dimaksud tercatat di Shahih Muslim:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ (وآله) وَسَلَّمَ إِذَا خَطَبَ احْمَرَّتْ عَيْنَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ 

“Apabila Rasulullah SAW menyampaikan khutbah, kedua mata beliau memerah, suara beliau lantang dan emosional kemarahan beliau menguat (membara/berkobar-kobar)”.

Terlepas adanya perbedaan apakah maksud hadits di atas khutbah apa pun atau khutbah Jum‘at saja, yang jelas dalam mensyarah hadits ini ada ulama yang mengatakan: itu menunjukkan istimrar (terus menerus, berkesinambungan). Jadi, hadits itu dimaknai seakan-akan begitulah kebiasaan perangai yang ditampakkan Rasulullah Muhammad SAW setiap kali menyampaikan khutbah. Hadits inilah yang dijadikan dalil Pak Bahar bin Smith untuk mejustifikasi gayanya dalam berceramah.

28/07/22

Kelompok yang Didoakan Malaikat Pemikul ‘Arasy

                 Sidang jumat...        

Isra dan Miraj tidak banyak diceritakan dalam Al-Quran. Kisah ini hanya disebut dalam dua tempat. Isra’ disebut pada ayat pertama surat Bani Israil:

Mahasuci Allah yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid al-Haram ke Masjid al-Aqsha, yang Kami berkati di sekitarnya, untuk kami perlihatkan tanda-tanda keagungan Kami. Sesungguhnya Ia Maha Mendengar dan Maha Melihat.”

Mi’raj disebut pada surat An-Najm ketika Allah mengisahkan perjumpaan Rasulullah dengan Jibril di ufuk yang tinggi.

27/07/22

Dari Literatur Syiah ke Marjaiyyah by MIFTAH F. RAKHMAT]

 ALKISAH, seorang anak ditanya oleh ayahnya. Sang ayah adalah seorang alim besar pada zamannya. Ingin jadi apakah kau ketika besar nanti? “ Aku ingin menjadi sepertimu,” jawab si anak. “Salah besar anakku, bercita-citalah untuk meniru Imam Jafar Shadiq. Dengan begitu, walaupun 1 % cita-citamu itu tercapai, engkau sudah jauh  lebih baik dariku.” 

Cerita di atas menggambarkan sebuah tradisi keilmuan dalam mazhab Ahlulbait. Tentu yang dimaksud dengan Ahlul Bait di sini adalah mazhab Syiâh Imamiyyah. Walaupun saya pribadi cenderung memisahkan antara kedua istilah itu.  Ahlul Bait adalah pusaka peninggalan Rasulullah untuk umatnya, karena itu ia tidak terbatas  hanya kepada Syiâh saja.

26/07/22

Hadis tentang Asyura dan Syahadah Imam Husain as

 

قال النبيٌُّ (ص):

إن لقتل الحُسين حرارةٌ في قلوب المؤمنين لا تبرد أبداً

Bersabda Rasulullah Saw: “Sungguh, pada hati setiap orang beriman, karenasyahadah Imam Husain as, ada getar yang tak pernah berhenti selamanya.” (Mustadrak al‑Wasail, vol. 10, pg. 318.)

 

قال الرضا (ع):

مَن كان يوم عاشوراء يوم مُصيبته وحُزنه وبُكائه يجعل الله عزَّ وجل يوم القيامة يوم فرحه وسروره

Imam Ridha as: “Barangsiapa menjadikan hari Asyura hari dukacitanya, hari musibah dan tangisannya, Allah Ta’ala akan jadikan hari kiamat, hari bahagia dan sukacitanya.” (Bihar al‑Anwar, vol. 44, pg. 284.)

25/07/22

Sufi: Raja Sejati [by KH Jalaluddin Rakhmat]

 Salah seorang bintang sufi terbesar dalam sejarah bernama Abu Ali Al-Fudhail bin Iyadh. Ia lebih terkenal dengan nama Fudhail. Fudhail  semula adalah seorang perampok yang merampas harta orang-orang di pertengahan jalan. Ia seorang highway man yang merampok pejalan yang sedang berdagang antara Merf dan Baward. Yang menarik dari Fudhail  ialah bahwa di tengah kejahatan yang ia lakukan, ia lebih memilih untuk merampas harta benda orang yang kaya. Ia tak pernah mengambil harta benda orang yang miskin. Ia juga sering membagikan kekayaan yang dirampoknya untuk membantu orang miskin. Fudhail bin Iyadh adalah sejenis Robin Hood di masa lalu.

24/07/22

Al-Uns dalam Kajian Tasawuf

Uns secara bahasa berarti jinak, senang. Sedangkan di dalam kitab at-Ta’arruf li madzhabi ahli at-Tashawwuf terdapat beberapa pendapat para sufi berkenaan dengan uns. Diantaranya adalah

  • Imam al-Junaid : Uns adalah hilangnya rasa malu namun beserta masih adanya rasa takut. Maksud dari “hilangnya rasa malu” yaitu sekiranya rasa berharap (roja’) itu lebih unggul daripada rasa takut.
  • Dzun Nun al-Mishri : Uns adalah kegembiraan pecinta (muhibb) pada yang dicinta (mahbub).
  • Ibrohim al-Marostani: Uns adalah riangnya hati yang tertuju pada yang dicintai.
  • Imam asy-Syubliy : Uns adalah kemurungan/rasa kesepian (saat jauh) dariNya.