08/04/23

Tadabbur al-Quran (14): Syahwat [KH Dr Kholid Al Walid]

 زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ

"Dijadikan indah bagi manusia kecintaan pada aneka kesenangan yang berupa perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik." (Āli ‘Imrān [3]:14) 


Dalam ayat ini Allah SWT menghiasi diri manusia dengan satu elemen yang disebut syahwat. Secara bahasa, syahwat artinya menyukai dan menyenangkan (shahiya, shaha-yasha atau shahwatan). Sedangkan secara istilah, syahwat adalah kecenderungan jiwa terhadap apa yang dikehendakinya (nuzu’an nafs ila ma turiduhu). Dalam al-Quran, kata syahwat terkadang dimaksudkan untuk obyek yang diinginkan.
 

07/04/23

Tadabbur al-Quran (13) Memahami Manusia dalam al-Quran: Qalb dalam Alquran [by KH Dr Kholid Al Walid]

Beragam term terkait Qalb kita dapati dalam al-Quran, masing-masing memiliki makna tersendiri dan al-Quran menggunakan setiap istilah itu dengan tujuan khusus.

Pertama, Al-Shadr (dada). Merupakan bagian terluar dari qalb yang umumnya mengindikasikan perasaan atau emosi pada diri seseorang. Kadang ada yang memaknainya dengan kata جدار القلب (dinding hati) karena merupakan lapisan terluar bagi hati. Melalui shadr ini keluar masuknya maklumat, bahkan bisikan-bisikan syaithaniyyah. Javad Nurbakhsy menyebutya sebagai ruang pertahanan bagi qalb dalam menghadapi pertempuran dengan bisikan kebatilan. Jika kebatilan yang menang maka muncul kecenderungan terhadap keburukan pada qalb. Sempit dan lapangnya perasaan seorang hamba terjadi di ruang ini. Al-Qur'an menyebutkan:

Smith and Proyek Rethinking Agama [by Munim Sirry]

Setelah tiga karya pertamanya yang berbicara tentang Islam, sejak tahun 1960-an Wilfred Cantwell Smith mulai “merambah jalan baru” (pinjam frasa bang Fachry Ali) mendedah istilah-istilah kunci dalam studi agama. Misalnya, kata “faith”, “belief”, “religion”, “religious truth”, “religious tradition”, “religious experience”, dan seterusnya. Kesarjanaannya beranjak dari studi Islam menuju studi agama-agama, dari seorang Islamisis (ahli Islam) menjadi comparativis (ahli perbandingan agama). 

06/04/23

Tadabbur al-Quran (12) Memahami Manusia dalam al-Quran: Qalb [by Dr Kholid Al Walid]

Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya: "Ya Rasulullah kenapa qalb disebut qalb?" Rasulullah Saw bersabda: "qalb disebut qalb karena muqallab (berbolak-balik)." ('Ilal al-Syara'i).

Qalb memiliki dua bentuk; yang pertama bermakna jantung secara fisik dan yang kedua bermakna hati yang bersifat non-fisik. Rasulullah Saw bersabda:

05/04/23

Taddabur al-Quran (11) Memahami Manusia dalam al-Quran: Akal [by Dr Kholid Al Walid]

Elemen sangat penting yang Allah lengkapi manusia dengannya adalah akal. Akal merupakan daya berfikir yang ada pada diri manusia, berfikir adalah proses dari tidak tahu menjadi tahu. Bagi filosof, akal merupakan diferensial (pembeda) dari seluruh makhluk lainnya. Tanpa akal ini, manusia tidak lebih dari binatang sebagai  "jismun mutaharrikun bil irodah" (raga yang bergerak dengan keinginan).

Smith dan Fase Awal Studi Islam [by Munim Sirry]

Di kalangan sarjana Barat kontemporer, kontribusi Wilfred Cantwell Smith lebih menonjol dalam bidang perbandingan agama ketimbang studi Islam. Hal itu dapat dipahami karena dari 13 karnyanya hanya 3 buku yang secara khusus berbicara tentang Islam, dan 1 buku berupa kumpulan tulisan. Dalam karya masterpiece-nya “The Meaning and End of Religion” yang terbit tahun 1963, Islam (hanya) didiskusikan dalam 1 bab dari 8 bab. Bab ke-4 buku itu berjudul “The Special case of Islam.”

04/04/23

Manazil al-Sairin, Manzilah al-Tawakkal [by Kholid Al Walid]


 "Dan bertawakkallah kepada Allah sekiranya kamu termasuk orang yang beriman" (QS 5:23).

Tawakal adalah mewakilkan seluruh urusan kepada pemiliknya. Manzilah ini adalah Manzilah yang paling sulit bagi awwam karena awwam menisbahkan urusan kepada dirinya, namun Manzilah paling mudah bagi kalangan Khusus. Bagi kalangan awwam pandangan umumnya terhijabi oleh pemberian Allah atasnya kemampuan, aqal dan kekuasaan. Sehingga melihat segala sesuatu yang dirinya lakukan dan miliki dinisbatkan sebagai hasil dari usaha dirinya. Hal ini adalah wahm yang meliputi awwam padahal seluruh urusan itu bukanlah berada ditangannya. 

03/04/23

Manazil al-Sairin, Manzilah Ketulusan (al-Ikhlas) [by Kholid Al Walid]

Manzilah keempat dari Manzilah al-Mua’amalat. “Tidaklah kecuali semata hanya untuk Allah agama yang tulus” (QS 39:3). Tidaklah agama yang murni dari segala jenis elemen riya', keburukan dari ujub, penghiasan dan sepertinya kecuali semata hanya untuk Allah. Inilah makna ketulusan, yaitu penyucian perbuatan dari segala penghalang.

02/04/23

Tadabbur al-Quran (10) Memahami Manusia dalam al-Quran: Fitrah [by KH Dr Kholid Al Walid]

Allah SWT melengkapi manusia dengan beragam perangkat untuk hidup di dunia dan menjadi jalan kembali menuju-Nya. Satu di antara perangkat itu adalah fitrah. 

Fitrah dapat bermakna suci atau mencipta. Sebagaimana hadis Nabi Muhammad Saw, "Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah..." Demikian juga Allah menyebutkan: 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ فَاطِرِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ جَاعِلِ الْمَلٰۤىِٕكَةِ رُسُلًاۙ 

 Segala puji bagi Allah, Pencipta langit dan bumi yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan..." (QS Fāṭir [35]:1)

Manzilah Penghormatan (al-Hurmah) [by Kholid Al Walid]

"Dan barangsiapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya" (QS 22:30).

Penghormatan adalah menjaga dan mengagungkan hak-hak yang ada pada al-Haqq. Dalam penjelasan Syaikh: Penghormatan adalah perendahan diri dari penentangan dan hal yang dilarang (al-Mujasaraat).