زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Dalam ayat ini Allah SWT
menghiasi diri manusia dengan satu elemen yang disebut syahwat. Secara bahasa,
syahwat artinya menyukai dan menyenangkan (shahiya, shaha-yasha atau
shahwatan). Sedangkan secara istilah, syahwat adalah kecenderungan jiwa
terhadap apa yang dikehendakinya (nuzu’an nafs ila ma turiduhu). Dalam
al-Quran, kata syahwat terkadang dimaksudkan untuk obyek yang diinginkan.