Bagian 6
Tidak jarang kita merasa jawaban atas doa-doa yang kita panjatkan tidak kunjung tiba. Harapan yang selama ini selalu terselip dalam untaian permohonan belum juga menampakkan wujudnya. Sedih rasanya dan hampir-hampir kita berputus asa.
Namun pernahkah kita
sadari bahwa seperti hal-hal lainnya, doapun memiliki ketentuan dan syarat.
Memenuhi ketentuan dan syarat merupakan hal penting bagi terkabulnya doa. Ada
20 Syarat bagi Doa:
Pertama, Ma'rifatullah.
Bahwa hal yang paling mendasar adalah keyakinan akan kemampuan Allah SWT untuk
mewujudkan apapun yang diharapkan seorang hamba.
"Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku.” (QS :186)
Rasulullah Saw bersabda:
"Sekiranya kamu mengenal Allah dengan ma'rifat yang benar maka do'amu
mampu menggerakkan gunung-gunung".
Kedua, Berprasangka baik
pada Allah. Bagaimana pun keadaan kita. kita harus yakin bahwa Allah mendengar,
menerima dan mengabulkan doa yang kita panjatkan.
"Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah
kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. (QS 39:53)
"Syaitan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan
karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengeahui.” (QS 2:
268)
Ketiga, Penyerahan total
pada Allah dan berputus harapan dari manusia. "Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS 2: 186)
Dalam hadist Quddsi
Allah SWT berfirman kepada Isa ibn Maryam: “'Wahai Isa berdoalah kepada-Ku
dengan Do'a orang ketakutan karena hampir tenggelam dan tidak ada penolong
kecuali Aku. Wahai Isa mintalah kepada-Ku dan jangan minta kepada selain-Ku.
Perbaikilah doamu kepada-Ku niscaya Aku berikan yang terbaik untukmu"
(Kalimatullah Hiya Ulya).
Ketika berdoa jangan
pernah terbayang bahwa ada tangan lain selain Allah SWT yang akan membantu
kita.
Bagian 7
Keempat, melalui
pintu-pintu Allah. "Dan Allah memiliki nama-nama yg indah maka berdoalah
kamu melaluinya" (QS 7:180).
Panggillah Allah melalui
nama-nama-Nya yang berkesesuaian dengan hajat kita. Karena nama-nama Allah
adalah pintu untuk sampai kepada Allah SWT.
Nabi Saw dan juga
hamba-hamba yang shaleh adalah kekasih Allah yang karena kemuliaan mereka Allah
perkenankan hajat-hajat kita. (Bab al-Hawaij) "Maka ambillah
perantara-perantara menuju-Nya" (QS 5:35).
Lima, menghadapkan hati
kepada Allah. " Tidaklah Allah jadikan pada seorang hamba dua hati dalam
satu rongga" (QS 33:4).
Ketika kita berdoa
tambatkanlah hati kita hanya untuk Allah. "Dia mengetahui pandangan mata
yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati" (QS 40;19). Yang
dimaksud pengkhianatan mata bahwa antara apa yang kita nyatakan dan kecenderungan
hati bertolak belakang. Rasulullah Saw bersabda: "Allah tidak menerima doa
dari hati yang kosong".
Enam, kesadaran bahwa
dirinya sedang berhadapan dengan Allah. Ketika berdoa kita harus merasakan
seakan kita betul-betul berada di hadapan Allah. Ketika ada sahabat yang
bertanya pada Rasulullah Saw: "Apa itu Ihsan ?" Rasul menjawab
"Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan Menyaksikan Allah sekiranya
tidak maka sesungguhnya Dia menyaksikanmu."
Tujuh, terus menerus
memohon baik dalam lapang dan sempit. Bahwa seorang hamba bukan hanya berdoa
ketika dia butuh kepada Allah tetapi juga saat dia berada dalam keadaan senang.
Allah menyinggung hamba-Nya yang hanya menghargai Allah hanya ketika
mendapatkan nikmat.
"Ada pun manusia
apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan,
maka dia akan berkata: Tuhanku telah memuliakanku, Ada pun bila Tuhannya
mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: Tuhanku
menghinakanku". (QS 89:16).
Sikap dawam atau terus menerus dalam doa menunjukkan hajat kita yang besar kepada Allah SWT. Dan tentu hal itu menjadi sesuatu yang berarti di sisi Allah SWT. *** (Dr Kholid Al-Walid adalah Dosen STAI Sadra Jakarta)