11/09/20

Benarkah (peringatan) Asyura Membina Dendam Sejarah?

 

image

Soal:

Apakah benar asyura (yang diselenggarakan setiap tanggal 10 Muharram) membina dendam sejarah?

Jawaban:

Kami  memperingati  hari-hari  kematian  para  syuhada Islam,  terutama  syuhada  Karbala,  merupakan  bagian dari  upaya  menghidupkan  nama  besar,  pejuangan,  dan pengorbanan mereka untuk Islam.

Oleh karena itu, (kami sebagai Muslim) Syiah selalu memperingati  hari-hari  bersejarah  itu sepanjang  tahun, terutama  hari  Asyura,  yakni  sepuluh  hari  pertama  bulan Muharram. Pada  hari  itu,  al-Imam  Husain  putra  Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib, putra Sayyidah Fathimah al-Zahra, cucu Rasulullah saw dan penghulu paa pemuda surga, sebagaimana sabda Nabi  saw,  syahid  membela  Islam.

Muslim Syi’ah  memperingati hari  kesyahidannya  dan  para  syuhada  yang  berjuang bersamanya,  menguraikan  sejarah  hidup,  perjuangan, kepahlawanan dan  cita-cita  suci  mereka  kemudian  membacakan doa untuk mereka.

Muslim Syiah  meyakini  bahwa  Bani  Umayyah  telah  membangun  pemerintahan  yang  amat  membahayakan  Islam, mengubah  dan  merusak  syariat  Islam,  bahkan  berusaha menghapus  nilai-nilai  Islam. Yazid  adalah  salah  seorang dari mereka. Ia adalah penguasa yang zalim, bejat, pembuat maksiat  dan  jauh dari  nilai-nilai Islam.

Oleh  karena itu, Imam  Husain  bangkit  menentangnya, yaitu  pada tahun 61 H., tetapi  Imam  dan  seluruh  pembelanya  gugur  di  bumi Karbala.

Sementara  kaum  perempuan  Ahlulbait  Nabi  Muhammad saw diperlakukan sebagai tawanan. Pengorbanan  ini  telah  menyadarkan  kaum  Muslimin dewasa  itu  betapa  bejatnya  Bani  Umayyah  dan  sekaligus membangkitkan  semangat perlawanan  yang  luar  biasa terhadap  kekuasaan  Bani  Umayyah. 

Pemberontakan demi penberontakan menentang kezaliman Bani Umayyah muncul  silih  berganti,  hingga  pada  akhirnya berhasil meruntukan pilar-pilar kezaliman mereka dan menghapus nama  mereka  dari  muka  bumi  untuk  selama-lamanya.

Uniknya  pada  setiap  pemberontakan  menentang  Bani Umayyah  pasca Asyura, bahkan  hingga masa  kekuasaan Bani  Abbasiyah yang  otoriter,  para  pemberontak  justru menggunakan slogan Asyura. ***