Beberapa pihak melontarkan pernyataan bahwa Syiah mengkafirkan Sunni. Katanya, riwayat-riwayat dalam kitab Syiah yang isinya seperti itu. Perlu diketahui ada begitu banyak riwayat dalam suatu mazhab, tapi tidak semuanya shahih atau menjadi hujjah di sisi mazhab tersebut. Bagaimana mungkin menilai Syi'ah berdasarkan riwayat dha'if? Maukah saudara yang bermahzab Sunni dinilai berdasarkan riwayat dha'if? Tentu tidak!
Oleh karena itu, mari lihat riwayat shahih yang terdapat dalam kitab Syi'ah tentang kriteria orang Islam atau Muslim. Dalam kitab Al-Khishal, juz 2, halaman 411, riwayat no.14. Bagian awal riwayat berikut:
حدثني أبي رضي الله عنه قال: حدثنا سعد بن عبد الله عن إبراهيم بن هاشم، عن محمد بن أبي عمير، عن جعفر بن عثمان، عن أبي بصير قال: كنت عند أبي جعفر عليه السلام فقال له رجل: أصلحك الله إن بالكوفة قوما يقولون مقالة ينسبونها إليك فقال: وماهي؟ قال: يقولون: الايمان غير الاسلام، فقال أبوجعفر عليه السلام: نعم، فقال الرجل: صفه لي قال: من شهد أن لاإله إلا الله وأن محمدا رسول الله صلى الله عليه وآله وأقر بما جاء من عند الله وأقام الصلاة وآتى الزكاة وصام شهر رمضان وحج البيت فهو مسلم...Ketika Abu Ja'far (Imam Muhammad Al-Baqir) as ditanya mengenai perbedaan iman dan Islam, beliau menjawab Islam sebagai berikut:
"Barang siapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah (Swt) dan Muhammad adalah Rasulullah Saw, dan meyakini apa yang datang dari sisi Allah, menunaikan shalat, memberikan zakat, puasa di bulan Ramadhan, haji ke baitullah, maka ia adalah Muslim."
Riwayat shahih dalam kitab Syi'ah tersebut menunjukkan bahwa Sunni justru diakui sebagai Muslim karena Sunni melakukan hal-hal yang disebutkan di atas, mulai dari bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Ta'ala hingga haji ke baitullah. Karena riwayat shahih tersebut terdapat dalam kitab Syi'ah, maka sekaligus membuktikan bahwa Syi'ah juga masih dalam koridor Islam.
Referensi:
Abi Ja'far Muhammad bin 'Ali bin Al-Husain bin Babawaih Al-Qummi, Al-Khishal, juz 2 (Qum: Muassasah Al-Nasyr Al-Islami, t.th.), riwayat no. 14, hlm. 411.
***
(dikirim oleh Muhammad Bhagas)