09/02/21

Tentang Orangtua Nabi Muhammad Saw

Kedudukan kenabian (an-Nubuwah) merupakan salah satu Ushuluddin (dasar agama) yang menjadi landasan bagi umat Islam untuk mengamalkan agama dan meyakininya sepenuh jiwa. Hal ini karena tanpa kenabian maka tidak mengenal syariat agama yang suci.

Begitu pula agar manusia tidak memiliki alasan bahwa Allah Swt membiarkan manusia untuk sesat tanpa memberikan pertolongan untuk mengenal diri-Nya dan hukum-hukum-Nya. Dengan demikian pengurusan Nabi menjadi keniscayaan bagi Allah Swt. Dan tentu yang diutus Allah menjadi Nabi bukanlah orang sembarangan, tetapi orang yang terbaik dari segala sisinya. Karena itu seorang Nabi haruslah menjaga kesucian diri (maksum), memiliki ilmu yang sempurna, dan juga keturunan orang baik.

Syarat keturunan orang baik menjadi penting bagi kemaslahatan dakwah dan keterjagaan silsilah nasab para nabi dengan orang tuanya (perkawinan) yang juga hidup dalam keluarga layaknya manusia umumnya. Nabi sebagai manusia suci jiwa dan raganya, lahir dan batinnya, jasad dan ruhnya, tentu dititipkan Tuhan dalam sulbi-sulbi orang yang baik dan terjaga kesuciannya pula. 

Sebab itulah dalam keyakinan Mazhab Syiah, Nabi Muhammad Saw adalah keturunan manusia suci yang beriman sejak Nabi Adam as sampai Abdullah bin Abdul Muthalib.

Ulama Syiah

Berikut ini pernyataan tegas para ulama Syiah tentang keyakinan tesebut:

Syaikh Shaduq mengatakan: "Keyakinan kami tentang ayah-ayah Nabi saw adalah bahwa mereka semua Muslimun dari sejak Nabi Adam as sampai ayahnya Abdullah, Abu Thalib juga adalah Muslim, dan ibunya yakni Aminah binti Wahab adalah seorang muslimah" (Syaikh Shaduq, Al-I'tiqadat, bab 40, halaman 110). 

Allamah al-Majlisi juga menegaskan: "Telah sepakat Mazhab imamiyah bahwa sesungguhnya ayah Rasul saw dan kakek-kakeknya sampai ke Nabi Adam as, semua mereka kaum muslimin, bahkan mereka semua termasuk orang-orang yang benar (shiddiqin)" (Bihar al-Anwar, jilid 15, halaman 117).

Begitu pula Sayid Murtadha al-Amili salah seorang peneliti sejarah Nabi saw dari Mazhab Syiah dalam bukunya As-Shahih min Sirat an-Nabi al-A'zham menegaskan keimanan ayah-ayah Nabi saw sampai kepada Nabi Adam as: "Telah sepakat Mazhab imamiyah atas ayah-ayah Nabi saw bahwa mereka semua sejak dari Nabi Adam as sampai Abdullah, adalah kaum beriman yang bertauhid (mu'minun muwahhidun)" (al-Amili, as-Shahih min Sirat an-Nabi al-A'zham, juz 2, halamana 72).

Demikianlah pendapat dan keyakinan Mazhab Syiah Imamiyah tentang orangtua Nabi Muhammad saw bahwa mereka semua adalah muslim, mukmin, shiddiqin, dan muwahid. Semoga bermanfaat. ***

(facebook Candiki Repantu)