Shalat Idul Fitri dan Idul Adha dilakukan setahun sekali. Ibadah ini dapat dilakukan berjamaah maupun sendirian. Dengan waktu pelaksanaan pagi sekira jam 07.00 sampai sebelum (menjelang) waktu shalat dzuhur. Dalam tata caran praktek ibadah shalatnya ada yang beda antara Mazhab Ahlussunah dan Mazhab Ahlulbait. Secara umum kalau berjamaah dilakukan pelaksanaannya dua rakaat sebelum khutbah. Jika munfarid (sendirian) bisa dilakukan sesuai dengan waktunya.
Dalam Ahlussunah setelah takbiratul ihrom melakukan takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali takbir pada rakaat kedua setelah bangkit dari sujud. Sedangkan dalam mazhab Ahlulbait, panduan ibadah shalat Id berdasarkan dari Keluarga Nabi Muhammad Saw.
Dalam buku Fiqih Imam Jafar Shadiq karya Muhammad Jawad Mughniyah (Penerbit Lentera, 2004, halaman 250-252) disebutkan Imam Jafar Shadiq as berkata: “Shalat dua hari raya adalah wajib, begitu juga shalat kusuf.” Beliau as juga berkata: “Tidak ada shalat pada dua hari raya kecuali bersama imam. Jika kamu shalat sendiri tidak apa-apa.”
Imam Jafar Shadiq menerangkan bahwa dalam shalat Idul Fitri dan Idul Adha tidak ada azan dan iqamah, hanya panggilan berupa: Ash-sholaah (sebanyak tiga kali). Shalat dilakukan sebelum khutbah Idul Fitri.
Imam Abu Jafar Shadiq (Imam Muhammad Al-Baqir as) berkata: “Dalam shalat dua hari raya, seseorang mengucapkan takbir sekali untuk membuka shalat. Kemudian membaca ummul kitab (fathihah) dan surah. Lalu takbir lima kali sambil membaca doa qunut di antara takbir tersebut. Setelah itu takbir sekali untuk rukuk. Pada rakaat kedua membaca ummul kitab dan surah. Rakaat pertama membaca surah Al-A’la dan rakaat kedua membaca surah Asy-Syams. (Selesai membaca surah Asy-Syams) bertakbir empat kali dengan membaca qunut di antara setiap takbirnya. Lalu takbir sekali untuk rukuk.”
Rangkaian shalat Idul Fitri dan Idul Adha adalah Takbir, baca al-Fathihah kemudian membaca surah al-A’la, takbir lima kali dengan membaca doa qunut di antara takbir, takbir lagi kemudian rukuk, i’tidal, sujud, iftirasy (duduk di antara dua sujud), sujud, dan kembali berdiri untuk rakaat kedua. Di rakaat kedua, selesai baca Al-Fathihah kemudian membaca surah Asy-Syams. Kemudian takbir empat kali dengan membaca doa qunut di antara takbir, takbir lagi kemudian rukuk, i’tidal, sujud, iftirasy (duduk di antara dua sujud), sujud, dan tasyahud hingga salam.
Doa qunut yang dibaca setelah takbir antara lain:
اَلَّلهُمَّ أَهْلَ الْكِبْريَاءِ وَ الْعَظَمَةِ وَ أَهْلَ الْجُوْدِ وَ الْجَبَرُوْتِ وَ أَهْلَ الْعَفْوِ وَ الرَّحْمَةِ وَ أَهْلَ التَّقْوَى وَ الْمَغْفِرَةِ، أَسْألُكَ بِحَقِّ هذاَ الْيَوْمِ الَّذيْ جَعَلْتَهُ لِلْمُسْلِميْنَ عِيْدًا وَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ آلِهِ ذُخْرًا وَ شَرَفًا وَ كَرَامَةً وَ مَزِيْدًا أَنْ تُصَلِّىَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُدْخِلَنِيْ فِيْ كُلِّ خَيْر أَدْخَلْتَ فِيْهِ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ و أَنْ تُخْرِجَنِيْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّدًا و آلَ مُحَمَّدٍ، صَلَوَاتُكَ عَلَيْهِ وَ عَلَيْهِمْ، اَلَّلهُمَّ إِنِّيْ أَسْألُكَ خَيْرَ مَا سَأَلَكَ بِهِ عِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُكَ الْمُخْلَصُوْنَ |
Para fuqaha dari Syiah Imamiyah (Mazhab Ahlulbait) sepakat bahwa wajibnya shalat idul fitri dan idul adha ketika Imam Mahdi as hadir. Namun, di antara fuqaha (ulama) pun ada yang menyatakan mustahab dilakukan pada masa gaibnya Imam Mahdi as. Bahkan, ada yang memperbolehkan untuk mengikuti pelaksanaan shalat idul fitri atau idul adha bersama jamaah Ahlussunnah dengan mengikuti tata cara ibadah kaum Ahlussunnah. Tentu ini bagian dari ukhuwah yang akan mengokohkan hubungan persaudaraan dan persatuan di antara sesama umat Islam.
Selamat Hari Raya. Mohon maaf lahir batin. Mohon doakan kami agar senantiasa ada dalam kebaikan, penuh berkah, dan senantasa berada dalam ajaran Islam. Terima kasih. *** (Abu Misykat)