15/08/22

Al-Ghina, Kekayaan

Allah SWT berkehendak menjadikan kaya sebagai suatu peran yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Dan Allah juga memberikan ukuran-ukuran bagi hal itu yang tidak ditinggalkan oleh manusia. Karena kaya mempunyai urgenitas yang amat besar, dan karena dia mempunyai cakupan yang luas serta menyentuh seluruh kehidupan makhluk hidup di dunia ini, dan terus mengikuti hingga setelah kehidupan nanti. 

Dalam konteks penjelasan pandangan Al-Qur'an ditemukan sekian banyak ayat-ayat Alquran yang memuji kecukupan (kaya), bahkan Al-Quran menganjurkan untuk kelebihan. Selama Allah SWT masih lebih mampu untuk menjalankan sesuatu yang terjadi di atas makhluk-makhluk-Nya, lebih banyak kecukupannya dan penjagaannya dari segala sesuatu yang lain. Maka, Dialah satu-satunya yang memberikan kaya bagi manusia. Karena, manusia sesungguhnya tidak bisa mencukupi dirinya sendiri, sampai para nabi juga tidak bisa mencukupi kecuali dengan perintah Allah SWT dan taufik-Nya.

Bahwa lafal al-ghina dan kata jadiannya dalam Al-Qur'an dijumpai sebanyak tujuh puluh tiga tempat. Di antaranya, dua puluh enam tempat berhubungan dengan hak Allah SWT. Sedangkan, empat puluh tujuh yang lain berhubungan dengan manusia, di antaranya lima tempat dengan redaksi al-itsbat, sebagian lagi didahului dengan perangkat nafi, dan sebagian lainnya bergabung beberapa perangkat yang mengandung dilalah nafi, dan istifham. Dalam pembahasannya, kaya dalam konteks manusia menurut Al-Qur'an meliputi tiga pembahasan yang esensial yaitu: (1) kaya dalam konteks nabi, (2) kaya dalam konteks harta, (3) kaya dalam konteks Islam.

Artikel dicuplik dari http://digilib.uinsgd.ac.id/786/