Kitab Al-Hikam
Dalam kitab Alhikam karya Syekh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari diterangkan yang berkaitan dengan bashiroh. Ibnu Athaillah berkata:
اِجْتِهَادُكَ فِيمَا ضُمِنَ لَكَ، وَ تـَقْصِيْرُكَ فِيمَا
طُلِبَ مِنْكَ، دَ لِيلٌ عَلَى انـــْطِمَاسِ الْــبَصِيْرةِ مِنْكَ
Bashirah adalah istilah teknis agama untuk "mata hati" yang memiliki fungsi spesifik. Di dalam Al-Quran terdapat banyak kata tentang "bashirah", misalkan dalam Surah Al-Israa' [17]: 72, dikatakan, "Dan barangsiapa yang buta (a'maa) di dunia, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta dan lebih tersesat jalannya". Atau dalam ayat lain disebutkan:
خَتَمَ اللَّهُ عَلَىٰ قُلُوبِهِمْ وَعَلَىٰ سَمْعِهِمْ وَعَلَىٰ
أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
Allah telah mengunci-mati qalb-qalb mereka dan telinga-telinga
mereka, dan bashirah-bashirah mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat
berat. (QS. Al-Baqarah [2]: 6)
Meski seseorang bisa melihat hingga ke ujung dunia atau dapat menembus langit yang tujuh, jika masih bingung dengan kehidupan, maka itu sebuah penanda bahwa bashirah kita masih tertutup. Karena bashirah itu bukan untuk melihat hal-hal di luar diri, tetapi untuk melihat kebenaran hakikat. Bashirah adalah untuk melihat Al-Haqq dalam segala sesuatu, dalam segenap ufuk dan dalam dirinya. Sebagaimana firman-Nya:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّىٰ
يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ
كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
Artikel dicuplik dari https://www.qudusiyah.org/id/kajian/al-hikam/pasal-005.html