Al-Nafs dalam proses pergumulan di antara Syahwat, Aql dan Qalbnya menyebabkan terjadinya tingkatan pada al-Nafs manusia.
Nafs al-Amarah
Ketika Syahwat mengambil kendali atas Aql dan Qalb maka kondisi al-Nafs nya adl kondisi Nafs al-Amarah.
Nafs al-Amarah adalah Nafs
yang mendorong pada keburukan. "Sesungguhnya nafsu itu mendorong pada
keburukan kecuali yang mendapatkan kasih sayang Allah" (QS 12:53). Yang
muncul pada diri manusia pada tingkat ini adalah menyenangi keburukan, dan
bahkan yang lebih buruk lagi dia telah menganggap keburukan sebagai kebaikan.
"Dan mereka mengira bahwa mereka telah membuat hal yang baik" (QS
18:104).
Dalam keadaan seperti
ini Aql dan Qalb mengalami derita dan prnyakit yang jika terus berlangsung
keadaan ini semakin bertambah penyakit bathn yang ada pada dirinya. Bahkan bisa
menyebabkna kedua elemen ini mengalami kematian.
Nafs al-Lawamah
Pada tingkat ini Syahwat
mulai dapat dikendalikan. Dorongan untuk melakukan kebaikan muncul dan
kesadaran ruhaniah mulai berkembang sehingga menimbulkan penyesalan atas
beragam keburukan yang pernah dikerjakan. “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang
amat menyesali (dirinya sendiri) (al-Lawamah)" (QS 75:2).
Namun keadaan al-Nafs
pada tingkat ini belumlah stabil. Dorongan syahwat kadang masih berusaha untuk
mengambil alih sehingga tdak jarang terpeleset kembali. Kesadaran Aqliyah
dan Ruhaniah harus terus dikembangkan untuk menguatkan al-Nafs yang ada pada
diri manusia tersebut.
Nafs al-Mulhamah
Nafs al-Mulhamah adalah
Nafs yang telah mendapatkan petunjuk antara yang baik dan buruk. "Dan jiwa
serya penyempunaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan)
kefasikan dan ketakwaannya." (QS 91: 7 dan 8).
Pada tingkat ini
kecenderungan pada kebaikan telah muncul dan syhawat sudah berkurang
dorongannya pada diri manusia.
Nafs al-Muthmainnah
Adalah Nafs yang telah
tenteram dengan kebaikan sehingga tdk lagi terjadi pergulatan untuk
meninggalkan keburukan. Nafs yang telah tenteram dengan selalu mengingat Allah.
"Wahai jiwa yang tenteram kembalilah pada Tuhanmu dg penuh ridho dan
keridhoan dan masuklah ke dalam golongan hamba-Ku dan masuklah ke dalam
surga-Ku" (QS 89 : 27-28).
Pemilik Nafs Muthmainnah
ini ingatan mereka tak pernah lepas dari Allah. "Orang-orang yang beriman
dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."(QS 13:28). Dari QS
89:27-28 di dalamnya terkandung dua tingkatan jiwa lainnya, yaitu:
(1) Nafs al-Radhiah.
Nafs ini adl Nafs yang telah terpaut dengan Allah SWT telah berkembang cinta
dihatinya kepada Allah SWT sehingga apapun yang diberikan Allah kepadanya dia
sambut dengan keridhoan.
(2) Nafs al-Mardhiyyah.
Ini adalah Tingkatan tertinggi Nafs, yaitu Allah SWT telah ridho terhadap apa
pun yang ada pada dirinya. Tidak ada lagi jarak antara dirinya dengan Allah
SWT. Para Nabi dan kekasih Allah Nafs mereka telah mencapai derajat ini
sehingga pada Nafs mereka tidak lagi tergores rasa kekhawatiran apa pun:
"Sesungguhnya para kekasih Allah tak ada ketakutan dan kekhawatiran pada
diri mereka" (QS 10:62).
Seluruh upaya kita
meninggalkan keburukan dan memenuhi diri kita dengan kebaikan, ilmu dan ibadah
adalah upaya meningkatkan kualitas Nafs yang ada pada diri kita.***
Kholid Al-Walid adalah dosen STAI Sadra Jakarta