18/03/23

Tingkatan al-Nafs [by Kholid Al Walid]

Al-Nafs dalam proses pergumulan di antara Syahwat, Aql dan Qalbnya menyebabkan terjadinya tingkatan pada al-Nafs manusia. 

Nafs al-Amarah

Ketika Syahwat mengambil kendali atas Aql dan Qalb maka kondisi al-Nafs nya adl kondisi Nafs al-Amarah.

Nafs al-Amarah adalah Nafs yang mendorong pada keburukan. "Sesungguhnya nafsu itu mendorong pada keburukan kecuali yang mendapatkan kasih sayang Allah" (QS 12:53). Yang muncul pada diri manusia pada tingkat ini adalah menyenangi keburukan, dan bahkan yang lebih buruk lagi dia telah menganggap keburukan sebagai kebaikan. "Dan mereka mengira bahwa mereka telah membuat hal yang baik" (QS 18:104). 

Dalam keadaan seperti ini Aql dan Qalb mengalami derita dan prnyakit yang jika terus berlangsung keadaan ini semakin bertambah penyakit bathn yang ada pada dirinya. Bahkan bisa menyebabkna kedua elemen ini mengalami kematian. 

Nafs al-Lawamah

Pada tingkat ini Syahwat mulai dapat dikendalikan. Dorongan untuk melakukan kebaikan muncul dan kesadaran ruhaniah mulai berkembang sehingga menimbulkan penyesalan atas beragam keburukan yang pernah dikerjakan. “Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) (al-Lawamah)" (QS 75:2). 

Namun keadaan al-Nafs pada tingkat ini belumlah stabil. Dorongan syahwat kadang masih berusaha untuk mengambil alih sehingga tdak jarang terpeleset kembali. Kesadaran Aqliyah dan Ruhaniah harus terus dikembangkan untuk menguatkan al-Nafs yang ada pada diri manusia tersebut. 

Nafs al-Mulhamah

Nafs al-Mulhamah adalah Nafs yang telah mendapatkan petunjuk antara yang baik dan buruk. "Dan jiwa serya penyempunaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (QS 91: 7 dan 8). 

Pada tingkat ini kecenderungan pada kebaikan telah muncul dan syhawat sudah berkurang dorongannya pada diri manusia. 

Nafs al-Muthmainnah

Adalah Nafs yang telah tenteram dengan kebaikan sehingga tdk lagi terjadi pergulatan untuk meninggalkan keburukan. Nafs yang telah tenteram dengan selalu mengingat Allah. "Wahai jiwa yang tenteram kembalilah pada Tuhanmu dg penuh ridho dan keridhoan dan masuklah ke dalam golongan hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku" (QS 89 : 27-28). 

Pemilik Nafs Muthmainnah ini ingatan mereka tak pernah lepas dari Allah. "Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram."(QS 13:28). Dari QS  89:27-28 di dalamnya terkandung dua tingkatan jiwa lainnya, yaitu: 

(1) Nafs al-Radhiah. Nafs ini adl Nafs yang telah terpaut dengan Allah SWT telah berkembang cinta dihatinya kepada Allah SWT sehingga apapun yang diberikan Allah kepadanya dia sambut dengan keridhoan.

(2) Nafs al-Mardhiyyah. Ini adalah Tingkatan tertinggi Nafs, yaitu Allah SWT telah ridho terhadap apa pun yang ada pada dirinya. Tidak ada lagi jarak antara dirinya dengan Allah SWT. Para Nabi dan kekasih Allah Nafs mereka telah mencapai derajat ini sehingga pada Nafs mereka tidak lagi tergores rasa kekhawatiran apa pun: "Sesungguhnya para kekasih Allah tak ada ketakutan dan kekhawatiran pada diri mereka" (QS 10:62). 

Seluruh upaya kita meninggalkan keburukan dan memenuhi diri kita dengan kebaikan, ilmu dan ibadah adalah upaya meningkatkan kualitas Nafs yang ada pada diri kita.*** 

Kholid Al-Walid adalah dosen STAI Sadra Jakarta