12/11/20

Membedah Buku: Mengapa Saya Keluar dari Syiah? [7]

Husein al-Musawi memanipulasi ayat al-Quran tentang sikap kebencian Fatimah Zahra as atas kelahiran Imam Husain as

Tuhan berfirman dalam al-Quran mengingatkan kita untuk tidak berdusta, "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka Itulah orang-orang pendusta (QS an-Nahl: 105).

Ayat di atas memberikan ancaman keras bagi para pendusta, terutama berdusta atas nama Tuhan. Husein al-Musawi ternyata telah membuat dirinya dilumuri kedustaan melalui bukunya tersebut. Telah kita perhatikan bersama, bagaimana hebatnya taktik Husein al-Musawi untuk mengelabui pembaca dengan memotong-motong riwayat-riwayat dari kitab-kitab AhlulBait sehingga riwayat tersebut menjadi tidak sesuai dengan teks asli dan maksud periwayatan. Tetapi tidak hanya sampai di situ, Husein al-Musawi rela memotong-motong ayat al-Quran (yang terselip di dalam sebuah hadits) untuk mengelabui pembacanya, sehingga mengubah maknanya dan menjadikan ayat itu sebagai hadits. Mari kita buktikan kedustaan yang dilakukan oleh Husein al-Musawi al-Kadzab. 

Memang bagi pembaca yang tidak jeli akan melihat bahwa riwayat itu mengindikasikan penghinaan pada Sayidah Fatimah az-Zahra as, tetapi jika kita lihat teks asli dan membacanya dengan teliti, maka akan jelaslah kebohongan yang diciptakan Husein al-Musawi. Di mana Husein al-Musawi memotong ayat al-Quran yang terletak di tengah-tengah hadits. Mari kita perhatikan riwayat di bawah ini yang ditulis oleh Husein al-Musawi al-Kadzab sebagai berikut

> Pada halaman 30-31 Husein al-Musawi menulis: "Al-Kulaini meriwayatkan dalam al-Ushul min al-Kitab al-Kafi : “Sesungguhnya Jibril turun kepada Nabi Muhammad s.a.w seraya berkata : Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira dengan seorang anak yang akan lahir dari Fatimah, dia akan oleh umatmu setelahmu.’ Maka Nabi bersabda: Wahai Jibril dan keselamatan atas Tuhanku, saya tidak butuh kepada anak yang lahir dari Fatimah yang akan dibunuh oleh umatku setelahku.’Maka Jibril naik lalu turun kembali dan mengatakan seperti di atas.  

“Wahai Jibril dan keselamatan atas Tuhanku, saya tidak butuh kepada seorang bayi yang akan dibunuh oleh umatku setelahku.” Maka Jibril naik kelangit lalu turun kembali dan berkata: “Wahai Muhammad, sesungguhnya Tuhanmu menyampaikan salam kepadamu dan memberi kabar gembira kepadamu bahwa Dia akan menjadikan dalam keturunanmu keimaman, kepemimpinan dan wasiat.” Maka Nabi berkata: “sesungguhnya saya ridha”. Kemudian dia mengutus seseorang kepada Fatimah untuk menyampaikan bahwa Allah memberi kabar kepadaku dengan seorang anak yang akan lahir darimu yang akan dibunuh oleh umatku setelahku. Maka Fatimah mengutus seseorang kepada nabi untuk menyampaikan bahwa dia tidak butuh kepada seorang anak yg akan dibunuh oleh umatmu setelahmu. Lalu nabi mengutus kepadanya bahwa Allah azza wa Jalla akan menjadikan dalam keturunannnya keimaman, kepemimpinan dan wasiat. Maka Fatimah mengirim utusan kepadanya bahwa ia ridha. MAKA DIA MENGANDUNGNYA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA DAN MELAHIRKANNYA JUGA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA. Dan Husain tidak menyusu kepada Fatimah, juga kepada wanita yang lain. Nabi saw datang kepadanya, lalu meletakkan ibu jarinya ke dalam mulutnya, maka Husain mengisapnya hingga cukup untuk dua sampai tiga hari.”

Setelah menulis riwayat di atas Husein al-Musawi berkomentar dengan melakukan tuduhan-tuduhan yang disengaja utnutk memjelekkan citra mazhab syiah:

 “SAYA TIDAK MENGETAHUI APAKAH MUNGKIN RASULULLAH MENOLAK KABAR GEMBIRA YANG DIBERIKAN ALLAH KEPADANYA? DAN APAKAH MUNGKIN JUGA FATIMAH AZ-ZAHRA MENOLAK KEPUTUSAN YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH DAN ALLAH HENDAK MEMBERI KABAR GEMBIRA

DENGANYA, SEHINGGA DIA BERKATA, SAYA TIDAK BUTUH DENGANNYA? APAKAH DIA MENGANDUNG HUSAIN DALAM KEADAAN TIDAK SENANG, DAN MELAHIRKANNYA DALAM KEADAAN TIDAK SENANG? APAKAH DIA JUGA MENOLAK UNTUK MENYUSUI HUSAIN SEHINGGA NABI DATANG UNTUK MENYUSUINYA DENGAN MEMASUKKAN IBU JARINYA UNTUK MENGENYANGKANNYA UNTUK DUA SAMPAI TIGA HARI?”

# Saya Jawab: Dari kutipan Husein al-Musawi al-Kadzab di atas, yang ingin saya permasalahkan adalah kutipannya yang menyebutkan: "MAKA DIA MENGANDUNGNYA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA DAN MELAHIRKANNYA JUGA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA."  

Dengan kutipan itu, Husein al-Musawi al-Kadzab ingin menunjukkan bahwa Fatimah az-Zahra as tidak suka mengandung dan melahirkan Imam Husein as. Setelah memperhatikan riwayat yang dikutip oleh Husein al-Musawi, saya merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam periwayatan di atas. Saya lagi-lagi mencurigai bahwa seperti kebiasaanya yang telah kita saksikan bersama bahwa Husein al-Musawi al-Kadzab sering mengutip hadits dhaif dan memelintir suatu riwayat demi mencapai keinginannya untuk memfitnah mazhab syiah. Dan ternyata, dugaan saya tidak keliru, saya menemukan bahwa Husein al-Musawi memanipulasi ayat al-Quran yang terdapat di pertengahan riwayat tersebut. Mari kita perhatikan teks asli berikut ini yang saya kutip dari Kitab Ushul al-Kafi jilid 1 Bab Maulid Husain as: 

 مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ عَلِيِّ بْنِ إِسْمَاعِيلَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو الزَّيَّاتِ عَنْ رَجُلٍ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ جَبْرَئِيلَ ( عليه السلام ) نَزَلَ عَلَى مُحَمَّدٍ ( صلى الله عليه وآله ) فَقَالَ لَهُ يَا مُحَمَّدُ إِنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِمَوْلُودٍ يُولَدُ مِنْ فَاطِمَةَ تَقْتُلُهُ أُمَّتُكَ مِنْ بَعْدِكَ فَقَالَ يَا جَبْرَئِيلُ وَ عَلَى رَبِّيَ السَّلَامُ لَا حَاجَةَ لِي فِي مَوْلُودٍ يُولَدُ مِنْ فَاطِمَةَ تَقْتُلُهُ أُمَّتِي مِنْ بَعْدِي فَعَرَجَ ثُمَّ هَبَطَ ( عليه السلام ) فَقَالَ لَهُ مِثْلَ ذَلِكَ فَقَالَ يَا جَبْرَئِيلُ وَ عَلَى رَبِّيَ السَّلَامُ لَا حَاجَةَ لِي فِي مَوْلُودٍ تَقْتُلُهُ أُمَّتِي مِنْ بَعْدِي فَعَرَجَ جَبْرَئِيلُ ( عليه السلام ) إِلَى السَّمَاءِ ثُمَّ هَبَطَ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ إِنَّ رَبَّكَ يُقْرِئُكَ السَّلَامَ وَ يُبَشِّرُكَ بِأَنَّهُ جَاعِلٌ فِي ذُرِّيَّتِهِ الْإِمَامَةَ وَ الْوَلَايَةَ وَ الْوَصِيَّةَ فَقَالَ قَدْ رَضِيتُ ثُمَّ أَرْسَلَ إِلَى فَاطِمَةَ أَنَّ اللَّهَ يُبَشِّرُنِي بِمَوْلُودٍ يُولَدُ لَكِ تَقْتُلُهُ أُمَّتِي مِنْ بَعْدِي فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ لَا حَاجَةَ لِي فِي مَوْلُودٍ مِنِّي تَقْتُلُهُ أُمَّتُكَ مِنْ بَعْدِكَ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا أَنَّ اللَّهَ قَدْ جَعَلَ فِي ذُرِّيَّتِهِ الْإِمَامَةَ وَ الْوَلَايَةَ وَ الْوَصِيَّةَ فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ أَنِّي قَدْ رَضِيتُ فَ

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَ وَضَعَتْهُ كُرْهاً وَ حَمْلُهُ وَ فِصالُهُ ثَلاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَ بَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلى والِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صالِحاً تَرْضاهُ وَ أَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي

فَلَوْ لَا أَنَّهُ قَالَ أَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي لَكَانَتْ ذُرِّيَّتُهُ كُلُّهُمْ أَئِمَّة وَ لَمْ يَرْضَعِ الْحُسَيْنُ مِنْ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) وَ لَا مِنْ أُنْثَى كَانَ يُؤْتَى بِهِ النَّبِيَّ فَيَضَعُ إِبْهَامَهُ فِي فِيهِ فَيَمُصُّ مِنْهَا مَا يَكْفِيهَا الْيَوْمَيْنِ وَ الثَّلَاثَ فَنَبَتَ لَحْمُ الْحُسَيْنِ ( عليه السلام ) مِنْ لَحْمِ رَسُولِ اللَّهِ وَ دَمِهِ وَ لَمْ يُولَدْ لِسِتَّةِ أَشْهُرٍ إِلَّا عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ ( عليه السلام ) وَ الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيٍّ ( عليه السلام ) . وَ فِي رِوَايَةٍ أُخْرَى عَنْ أَبِي الْحَسَنِ الرِّضَا ( عليه السلام ) أَنَّ النَّبِيَّ ( صلى الله عليه وآله ) كَانَ يُؤْتَى بِهِ الْحُسَيْنُ فَيُلْقِمُهُ لِسَانَهُ فَيَمُصُّهُ فَيَجْتَزِئُ بِهِ وَ لَمْ يَرْتَضِعْ مِنْ أُنْثَى .
  

"Muhammad bin Yahya, dari Ali bin Ismail, dari Muhammad bin Amru al-Zayyat, dari seorang laki-laki sahabat kami, dari Abu Abdillah as yang berkata: "Sesungguhnya Jibril turun kepada Nabi Muhammad saaw dan berkata: 'Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan seorang bayi yang kelak dilahirkan oleh Fatimah as, tetapi umatmu akan membunuhnya setelahmu. Maka berkatalah Rasul saaw: 'Wahai Jibrail, salam atas Tuhanku, aku tidak berhajat pada anak yang akan dibunuh oleh umatku setelahku, lalu Jibril as telah naik ke langit. Kemudian turun dan mengatakan hal yang sama.....dst.... Kemudian Jibril turun kembali dan berkata : "Wahai Muhammad,  sesungguhnya Allah menyampaikan salam dan memberi kabar gembira kepada engkau bahwa Dia menjadikan pada keturunanmu imamah, wilayah dan wasiat. Maka Rasul saaw bersabda: "Sungguh aku ridha". 

Kemudian Rasul saaw mengabarkan kepada Fatimah as : "Sesungguhnya Allah telah memberi kabar gembira kepadaku dengan seorang bayi yang kelak dilahirkan oleh engkau, umatku akan membunuhnya setelahku, lalu Fatimah as memberikan jawaban : "Aku tidak berhajat kepada bayi yang dilahirkan olehku, yang akan dibunuh oleh umatmu setelahmu”....   

Kemudian Rasul saaw memberitahukan kepadanya bahwa Allah swt telah menjadikan pada keturunanya imamah, wilayah dan wasiat. Lalu Fatimah berkata: "Sesungguhnya aku ridha. (Allah berfirman): “IBUNYA MENGANDUNGNYA DENGAN SUSAH PAYAH, DAN MELAHIRKANNYA DENGAN SUSAH PAYAH PULA. MENGANDUNGNYA SAMPAI MENYAPIHNYA ADALAH TIGA PULUH BULAN SEHINGGA APABILA DIA TELAH DEWASA DAN UMURNYA SAMPAI EMPAT PULUH TAHUN DIA BERDOA: YA, TUHANKU, TUNJUKILAH AKU UNTUK MENSYUKURI NIKMAT ENGKAU YANG TELAH ENGKAU BERIKAN KEPADAKU DAN KEPADA IBU BAPAKU DAN SUPAYA AKU DAPAT BERBUAT AMAL YANG SOLEH YANG ENGKAU RIDHAI; BERILAH KEBAIKAN KEPADAKU DENGAN (MEMBERI) KEBAIKAN KEPADA ANAK CUCUKU (lihat Q.S Al-Ahqaf: 15). 

Seandainya Rasul saaw tidak berkata: “Berilah kepadaku kebakan dengan kebaikan bagi anak cucuku” maka, keturunnay telah menjadi para imam semuanya. Imam Husein as tidak menyusu kepada Fatimah as dan lainnya. Rasul saaw datang dan meletakkan jarinya dimulut Husein as, lalu Husein as menghisapnya sehinga cukup untuknya sampai dua atau tiga hari. Maka daging Husain as tumbuh dari daging Rasul saaw dan darahnya. Tidak pernah dilahirkan (seorang bayi berumur) enam bulan melainkan Isa bin Maryam as dan Husain bin Ali as.  

Di dalam riwayat lain, dari Abul Hasan al-Ridha as bahwa Husain as dibawa kepada Nabi saaw, beliau telah mengulurkan lidahnya, lalu Husein telah menghisapnya, dan cukuplah hal itu dan Husein as tidak menyusu pada wanita mana pun (lihat kitab Ushul al-Kafi jilid 1 bab Maulid Husain as, hadits no. 4) 

# Al-Majlisi di dalam kitab Mir’at al-Uqul menegaskan bahwa hadits ini mursal (lihat Mir’at al-Uqul, juz. 5 hal. 364). Dalam kesempatan ini saya tidak ingin mengomentari kualitas hadits tersebut, tetapi lebih pada manipulasi yang dilakukan oleh Husein a-Musawi. Manipulasi itu adalah sebagai berikut.  

# Husein al-Musawi memotong dan mengubah teks ayat al-Quran surat al-Ahqaf: 15 yang ada di dalam hadits tersebut sehingga di dalam buku "MENGAPA SAYA KELUAR DARI SYIAH?" diterjemahkan sebagai: “MAKA DIA MENGANDUNGNYA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA (Hamalathu kurhan).. DAN MELAHIRKANNYA JUGA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA (wa wadha’athu kurhan).  

Kalimat yang dimanipulasi oleh Husein al-Musawi al-Kadzab di atas jelas mengindikasikan bahwa Sayidah fatimah az-Zahra tidak menyukai (benci) kehamilannya dan tidak suka atas kelahiran Imam Husein as seperti dikomentari oleh Husein al-Musawi al-Kadzab.  

# Coba kita perhatikan bagaimna Husein al-Musawi mengubah ayat "HAMALATHU UMMUHU KURHAN" (حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً ) yang berarti “IBUNYA MENGANDUNGNYA DENGAN SUSAH PAYAH/KESULITAN” menjadi kalimat “HAMALATHU KURHAN” حَمَلَتْهُ كُرْهاً ً (dengan menghapus kalimat “UMMUHU”) YANG diartikan "MAKA DIA MENGANDUNGNYA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA."

Dan kalimat "WA WADHA’ATHU KURHAN" (وَ وَضَعَتْهُ كُرْهاً ) diartikan "DAN MELAHIRKANNYA DENGAN PERASAAN TIDAK SUKA", padahal semestinya diartikan “DAN MELAHIRKANNYA DENGAN SUSAH PAYAH/KESULITAN”.


# Ketahuliah wahai saudaraku sekalian, Husein al-Musawi al-Kadzab telah memanipulasi dengan memotong ayat al-Quran yang terdapat pada hadits tersebut. Lengkapnya hadits tersebut adalah memuat Q.S. al-Ahqaf: 15 sebagai berikut:

حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَ وَضَعَتْهُ كُرْهاً وَ حَمْلُهُ وَ فِصالُهُ ثَلاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَ بَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَ عَلى والِدَيَّ وَ أَنْ أَعْمَلَ صالِحاً تَرْضاهُ وَ أَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي

“(firman Allah): “IBUNYA MENGANDUNGNYA DENGAN SUSAH PAYAH, DAN MELAHIRKANNYA DENGAN SUSAH PAYAH PULA. Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa : ya, tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat engkau yang telah engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang soleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi) kebaikan kepada anak cucuku (Q.S. Al-Ahqaf : 15).  

Jadi, kesimpulannya: “TIDAK ADA DISEBUTKAN DI DALAM HADITS ITU BAHWA FATIMAH as MENGANDUNG DAN MELAHIRKAN HUSEIN as DALAM KEADAAN TIDAK SUKA”. HANYA SAJA AYAT AL-QURAN SURAT AL-AHQAF : 15 ITU YANG DIMANIPULASI OLEH HUSEIN AL-MUSAWI AL-KADZAB.”

Kemudian bukannya Fatimah yang tidak mau menyusui Husain as, melainkan Husain as memang tidak menyusu kepada siapapun sampai Rasulullah saaw datang dan memasukkan jarinya untuk memnuhi kebutuhan Husain as. Tentang hal ini, banyak terdapat hadits dan riwayat-riwayat sejarah mengenainya. Apakah Husein al-Musawi tidak tahu, atau hanya kura-kura dalam perahu, alias pura-pura tidak tahu? Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang berpikir...! Wallahu a’lam. *** (bersambung)

[Candiki Repantu]