05/02/22

Belajar Tasawuf, Al-Firar: Berlari Menuju Allah [by Dr Khalid Al Walid]

Pembahasan sekarang adalah al-Firar (berlari menuju Allah). Allah Ta’ala berfirman: “Berlarilah kamu menuju Allah” (QS 51:50). 

Berlari adalah berpindah dengan cepat dari sesuatu yang nisbi menuju Yang Abadi. Berlari dalam konteks tasawuf adalah mengangkat kesadaran dari kesadaran pada tingkat makhluk yang bersifat nisbi menuju al-Haqq yang bersifat hakiki dan abadi.

Tentang al-Firar terbagi pada tiga tahapan. Tahapan al-Firar pertama adalah Berlari dari kebodohan menuju pengetahuan dalam keyakinan dan tindakan. Dari kemalasan kepada kesungguhan dalam tekad dan upaya menghindarkan diri (dari keburukan). Dari kesempitan menuju keluasan jiwa dalam keteguhan dan harapan. Yakni upaya meninggalkan mengikuti tindakan kebodohan dan orang-orang bodoh dengan mengikuti ulama yang betul-betul memiliki pengetahuan zahir dan batin serta memiliki kesesuaian antara ilmu mereka dengan perilaku mereka. Antara ilmu dan akhlaknya berada dalam kemuliaan. Mengikuti ulama yang telah lepas dari kelalaian, kemewahan duniawi dan kemalasan beribadah. Dan mencontoh mereka dan dalam kesungguhan mereka. Berusaha melepaskan diri dari sempitnya dada karena persoalan kehidupan duniawi yang dihadapi dengan kelapangan dada karena prasangka baik kepada Allah SWT dan keteguhan keyakinan kepada Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Barangsiapa bertakwa Kami berikan baginya jalan keluar dan rezeki dari tempat yang tidak di duga-duga” (QS 65:2-3).

Tahapan kedua adalah Berlari dari al-Khabar menuju Penyaksian Ruhaniah, dari Kebiasaan menuju Prinsip, dari Keterliputan diri menuju Keterlepasan. Yakni seorang salik berusaha untuk naik ke tingkat kesadaran qalbiyah yang lebih tinggi dari sekedar berita dan pengetahuan tentang alam ghaib yang selama ini didapat melalui nash menuju penyaksian ruhaniah langsung atas tajaliyat Ilahiah yang terjadi dan menerima bisikan ruhaniah yang masuk pada dirinya. Salik juga berusaha dari sekadar taat berdasar ketentuan syariah terhadap hukum, ilmu dan amal meningkat pada hakikat kesadaran batin dan makna dari setiap ketentuan syariat. Ibnu Abbas menafsirkan, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah” (QS 51:56). Maksud dari beribadah adalah mengenal.

Pada hadis qudsi, Allah SWT berfirman: "Aku adalah permata yang tersembunyi dan Aku mencintai untuk dikenal maka Aku ciptakan makhluk dan Aku limpahi mereka dengan kenikmatan hingga mereka mengenal-Ku." Tidaklah amal dan ibadah diterima kecuali dilakukan berkesesuaian dengan Tajalli ilahi. Kemudian Berlari dari keburukan dan keterliputan diri dari kesadaran terhadap hakikat Ilahi dari pengetahuan dan ma'rifat diri tentang-Nya menuju ma'rifat diri-Nya menurut-Nya. Yakni melepaskan kesadaran diri dari diri salik kesadaran Ilahi. Inilah tahapan al-Firar pada tingkat Khusus.

Tahapan ketiga dari al-Firar adalah Berlari dari selain al-Haqq menuju al-Haqq, dari Penyaksian berlari menuju al-Haqq kemudian dari berlari dari berlari menuju al-Haqq.

Tahapan ini untuk salik yang sudah sampai pada tingkat khas al-khas, sebagian menyebutkan sudah berada pada tingkat hakikat. Berlari dalam tahapan khas al-khas ini adalah melepaskan kesadaran kepada selain al-Haqq termasuk tajalli-Nya.

Bagi Zulaikha ketika sudah mengenal kekasih hakikinya, maka Yusuf tidak lebih dari bayang-bayangNya. Segala penyaksian yang selama ini terjadi bukanlah Dia dan salik berusaha untuk tidak berhenti atas segala keindahan yang ia saksikan.

Atthar menggambarkan betapa banyak burung-burung tak sampai pada Simurgh, sang burung hakiki karena terpesona oleh pesona lembah yang mereka lintasi. Seluruhnya bukanlah dia dan harus ditinggalkan seindah apa pun selain-Nya.

Karena itu, al-firar adalah berlari dari kesadaran tentang keadaan dirinya yang sedang berlari. Selama masih ada kesadaran bahwa dirinya sedang berlari menuju-Nya maka dia tidak akan pernah sampai kepada-Nya. Karena masih dualitas yang terjadi dan dia tidak akan pernah sadar tentang Dia. Seperti orang yang tidur tidak akan pernah tidur ketika dia masih sadar bahwa dirinya sedang tidur. ***

Dr Khalid Al Walid adalah narasumber Belajar Tasawuf pada YouTube MISYKAT TV, setiap minggu jam 19.45-21.00 WIBB.