Bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, di antaranya diwujudkan dengan membaca shalawat kepadanya. Berikut hadis tentang fadhilah shalawat kepada Nabi saw dan keluarganya.
Fadhilah Shalawat
Seseorang bertanya kepada Aba Abdillah as tentang
firman Allah SWT: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat
kepada Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS. Al-Ahzab: 56).
Aba Abdillah as berkata: Shalawat dari Allah swt
kepada Nabi adalah rahmat-Nya, dari malaikat adalah pensuciannya, dan dari
manusia adalah doanya.
Orang itu lalu bertanya lagi, Bagaimana kami mengucapkan salam penghormatan kepada Nabi dan keluarganya?
Aba Abdillah berkata: katakanlah Shalawatullahi wa
shalawatu malaikatihi wa an biyaihi wa rasulihi wa jami’i
khalqihi ala Muhammadin wa Aali
Muhammad wasallamu alaihi wa alihi wa rahmatullohi wa barakatuh.
Orang itu bertanya lagi: Apa balasan orang yang
membacakan shalawat kepada Nabi saw? Imam yang mulia menjawab: Dikeluarkan
dari dosa-dosanya, demi Allah, sama seperti ketika ibunya melahirkan dia.
Imam Jafar Al-Shadiq berkata: Barangsiapa membaca
shalawat kepada Muhammad dan keluarganya sepuluh kali, Allah akan mengirimkan
rahmat dan para malaikat akan mengucapkan doa kepadanya seratus kali.
Dalam hadis lain, Imam Jafar Al-Shadiq berkata:
"Barangsiapa membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya seratus
kali, Allah akan kiirimkan kesejahteraan kepadanya, para malaikat akan
mendoakannya seribu kali. Bukankah kamu mendengar perintah Allah swt, Ialah
Allah yang mengirimkan rahmat-Nya kepada kamu dan para malaikat-Nya untuk
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya, dan dia sangat penyayang kepada
kaum mukmin (QS. Al-Ahzab: 43).
Masih dari Imam Jafar as: Semua kata yang dibacakan
orang untuk menyeru Allah swt tertutup dari langit, sampai dia membaca shalawat
kepada Muhammmad dan keluarganya. Nanti pada hari kiamat, tidak ada yang lebih
berat dalam timbangan selain shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.
Imam Ali Ridha as berkata: Barangsiapa yang tidak
mampu menghapuskan seluruh dosanya, perbanyaklah bacaan shalawat kepada
Muhammad dan keluarganya, karena itu akan menghapuskan dosa. Orang yang paling
dekat kedudukannya dengan Nabi saw pada hari kiamat nanti adalah orang yang
paling banyak membaca shalawat kepada Muhammad dan keluarganya.
Itulah fadhilah membaca shalawat. Shalawat adalah
ungkapan kecintaan kita kepada Rasulullah dan keluarganya. Kalau orang banyak
membaca shalawat, insya Allah, kecintaan kepada Rasulullah saw akan
bertambah.
Mere Exposure Theory
Dalam teori komunikasi, ada teori yang disebut dengan mere
exposure theory; teori terpaan semata-mata. Sebuah penelitian ilmu
komunikasi menunjukkan hal ini. Suatu saat kepada mahasiswa diperlihatkan
beberapa transparansi foto. Ada beberapa foto yang sering tampak dan ada
beberapa foto yang jarang tampak. Foto itu ada yang ditampakkan sepuluh kali,
delapan kali, dan lima kali. Setelah itu kepada mahasiswa diberikan seluruh
foto yang tadi diperlihatkan di layar. Ada hal yang menarik dalam kejadian itu,
mereka diperintah untuk memilih foto mana yang paling mereka sukai. Ternyata
mereka menyukai foto yang paling sering muncul.
Hal ini bisa dianalogikan, jika ada orang yang sering
muncul dihadapan kita, lama-kelamaan kita akan menyukai orang tersebut. Begitu
pula dengan shalawat. Dengan seringnya kita membaca shalawat, kita selalu
menghadirkan nama Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya akan tumbuh
dengan sendirinya kecintaan kepada orang-orang yang sering kita sebut.
Hal ini juga dikenal dalam teknik iklan atau
propaganda. Agar sesuatu disukai orang, lakukanlah iklan tentang sesuatu itu
berkali-kali. Seorang propagandis Hitler pernah berkata, "Kebohongan pun
akan dipercaya menjadi keimanan kalau kita mengulanginya terus menerus.
Kebenaran adalah kebohongan yang dikalikan seribu.
Kalau kebohongan saja bisa menjadi kebenaran, apa lagi kata-kata suci seperti shalawat yang sering kita bacakan. Shalawat, insya Allah, akan menumbuhkan kecintaan kepada Rasulullah saw. Lewat kecintaan itulah kita akan meniru perilaku orang yang kita cintai. Kecintaan kita kepada keluarga Rasulullah saw merupakan ungkapan cinta kepada Rasulullah juga.
Al-Zamakhsyari dalam kitab Al-Kasyaf, menulis bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang mati dengan kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia mati syahid. Ketahuilah, barangsiapa yang mati dalam kecintaan kepada keluarga Muhammad saw, dia mati dengan ampunan-Nya. Ketahuilah barangsiapa yang mati dalam kecintaan kepada keluarga Nabi saw, dia mati sebagai orang mukmin yang sempurna imannya. Ketahuilah, barangsiapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Nabi saw, dia mati dalam keadaan Malaikat Maut akan menggembirakannya dengan surga, kemudian Munkar dan Nakir akan menghiburnya. Ketahuilah, barangsiapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia akan diiringkan masuk ke surga seperti diiringkannya pengantin ke rumah suaminya. Ketahuilah, barangsiapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad saw, Allah akan bukakan pintu surga pada kuburannya. Ketahuilah, barangsiapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad saw, Allah akan jadikan kuburannya tempat berkunjung Malaikat Rahmat. Ketahuilah, barangsiapa yang mati dengan membawa kecintaan kepada keluarga Muhammad, dia mati sebagai ahlus sunnah wal jamaah. Dan barangsiapa yang mati dalam kebencian kepada keluarga Muhammad saw, dia akan datang pada hari kiamat dengan tulisan pada kedua matanya; Inilah orang yang putus asa dari rahmat Allah.
Na'udzu bilahi min dzalik. Kita berlindung kepada
Allah dari hal seperti itu. ***
(Sumber artikel dari buku Memaknai Kematian
karya Jalaluddin Rakhmat)