14/06/22

Teladan Nabi: Menegakkan Ukhuwwah [by Jalaluddin Rakhmat]

"Sudah sering kita dengar bahwa persaudaraan dalam Islam jauh lebih tinggi daripada persaudaraan yang lain yang tidak didasarkan pada Islam. Dapatkah kita bersikap jujur dan mengatakan bahwa persaudaraan yang kita miliki di sini lebih tinggi daripada persaudaraan karena perkerabatan seperti di Tanah Air? Jika tidak, mengapa? Mengapa kita merasakan bahwa persaudaraan kita sekarang hanyalah bersifat selintas walaupun sering dibicarakan dalam ceramah dan khotbah?

Persaudaraan bukanlah suatu yang datang kepada Anda dengan sendirinya. Bukanlah sesuatu yang dipaksakan kepada Anda dari luar. Persaudaraan adalah sesuatu yang harus Anda lahirkan. Anda tidak dapat memetik kecintaan apabila Anda menanam kebencian. Anda tidak akan dapat memperoleh saudara jika Anda bertindak sebagai musuh. Anda tidak akan memanen ketulusan dari orang lain apabila Anda memelihara kemunafikan. Oleh karena itu, kita harus menciptakan saudara, tetapi bagaimana caranya?

Tujuan khotbah ini ialah memberikan contoh terbaik tentang bagaimana seharusnya kita bergaul dengan orang lain. Bagaimana merebut kasih sayang dan cinta. Sebagai orang Islam, kita memiliki contoh terbaik yang memberikan teladan buat kita semua. Contoh itu ialah Nabi Muhammad Saw. Allah Swt. berfirman:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

"Sesungguhnya ada pada diri Rasulullah buat kamu contoh yang baik, buat dia yang mengharapkan Allah dan balasan hari kiamat dan banyak mengingat Allah" (QS. Al-Ahzab [33]: 21).

Nabi Muhammad Saw. adalah pemimpin paling dicintai pada zamannya, dan bahkan setelah ia tiada. Berikut adalah beberapa contoh tentang bagaimana para sahabat mencintainya.

Pada zaman permulaan Islam, suatu hari Abu Bakar berbicara di hadapan orang-orang kafir di Masjidil Haram. la dipukuli dan diinjak-injak sampai tidak sadar dan hampir mati. Banu Taim membawanya ke rumahnya. Menjelang malam, Abu Bakar membuka kelopak matanya dan mulai sanggup berbicara. Dan apakah kalimat pertama yang diucapkan Abu Bakar setelah dia pingsan sekian lama? Abu Bakar berkata, "Bagaimana keadaan Rasulullah Saw.?" la tidak memperhatikan sama sekali penderitaannya sendiri. Ketika Ummul Khair, ibunya, berusaha memberi makan, Abu Bakar berkata, "Demi Allah, saya tidak akan makan dan tidak akan minum apa pun sebelum saya melihat Rasulullah".

Pada pertempuran Uhud, ketika sejumlah orang Islam terbunuh, seorang wanita Anshar diberi tahu bahwa ayahnya, suaminya, saudaranya, dan anaknya, semuanya gugur di medan pertempuran. Setelah mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, wanita itu berkata, "Bagaimana keadaan Rasulullah?" la diberi tahu bahwa Rasulullah sehat wal afiat, tetapi ia bersikeras untuk melihatnya sendiri. Pada akhirnya, setelah ia menemui Rasulullah, ia berkata, "Ya Rasulullah, segala musibah menjadi kecil setelah aku melihatmu".

Kita masih memiliki banyak contoh tentang bagaimana sahabat mencintai Rasulullah. Cukuplah di sini dikatakan bahwa bahkan setelah Nabi meninggal, para sahabat menangis jika nama Muhammad disebut di depan mereka." ***

(dari buku Khotbah-Khotbah Kang Jalal, hlm. 23-25)