Pendahuluan
Sejarah panjang perjalanan Dakwah Rasulullah saw telah diwarnai dengan berbagai penentangan dan penolakan bangsa Arab, khususnya kaum kafir Quraisy dan juga Ahlul Kitab yang puncaknya dengan mengobarkan api peperangan. Maka Nabi Muhammad saw. dengan terpaksa menghadapi mereka dalam peperangan demi peperangan, dari peperangan Badar hingga peperangan Hunain dan beliau pun telah mempersembahkan puluhan bahkan ratusan syahid dari sabahat setia dan keluarga terdekat beliau.
Sejarah mencatat pula bahwa dalam setiap pertempuran yang berlangsung, Ali bin Abi Thalib as selalu menjadi “Bintang Ksatria” tak tertandingi. Dalam perang Badar, di mana kaum Muslimin berhasil membunuh tujuh puluhan kafir Quraiys, setengah dari korban itu mati tersungkur dari kudanya karena tebasan pedang Ali bin Abi Thalib as.
Peparangan Uhud menjadi saksi jujur betapa Ali bin Abi Thalib as tegar dan gigih menghadapi kaum kafir Quraisy, baik dalam pertempuran sesi pertama maupun pertempuran sesi kedua ketika kaum kafir Quraisy berhasil memporak-porandakan barisan para pemanah yang tadinya bersiaga menjaga kaum Muslimin dari pos-pos mereka yang telah ditentukan Nabi saw. di puncak gunung Uhud. Mereka menghujani Nabi saw. dan pasukan Muslimin dengan ratusan anak panah dan tombak, dengan begitu beringas mereka menyerang dan mengincar Nabi saw. Di saat-saat seperti itu, sejarah mengabadikan bahwa Ali bin Abi Thalib lah yang tetap tegar dan berdiri tangguh menghadapi dan menghalau setiap serangan kaum kafir Quraisy terhadap Nabi saw., sementara sebagian sahabat berlarian meninggalkan arena laga demi menyelamatkan diri, utamanya setelah mendengar isu bahwa Nabi Muhammad saw telah terbunuh.
Peperangan Khaibar juga menjadi saksi sejarah betapa keberanian dan ketangguhan Ali bin Abi Thalib menjadi sebab utama kemenangan yang dipetik kaum Muslimin. Sementara sebelumnya dua komandan perang yang ditugasi secara bergantian untuk memimpin pasukan dan menaklukkan banteng Yahudi Khaibar hanya mengundang cemoohan kawan maupun lawan.
Perang Ahzâb atau yang dikenal dengan perang Khandaq/Parit, keberanian, ketangguhan dan ketangkasan tangan kekar Ali dalam mengayunkan padang Dzul Fiqâr sehingga dengan sekali ayunan pedang dan sekali pukul tertebaslah kepala sang jawara Arab Amr bin Abdi Wudd dan kemudian hancurnya mental kaum kafir Arab yang mengepung kota Madinah dan akhirnya mereka pun lari berhamburan meninggalkan medan perang dengan ketakutan dan kekalahan serta kekecewaan.
Dan sekali lagi, Allah mempersembahkan kemenangan untuk Nabi Saw. berkat pedang Ali bin Abi Thalib as. Serta masih banyak lagi _paloran_ para sejarawan Islam tentang jasa-jasa agung Ali bin Abi Thalib dalam perjuangan demi tegaknya Islam dan kejayaan Kalimatullah.
Jasa demi jasa itu telah diabadikan dalam ayat-ayat suci Al Qur’an agar kaum Muslimin mengenal dan mengenangnya di sepanjang zaman.
Dalam kesempatan ini, saya hanya akan menghadirkan satu ayat suci Al Qur’an yang mengabadikan jasa perjuangan Ali bin Abi Thalib, Singa Allah yang tak terkalahkan dan Pendekar Islam tiada tanding. Semoga sajian ini dapat menjadi wasîlah untuk lebih mengenalkan keagungan pribadi mulia Ali bin Abi Thalib as. yang mulai dilupakan sebagian kaum Muslimin.
Allah SWT berfirman:
يا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنينَ
“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan juga orang-orang mukmin yang mengikutimu.”_ (QS. Al Anfâl;64)
Keterangan
Dalam Ayat ini Allah menegaskan bahwa cukuplah Allah sebagai penolong dan pelindung Nabi-Nya. Tentu pertolongan Allah itu beragam bentuk dan caranya; dengan mengirim bala tentatara ghaib [para malaikat], menyerang jiwa kaum kafir dengan rasa takut dll.
Nah, selain itu juga Allah SWT memberikan perlindungan dan pertolongan kepada Nabi-Nya melalui kaum Mukminin yang setia membela beliau dalam setiap saat. Di sini, tidak ada yang lebih pantas menyandang sanjungan dalam ayat di atas kecuali pribadi dan dalam sepanjang sejarah perjuangan dakwah Nabi saw. selalu mendampingi Nabi saw., khususnya di saat-saat genting dalam medan peperangan.
Dalam ayat di atas, Allah SWT menyebut Ali bin Abi Thalib as. dengan sifat teragungnya, yaitu iman… Ali bin Abi Thalib adalah Mukmin sejati yang telah mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melindungi dan membela Nabi Muhammad Saw.
Tafsir Ulama Ahlus Sunnah
Imam al Hakim al Hiskâni dalam kitab Syawâhid at Tanzîl-nya menyebutkan dua riwayat bahwa yang dimaksud dengan: _“orang-orang mukmin yang mengikutimu.”_ adalah Ali bin Abi Thalib as. Dengan sanadnya bersambung kepada Imam Ja’far bin Muhammad [ash Shadiq as.] dari ayah beliau tentang ayat:
يا أَيُّهَا النَّبِيُّ حَسْبُكَ اللَّهُ وَ مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنينَ
_“Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan juga orang-orang mukmin yang mengikutimu.”_ (QS. Al Anfâl;64) Ayat itu turun untuk Ali bin Abi Thalib as.
Riwayat kedua juga sama hanya saja ia riwayatkan dari jalur lain.
[Syawâhid at Tanzîl,1/358, hadis no. 308 dan 309] Dan kedua hadis di atas juga telah diriwayatkan oleh Abu Nu’aim a Isfahâni dalam kitabnya: _Mâ Nazala Min al Qur’ân Fî Ali_.
Dan ketika menafsirkan ayat 62 surah Al Anfâl juga yang berbunyi:
وَ إِنْ يُريدُوا أَنْ يَخْدَعُوكَ فَإِنَّ حَسْبَكَ اللَّهُ هُوَ الَّذي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَ بِالْمُؤْمِنينَ
“Dan jika mereka bermaksud hendak menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin.”
Ia menyebutkan enam riwayat yang menegaskan bahwa yang dimaksud dengan: _“dan dengan para mukmin.”_ adalah Ali bin Abi Thalib as.
Di bawah ini akan saya sebutkan satu saja riwayat tentangnya:
Dengan sanad bersambung kepada Abu Hurairah, ia berkata: “Rasulullah saw. bersabda [ketika malam diimi’rajkan]:
رًأيْتُ لَيلَةَ أُسرِيَ بِي إلى السَّماءِ على العرشِ مكْتوبًا : لا إلهَ إلا أنا وَحْدِي لا شَرِيكَ لِي , وَ مُحمدٌ عَبْدِي و رسولِي, أَيَّدتُهُ بِعَليٍّ.
_“Di malam aku di-isra’-mi’raj-kan, aku menyaksikan di atas Arsy terpampang tulisan: Tiada Tuhan selain Aku yang Maha Esa/Tunggal tiada sekutu bagi-Ku. Muhammad adalah hamba dan Rasul-Ku, aku kuatkan dia dengan Ali.”_
Dan itu adalah firman Allah:
هُوَ الَّذي أَيَّدَكَ بِنَصْرِهِ وَ بِالْمُؤْمِنينَ
“Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin.”
Riwayat di atas juga telah dipilih oleh al Qâdhi ‘Iyâdh dalam kitab asy Syifâ’-nya,1/174 dari jalur sabahat Abu al Hamrâ’.
Demikian juga dengan Imam Jalâluddîn As-Suyūthi dalam tafsir ad Durr al Mantsûr-nya,3/361 dari riwayat Ibnu ‘Asâkir dari sahabat Abu Hurairah.
Serta masih banyal ulama lain yang juga mengutip riwayat-riwayat bahwa yang dimaksud dengan firman suci di atas adalah Ali bin Abi Thalib as.
Catatan Akhir
Tentu riwayat-riwayat seperti itu tidak sedang membatasi makna ayat di atas. Tetapi ia bermaksud menyebutkan pribadi yang paling agung dan paling mulai yang dengan mereka Allah SWT melindungi dan menolong Nabi-Nya.
Dan itu sudah cukup sebagai bukti keagungan dan keutamaan Ali bin Abi Thalib as. Sekian…. Semoga bermanfaat.