Saya adalah mantan penganut aliran NII kw 9. Sejak kecil pmikiran-pemikiran tentang negara Islam telah ditanamkan oleh kakak saya yang merupakan aktivis pergerakan NII. Mulai dari sejarahnya, cita-citanya, konsep hijrah mekah dan madinahnya. Keyakinan-keyakinannya saya pelajari dan saya ikuti. Enam tahun saya belajar di pondok pesantren di Indramayu yang menjadi pusat NII kw 9 ini. Pada saat itu saya mengagumi sosok pemimpin NII kw9 ini. Dan sudah merasa merupakan jalan yang paling benar.
Setelah lulus dari Aliyah. Saya pun ikut aktif dalam pergerakan mereka selama kurang lebih 3-4 tahun. Dalam pergerakan itu seluruh tenaga, harta, dan waktu saya curahkan dalam mendukung kegiatan NII. Pokoknya semangat menegakan syariat Islam ala NII sangat menggebu dalam diri saya.
Setelah hampir kehilangan segalanya, usaha tutup, kuliah berantakan dan hampir drop out di Universitas Indonesia, jarang pulang ke keluarga dan lainnya. Saya menemukan titik jenuh dan kekecewaan yang sangat mendalam terhadap aliran ini karena pada kenyataannya semua seperti fatamorgana dan pemimpinnya tidak memberikan uswah (teladan). Saya mulai introspeksi keyakinan. Akhirnya saya putuskan untuk belajar agama lebih dalam.
Saya baca buku-buku agama kembali di perpustakaan UI, terutama buku karya Muhammad Quraish Shihab, buku Aidh Alqorni dan beberapa buku tokoh NU dan Muhamadiyah, kajian Toriqoh Syadiziliyah, dan masjid-masjid mulai saya kunjungi untuk mendengar kajian tentang Islam. Sempat bertemu dengan jamaah tabligh dan diajak bergabung ke masjid Kebon Jeruk Jakarta, yang merupakan pusat kegiatan mereka.
Dalam pencarian agama tersebut, tanpa sengaja saya mengambil sebuah buku di perpustakaan UI yag berjudul "Akhirnya Kutemukan Kebenaran" (karya Muhammad Tijani Samawi) yang tampaknya sudah usang (karena banyak dibaca). Saya baca buku tersebut hingga akhirnya saya seperti masuk dalam perjalanan spiritual penulis buku itu. Saya tak mau berhenti membaca buku tersebut dan tiba saatnya saya bnyak membeli buku tentang Syiah seperti Dialog Sunni Syiah, Duka Karbala, dan lainnya.
Sebenarnya saat masih di NII, saya sudah pernah beberapa kali ke ICC diajak oleh teman saya di satu sekolah untuk menonton film "Mukhtar" dan satu kali mengikuti acara Asyura. Tapi saat itu saya belum bertanya-tanya tentang mazhab dan aliran apa ini, dan belum tergugah mempelajarinya. Mungkin karena pengaruh NII yang masih kuat.
Syukur atas nikmat Allah yang begitu besar kapada saya yang mmberikan jalan dan petunjuknya untuk berwilayah kepada Ahlulbait Nabi. Sudah lima tahun saya memegang teguh ajaran ini. Sempat diasingkan dari keluarga, terutama kakak saya yang kecewa dengan jalan agama yang sudah tidak sejalan dengannya. Oleh teman-teman saya yang masih berada di jalur NII, terus berusaha mengajak kembali dengan berbagai cara. Dan saya tetap memilih apa yang saya telah pilih dan pelajari dengan kesadaran penuh, dengan akal dan kebebasan dalam berfikir. Dan dengan cinta dan kesetiaan kepada Rasulullah dan Ahlulbaitnya. ***
Sumber Facebook Achmad Kamaludin (postingan 08/09/2020 di Grup ICC Jakarta)
Note: buku AKHIRNYA KUTEMUKAN KEBENARAN sudah terbit kembali dengan judul SPIRITUAL TRAVELLER