19/08/21

Mengapa Muslim Syiah berkabung atas Imam Husain as?

Sejak hari syahadah Imam Husain as, para pengikutnya memulai satu tradisi berkabung mengenang tragedi tersebut yang berlanjut sampai hari ini. Setiap tahun, ratusan juta Muslim Syiah, di samping banyak Muslim Sunni lainnya, bahkan banyak non-Muslim, berdukacita dan memperingati tragedi itu. Kami mengenang tragedi Imam Husain as untuk tetap menjaga dan menghidupkan pesannya. Kami menangisinya dalam rangka melestarikan nilai-nilai perjuangannya.

Dengan berkabung ini, kita menyampaikan pesan bahwa pada dasarnya kita menolak ketidakadilan dalam segala bentuknya. Dengan berkabung ini pula, kita menunjukkan perjuangan untuk keadilan, kebebasan, martabat dan kehormatan manusia. Imam Husain as menyelamatkan agama Islam dari kejahatan Yazid dan dinastinya. Kami selamanya berhutang budi kepada perjuangan Imam Husain as. Kami berduka untuk beliau demi mengucapkan terima kasih atas upaya-upaya besarnya dan untuk menghargai pengorbanannya.

Dengan berkabung atas Imam Husain as, kami mampu memurnikan jiwa dari dosa-dosa, ketidakadilan, dan keburukan. Asyura adalah masa berkabung yang memberikan kita kesempatan untuk lebih terhubung dengan Imam Husain as dan nilai-nilai perjuangannya, Asyura juga menjadi sarana untuk memperbaiki diri kita sendiri dan untuk mencapai kebaikan yang lebih tinggi.

Dengan berkabung atas tragedi itu, kita mendorong diri kita untuk bekerja lebih keras demi menegakkan keadilan. Setiap air mata yang kita cucurkan adalah energi dan penguat yang akan memotivasi kita untuk bekerja siang dan malam demi tegaknya keadilan sosial, kukuhnya kepatuhan pada hukum-hukum Allah, dan untuk memenuhi kewajiban kita di dalam agama, moral dan etika.

Sepanjang sejarah, berbagai kelompok masyarakat di dunia ini menyatakan duka cita atas tragedi Imam Husain as dengan cara budaya mereka sendiri, dan kami menghormati semua budaya itu. Selain memperingati tragedi Imam Husain as dan bagaimana mengambil hikmah dari ajaran-ajarannya, di berbagai belahan bumi, masyarakat juga mengadakan kajian spiritual dan forum pendidikan di bulan Muharram untuk mendiskusikan wacana spiritual, kekeluargaan dan isu sosial lainnya.***