Dalam pengantar buku Islam Syiah, Asal Usul dan Perkembangannya yang ditulis oleh Allamah M.H. Thabathaba’i, profesor studi Islam di Universitas George Washington Amerika Serikat, Seyyed Hossein Nasr, 79, mengatakan ada lima prinsip agama atau ushuluddin Islam Syiah, yaitu
1.Tauhid, yakni kepercayaan kepada keesaan Ilahi
2.Nubuwat, yakni kenabian
3.Ma’ad, yakni kehidupan akhirat
4.Imamah atau keimanan, yakni kepercayaan adanya imam-imam sebagai pengganti
nabi
5.Adil atau Keadilan Ilahi.
Menurut Nasr, dalam tiga prinsip dasar, yakni Tauhid, Nubuwat, dan Ma’ad, Sunni
dan Syiah bersepakat.
“Hanya dua prinsip dasar yang lain, yakni Imamah dan Keadilan, mereka berbeda,”
ujar dia.
Bagi Sunni, menurut profesor studi Islam yang lahir di Iran dan beragama Islam
ini, sebagaimana dibawa oleh Nabi ke dunia ini, mencapai masyarakat Sunni lewat
para sahabatnya.Yang terkenal antara lain Abu Bakar, Umar, Usman, dan
Ali.
Juga beberapa yang lainnya seperti Anas, Salman, dan selama generasi-generasi
berikutnya melalui para ulama dan sufi.
Namun, bagi masyarakat Syiah, barokah Al-Quran itu sampai kepada mereka,
terutama melalui Ali dan Ahlul Bait (diterjemahkan dalam buku ini sebagai
anggota keluarga/rumah tangga Nabi).
"Kecintaan yang dalam terhadap Ali dan keturunannya, melalui Fatimah,
inilah yang membuat terjadinya kekurangan perhatian terhadap, bahkan pengabaian
sahabat-sahabat yang lain, dalam Islam Syiah," ujar Nasr.
Bagi kebanyakan umat Islam yang mendukung khalifah rasyidun, Nasr menambahkan,
para Nabi mencerminkan warisan Nabi dan merupakan penyampaian risalahnya kepada
generasi-generasi berikut.
"Pada masyarakat Muslim awal, para sahabat menempati kedudukan yang
terhormat dan di antara mereka, empat khalifah pertama berdiri tegak sebagai
kelompok yang menonjol," ujar dia. "Melalui sahabat-sahabatlah,
hadits (ucapan-ucapan) dan sunnah (cara hidup) Nabi sampai ke generasi kedua
kaum Muslimin."
Namun bagi Syiah yang memusatkan pada masalah walayat dan menekankan kandungan
batiniah risalah kenabian, menurut Nasr, melihat pada diri Ali dan Ahlulbait
Nabi sebagai satu-satunya saluran penyampaian risalah Islam yang asli.
"Walaupun secara paradoks, mayoritas keturunan Nabi menganut Islam Sunni
dan terus berlaku seperti itu hingga sekarang," kata Nasr.
Karena itu, menurut professor studi Islam yang lahir di Iran dan menguasasi
enam bahasa ini, walaupun kebanyakan kepustakaan hadis dalam Syiah dan Sunni
sama, tapi mata rantai penyampaian dalam berbagai tahap tidaklah sama. ***
Sumber artikel https://nasional.tempo.co/read/426786/persamaan-dan-perbedaan-sunni-syiah