Tanggal 26 Rajab diyakini sebagai hari wafat Abu Thalib bin Abdul Muthalib ra. Paman Nabi Muhammad Saw dan ayah Imam 'Ali bin Abi Thalib ra. Di antara hal yang diperselisihkan adalah tentang keimanan Abu Thalib ra. Ulama mazhab Syiah sepakat mengenai keimanannya dan tidak kafir.
Keyakinan ulama Syiah didasarkan pada hadis-hadis dari jalur 'Itrah Ahlul Bait. Salah satunya dari Imam Jafar ash-Shadiq as bahwa:
إن مثل أبي طالب مثل أصحاب الكهف أسروا الايمان وأظهروا الشرك فآتاهم الله أجرهم مرتين.
"Perumpamaan Abu Thalib seperti Ashhabul Kahfi. Mereka merahasiakan keimanan dan menampakkan kesyirikan. Lalu Allah Ta'ala memberi mereka ganjaran baik dua kali."
Status hadis menurut 'Allamah al-Majlisi termasuk hasan. Hadis tersebut, tercantum pada Muhammad bin Ya'qub al-Kulaini, al-Kafi, cet. 1, juz 1 (Beirut: Mansyurat al-Fajr, 1428 H/2007 M), hadits no. 28, hlm. 284.
Setahu kami, hanya tersebut hanya ditemukan dalam kitab hadis dari Syi'ah. Mereka mengumpulkan hadis-hadis 'itrah-Ahlul Bait. Bukankah Rasulullah Saw mewasiatkan dua pusaka berdasarkan hadis shahih? Al-Qur'an dan 'itrah Ahlul Bait. Keduanya tidak akan berpisah hingga menemui Rasulullah Saw di haudh.
Bagaimana mungkin memahami Al-Qur'an dengan benar tanpa merujuk pada pendampingnya? Bagaimana mungkin memahami sirah nabawiyyah dengan benar tanpa merujuk pada yang Rasulullah Saw wasiatkan? Dalam diri 'itrah Ahlul Bait lah terpatri pembelaan keimanan Abu Thalib ra.***
(Muhammad Bhagas, pemerhati kajian Sunni dan Syiah)