23/02/22

Ulil Abshar Abdalla Curhat tentang Islamofobia

Pada akun twitter @ulil (Kyai Ulil Abshar Abdalla) menuliskan curhatannya cukup panjang yang terbagi pada 14 twit. Pembahasannya menarik tentang Islamofobia. Bagaimana pandangan Kyai Ulil tentang Islamofobia? Silahkan baca copy paste berikut:

1/ Mau curhat sebentar soal islamofobia, manteman. Beberapa waktu terakhir ini, istilah Islamofobia (ketakutan pada Islam) dimaknai secara kurang tepat oleh sebagian kalangan. Tentu saja "tidak tepat" di sini menurut pendapat saya. Jika anda tidak setuju, monggo saja.

2/Tampaknya, ada gejala "Islamofobia" dimaknai sbg: segala pendapat atau posisi pemikiran yg berseberangan dlm isu2 keagamaan (baca: Islam). Ini gejala pertama. Gejala kedua: tampaknya, tuduhan Islamofobia ini lebih banyak dipakai oleh pihak2 yg berseberangan dg pemerintah. 

3/Pemaknaan Islamofobia seperti itu, menurut saya, kurang tepat. Umat Islam sejak dulu beragam, dan memiliki posisi pemikiran dan politik yg berbeda2. Tidak selayaknya, pihak yg satu menuduh yg lain (keduanya sama2 umat Islam) sebagai "Islamofob" hanya karena perbedaan ide. 

4/Jika seseorang mengkritik keras ide khilafah, misalnya, ia tidak bisa disebut "Islamofob". Begitu hg seseorang yg berpendapat bhw wayang tidak sesuai dg Islam, dia bukan Islamofob. Sebaliknya, pihak yg menyerang balik pendapat yg mengharamkan wayang jg bukan Islamofob. 

5/ Pemerintah Indonesia di bawah Jokowi memiliki posisi politik yg jelas dlm isu2 keislaman, yaitu mendukung posisi Islam yg moderat, dan karena itu mengampanyekan gagasan "moderasi Islam". Kebijakan pemerintah jelas: membatasi ruang gerak bagi ide2 Islam "kanan". 

6/ Posisi pemerintah seperti itu jelas bukan menandakan adanya Islamofobia. Bagaimana pemerintah Jokowi bisa disebut Islamofob dan "anti-Islam" wong presiden, wakil presiden, dan menteri2nya mayoritas beragama Islam. Istilah Islamofobia di sini dipakai scr tidak tepat. 

7/ Apakah di Indonesia ada Islamofobia? Menurut saya ada, tapi itu berkembang hanya terbatas di kalangan kelompok yg amat kecil di luar Islam. Tapi itu kecil sekali. Saya tahu, sebagian besar kalangan non-Muslim di Indonesia sangat menghargai Islam yg moderat. 

8/ Banyak kalangan non-Muslim yg menghargai, bahkan mengagumi tokoh2 Islam spt Gus Dur, Buya Syafi'i Maarif, Gus Mus, Kiai Said Aqil, dll. Dengan kata lain, di Indonesia saat ini kita tidak bisa membesar2kan isu Islamofobia. 

9/ Jika ada kalangan yg tidak suka pada kelompok Islam konservatif atau garis keras, itu bukan Islam Islamofobia. Lalu, apa definisi Islamofobia? Menurut saya, Islamofobia maknanya dua: (1) Menganggap bhw semua umat Islam adalah sama, yaitu jahat dan teroris; 

10/ ... (2) Pandangan yg serba "esensialistik" dan menyederhanakan ttg umat Islam. Misalnya: setiap muslimah yg memakai cadar adalah teroris. Harus dibedakan antara tidak setuju dg cadar di satu pihak, dan mengidentikkan cadar dg terorisme. 

11/ Tidak setuju, bahkan mengkritik cadar atau jilbab, bukanlah Islamofobia. Yang bisa disebut Islamofobia adalah menggeneralisir bhw semua muslimah yg bercadar adalah jahat dan teroris. Ini pandangan yg keliru, menurut saya. 

12/ Jika anda mau contoh Islamofobia yg "blatant"/terang2an adalah buku2 yg ditulis oleh Robert Spencer di Amerika. Bagi orang2 seperti Spencer ini, tidak ada yg disebut "Islam moderat". Bagi dia hanya ada satu Islam: Islam sebagai "religion of evil", agama kejahatan. 

13/ Bagi orang2 seperti Spencer, Islam moderat itu hanya "basa-basi" diplomatik untuk menutupi "ajaran2 jahat" dalam Islam. Inilah contoh yg terang2an dari Islamofobia. Kaum Islamofob seperti Spencer ini tidak berhenti pada menulis buku saja, tetapi "mendakwahkan" Islamofobia. 

14/ Kenapa muncul Islamofobia, ini jg pertanyaan yg menarik. Mungkin akan menjadi tema "curhat" terpisah. Sekian.

 ***

taken from twitter @ulil