Pada diri manusia terdapat dua jenis penyakit. Penyakit fisik dan penyakit hati. Penyakit fisik tentu karena sebab-sebab fisik dan manusia akan merasakan sakit sebagai respon tubuh atas serangan penyakit terhadap dirinya. Manusia yang mengalami penyakit jenis ini jelas akan mengetahui dirinya dalam keadaan sakit baik cepat atau lambat dan kemudian berusaha untuk mengobatinya.
Sedangkan penyakit hati bersifat non materi yang merupakan
sifat-sifat buruk yang meliputi diri seseorang. Karena sifatnya non materi maka
manusia yang dihinggapinya tidak akan merasakan bahwa dirinya dalam keadaan
sakit.
Jika penyakit fisik hilang dengan kematian berbeda halnya dengan
penyakit hati yang justru akan terbawa pada kehidupan berikutnya dan justru
setelah kematian rasa sakitnya akan dialami manusia tersebut. Penyakit hati ini
jika manusia tidak segera berusaha menyembuhkan dirinya dia akan bertambah
dengan cepat :
فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ
عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah
penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka
berdusta." (QS 2:10)
Para Nabi dan Rasul hakikatnya merupakan "Thabib
al-Qulub" mereka diutus untuk menyembuhkan beragam penyakit yang ada pada
bathin manusia. Namun selain para Nabi dan Rasul, Allah SWT turunkan
al-Qur'an sebagai penyembuh bagi hati yang resah, was-was, takut, iri, ujub,
riya', sombong dan beragam jenis penyakit hati lainnya:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ
وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim
(Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian." (QS 17:82)
Allah SWT menyebut al-Qur'an sebagai "Syifa"
(Penyembuh) menunjukkan bahwa yang disembuhkan bukanlah penyakit fisik namun
penyakit hati. Ketika manusia meresapi apa yang diajarkan al-Qur'an dan
mengamalkannya maka al-Qur'an akan membersihkan kotoran-kotoran bathin yang ada
pd dirinya. Beragam sifat buruk yang selama ini meliputi dirinya secara
perlahan akan memudar.
Secara umum di dalam diri manusia terdapat penyakit namun bagi
mereka yang berusaha untuk menyucikan dirinya al-Qur'an akan membimbing dirinya
namun bagi mereka yang menutup pintu hatinya maka kehadiran al-Qur'an justru
membuat mereka berada dalam kerugian yang besar :
قُلْ هُوَ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا هُدًى وَّشِفَاۤءٌ ۗوَالَّذِيْنَ لَا
يُؤْمِنُوْنَ فِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرٌ وَّهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًىۗ اُولٰۤىِٕكَ يُنَادَوْنَ
مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍ ࣖ
"Katakanlah, “Al-Qur'an adalah petunjuk dan penyembuh bagi
orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga
mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan kegelapan bagi mereka.
Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh."
(QS 41:44)
Manusia yang sakit kehadirannya hanya akn merusak tatanan
kehidupan umat manusia dan pada puncaknya mereka berwujud sosok yang kejam dan
menghancurkan. Beragam sosok seperti Fir'aun, Namrud, Abu Lahab dan sebagainya
merupakan contoh-contoh yang digambarkan al-Qur'an sebagai manusia-manusia yang
sakit. Di dunia merusak dan di akhirat mendapatkan siksa yang pedih.
Jika kita tidak ingin penyakit-penyakit yang ada di dalam hati
kita berubah menjadi siksa dalam kehidupan berikutnya maka tidak ada jalan lain
bagi kita kecuali bersahabat dengan al-Qur'an dan menjadikan Alquran sebagai
pelita kehidupan kita di dunia ini. ***
Kholid Al-Walid adalah dosen STFI Sadra
=> Belajar Tasawuf bisa Anda ikuti pada YouTube MISYKAT TV, setiap minggu jam 19.45-21.00 WIBB.