Telah muncul tuduhan bahwa orang Syiah mengucapkan shalawat kepada Rasulullah saw dan Ali bin Thalib sekaligus, seperti terlihat dalam shalawat mereka: “Allahumma shalli alla Muhammad wa aali (aali = keluarga Ali).”
Kata Aali dalam
shalawat itu tidak
menunjuk kepada Ali atau keluarga Ali. Semua yang mengerti
bahasa Arab akan segera tahu bahwa aali (dengan alif, artinya keluarga) bukanlah
‘Ali (dengan ‘ain, yang merujuk pada ‘Ali bin Abi Thalib). Kami
selalu menambahkan shalawat kepada Nabi Muhammad saw dengan shalawat kepada
keluarganya (Aali Muhammad).
Dalam hadis, Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahih-nya juz 3 dan Muslim dalam Shahih-nya juz 1. Allamah al-Qanduzi
dalam Yanabi’ al-Mawaddah (halaman 227) menukil dari Al-Bukhari, Ibn
Hajar dalam al-Shawa’iq al-Muhriqah, pada bab 11, pasal pertama ayat
kedua. Mereka semua meriwayatkannya
dari Ka’ab bin ‘Ajarah: Ketika ayat ini
turun (QS Al-Ahzab [33]: 56), kami bertanya kepada Nabi Muhammad saw: ”Wahai
Rasulullah, kami tahu bagaimana
mengucapkan salam kepadamu. Tetapi bagaimana kamu mengucapkan shalawat kepada
keluargamu?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah,
Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa ‘ala aali Muhammad” (Ya Allah
limpahkan shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad).
Ibn Hajar meriwayatkan dalam al-Shawa’iq (halaman 87) bahwa Rasulullah saw bersabda, “Janganlah kalian bershalawat kepadaku dengan shalawat yang buntung.”
Para sahabat bertanya, “Bagaimana shalawat yang buntung itu?” Beliau menjawab, “Engkau mengucapkan Allahumma shalli ‘ala Muhammad (Ya Allah limpahkan shalawat kepada Muhammad) lalu kalian diam. Melainkan ucapkanlah, Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad (Ya Allah limpahkan shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad). ***