Muncul tuduhan bahwa orang-orang Syiah menambahkan dalam azannya: Hayya ‘ala Khayril ‘Amal. Ucapan itu tidak diajarkan Nabi Muhammad saw dan termasuk bid’ah. Hayya ‘ala khayril ‘amal bukan tambahan, tetapi kalimat yang diajarkan Nabi Muhammad saw. Kemudian dihilangkan oleh salah satu mazhab dalam Islam. Syiah mempertahankan sunnah Nabi Muhammad saw dan menjadikannya sebagai syi’ar mazhabnya.
Perhatikan dalil-dalil ini: Azan yang
dipraktekkan oleh Ahlussunnah, tanpa Hayya ‘ala Khayril ‘Amal
diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibn Majah, dan Al-Turmudzi. Dikisahkan bahwa kalimat-kalimat azan itu diperoleh melalui
mimpi (Abdullah bin Zaid, atau Umar bin Khattab
atau empat belas sahabat lainnya dengan
riwayat yang saling
bertentangan). Selain semua sanadnya ada saja mengandung kelemahan(majhul,
dha’if, munkar, munqathi’ dan sebagainya), penetapan syariat melalui
mimpi sahabat adalah
kemusykilan yang besar. Ibnu Hajar dalam
Fath al-Bari 2: 62 menulis,
“Sesungguhnya sulit menerima
penetapan hukum lewat mimpi Abdullah bin Zaid karena mimpi
selain Nabi saw tidak bisa menjadi dasar syara.”[1]
Berikut ini hadis-hadis tentang Hayya
‘ala Khayril ‘amal melalui Abdullah bin
Umar, Sahl bin
Hunayf, Bilal, Abu
Mahdzurah, ibn Abi Mahdzurah,
Zaid bin Arqam.
Dari Nafi’, ia berkata: Ibnu ‘Umar kadang-kadang setelah membaca
Hayya ‘Alal Falah
di belakangnya ia membaca Hayya ‘ala
khayril amal (Sunan al-Baiyhaqi 1: 624, hadis no 1991).
Dari Laits bin Sa’ad
dari Nafi’: Ibnu Umar tidak pernah berazan
dalam safarnya. Kadang-kadang setelah Hayya ‘alal Falah ia
mengucapkan Hayya ‘ala khayril
‘Amal (Sunan al-Baiyhaqi 1: 624,
hadis no 1991).
Al-Baihaqi meriwayatkan hadis
tentang Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal dalam
azan dari Abu
Umamah, dari Sahl bin Hunayf
(Sunan Al-Baihaqi 1: 425). Ibn Al-Wazir, dari Al-Muhibb al-Thabari al-Syafi’i dalam kitabnya Ihkam
al-Ahkam, menulis, “Sebutan Hayya ‘ala
Khayril ‘Amal berasal dari hadis
Shadaqah bin Yasar,
Abu Umamah, Sahl bin
Hunayf; jika ia
berazan ia mengucapkan
Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal. Dikeluarkan dari
Sa’id bin Manshur (Mabadi al-Fiqh al-Islami, halaman 38).
Dari Abdullah bin
Muhammad bin Ammar, …dan
seterusnya dari Bilal:
Bilal berazan pada
waktu subuh dengan mengucapkan
Hayya ‘Ala Khayril ‘Amal. Kemudian Nabi
saw memerintahkan Bilal
untuk menggantinya dengan Al-Salatu
khayrun min al-Nawm, sebagai
pengganti Hayya ‘ala
khayril ‘Amal (Majm’ al-Zawaid 1: 330, dari Al-Thabrani dalam Al-Kabir;
Mushannaf Abd al-Razaq
1: 460 hadis 1787;
Sunan al-Baihaqi 1: 625 hadis
1994; Muntakhab al-Kanz hamisy Musnad Ahmad 3: 286). Jelas Al-Salatu khayrun min al-Nawm ditambahkan para ahli
hadis (mudraj) karena Al-Salatu khayr min al-Nawm ditambahkan
puluhan tahun setelah Nabi
saw meninggal dunia (Muwaththa
Malik 46; Sunan al-Daruquthni, Mushannaf
Abd al-Razaaq 1: 474, 475; Muntakhab al-Kanz 3:278).
Di situ disebutkan bahwa ‘Al-Salatu khayr min al-Nawm itu bid’ah, begitu menurut Al-Turmudzi dan Abu Dawud dan lain-lain). Muhammad bin Manshur dalam kitabnya Al-Jami’ dengan isnad dari orang-orang yang disukainya dari Abu Mahdzurah, salah seorang muadzin Rasulullah saw. Ia berkata: Rasulullah saw memerintahkan aku mengucapkan dalam azan Hayya ‘ala Khayril ‘Amal.
Dalam riwayat dari Abdul
Aziz bin Rafi’ dari Abu Mahdzurah, ia berkata: ketika
aku kecil, berkata kepadaku Nabi Muhammad saw: Jadikan akhir azanmu Hayya
‘ala Khayril ‘Amal (Al-Bahr
al-Zukhar 2: 192; Mizan al-I’tidal 1: 139; Lisan al-Mizan 1: 268).
Diriwayatkan bahwa Zaid bin Arqam mengucapkan dalam azan Hayya
‘ala Khayr al-’amal (al-Imam al-Shadiq wa al-Madzahib al-Arba’ah 5: 283).
Di samping hadis di atas, ada banyak lagi hadis tentang Hayya
‘ala Khayr al-‘amal dari sahabat-sahabat lainnya: Ali
bin Abi Thalib, Abu Rafi’, ‘Aqil bin Abi Thalib,
Al-Hasan bin ‘Ali, Al-Husayn bin ‘Ali, Abdullah bin ‘Abbas,
‘Abdullah bin ‘Umar,
Jabir bin Abdillah,
Abdullah bin Ja’far, Anas
bin Malik, Ali
bin al-Husayn, Zaid bin
Ali, dan lain-lain
(baca pengucapan Hayya
‘Ala Khayr al-‘amal
sepanjang sejarah Islam pada karya Ali al-Syahristani, Al-Adzan bayn
al-Ishalah wa al-Tahrif.[2]
Dengan penelitian yang mendalam, Anda akan segera tahu bahwa Hayya ‘ala Khayr al-‘amal adalah sunah Rasulullah saw yang dijalankan oleh kaum Muslim, terutama pengikut Ahlulbait. Sementara itu, tidak dicantumkannya Hayya ‘ala Khayr al-‘amal dalam azan bukan saja pengabaian akan sunah, tetapi juga bid’ah itu sendiri. ***