29/06/22

Benarkah, Ajaran Syiah tidak berdasarkan Al-Quran?

Ajaran Syiah adalah mazhab dalam Islam yang mengikuti Ahlulbait as sepeninggal Rasulullah saw. Syiah percaya bahwa mengikuti Ahlulbait adalah perintah Allah dan Rasulnya. Kami tunjukkan tiga ayat dari ayat-ayat Alquran yang dijadikan landasan keyakinan Syiah. 

Ayat al-Tathhîr (Penyataan kesucian)

Nabi  saw  terjaga  dari  segala  dosa  dan  kesalahan.  Kita harus  mengikuti  Rasulullah  saw,  karena  ia  selalu  benar. Sepeninggal  Rasulullah  saw,  kita  harus  mengikuti  orang-orang yang dijamin kesuciannya dalam Al-Quran. 

Sesungguhnya  Allah  bermaksud  hendak  menghilangkan dosa dari kamu, ahlulbait dan mensucikan kamu sesuci-sucinya. Dari  Shafiyah binti Syaibah ia, berkata “Aisyah berkata: “Pada  suatu  pagi,  Rasulullah  SW  keluar  dengan  mengenakan  selimut  wol  berwarna  hitam, lalu  Hasan datang maka beliau memasukkannya kedalam selimut, kemudian datanglah Husain dan ia pun masuk ke dalamnya, kemudian datanglah Fatimah dan beliaupun memasukkan  putrinya  itu,  kemudian  datanglah  Ali  dan  beliau  pun memasukkannya  juga  ke  dalam  selimut  sambil  membaca ayat  QS 33:  33  (Shahih  Muslim,  II,  Kitab  fadhail  al-Shahabah,  bab  fadhail  Ahl  al-Bayt;  Shahih  al-Turmudzi 5:30,  hadis  #3258;  Musnad  Ahmad  1:330;  Mustadrak  al-Shahihayn 3:133, 146,147; Al-Thabrani, Mu’jam al-Shaghir, 1:65,135). 

Umar  bin  Abi  Salamah:  Ketika  turun  ayat-Sesung-guhnya  Allah  kepada  Nabi  saw  di  rumah  Ummu Salamah, beliu memanggil Fathimah dan memasukkannya dalam  selimutnya.  Ali  datang  sesudahnya,  dan  beliau pun  memasukkan  Ali  ke  dalam  selimutnya.  Kemudian Hasan  datang  maka  beliau  memasukkannya  kedalam selimut,  kemudian  datanglah  Husain  dan  ia  pun  masuk ke  dalamnya  lalu  kemudian  beliau  bersabda:  Ya  Allah, mereka  inilah  Ahlulbaitku.  Hilangkanlah  dari  mereka  dosa dan  sucikanlah  mereka  sesuci-sucinya.  Ummu  Salamah berkata:  Aku  bersama  mereka,  ya  Rasul  Allah?  Beliau bersabda: Kamu ada dalam tempatmu. Kamu berada dalam kebaikan  (Sunan  al-Turmudzi  5:328;  Al-Albani,  ahli hadis  kontemporer  menyebutkan  hadis  ini  shahih  dan memasukkannya dalam Shahih Sunan Al-Turmudzi, 3:306, Kitab Tafsir al-Quran). 

Masih  dari  Ummu  Salamah:  Ayat  ini-Sesungguhnya Allah…-turun  di  rumahku.  Aku  berkata:  Ya  Rasulullah, bukankah aku termasuk Ahlulbait? Beliau bersabda: Kamu dalam kebaikan. Kamu termasuk istri-istri Rasulullah saw. Ia berkata: Ahlulbait adalah Ali, Fathimah, Al-Hasan dan Al-Husain. Kata Ibn Asakir: Hadis ini shahih (Al-Arbain fi Manaqib Ummil Mu’minin 106). 

Hadis-hadis  ini  dengan  jelas  menunjukkan  bahwa Ahlulbait  itu  tidak  termasuk  ke  dalamnya  istri-istri  Nabi saw. Kata “innama” menunjukkan bahwa Ahlulbait dibatasi pada  orang-orang  yang  namanya  disebut  dalam  hadis-hadis  itu.  Karena  Ahlulbait  dijamin  suci  dengan  firman Tuhan,  Syiah  tidak  menemukan  selain  Ahlulbait, Imam yang patut mereka patuhi. 

Di bawah ini dicantunkan kitab-kitab tafsir, asbab al-nuzul, ulum al-qur’an, hadis yang menjelaskan bahwa ayat tathhir ini turun untuk Ahlulbait:

a.  Tafsir al-Thabari 22:6-8

b.  Tafsir al-Durr al-Mantsur 5:198-199

c.  Tafsir Ahkam AL-Quran, Al-Jashash, 5:230

d.  Tafsir Al-Kasysyaf 1:193

e.  Tafsir Ahkam al-Quran, Ibn Arabi, 2:166

f.  Tafsir Al-Qurthubi 14:182

g.  Tafsir Ibn Katsir 3:483-485

h.  Tafsir Al-Munir, Al-Jawi, 2:183

i.  Tafsir Fath al-Qadir 4:279

j.  Al-Itqan 4:240

k.  Asbab al-Nuzul, Al-Wahidi 203

l.  Shahih Muslim, Syarh Al-Nawawi 15:194

m.  Shahih al-Turmudzi 5:30

n.  Musnad Ahmad 1:330 (antara lain)

o.  Al-Hakim, Al-Mustadrak al-Shahihain 3:133

p.  Khashaish Amir al-Mu’minin, Al-Nasai al-Syafi’I 4

q.  Usud al-Ghabah, Ibn Al-Atsir 2:12, 20; 3:413; 5:521

r.  Al-Tas-hil li ‘Ulum al-Tanzil, Al-Kalbi 3:137

s.  Al-Isti’ab, Ibn ‘Abd al-Birr, hamisy Al-Ishabah 3:37

t.  Al-Sirah  al-Nabawiyyah,  Zaini  Dahlan,  hamisy  Al-Sirah al-Halabiyyah, 3:329-330

u.  Muntakhab Kanz al-‘Ummal, hamisy Musnad Ahmad 

v.  Al-Iqd al-Farid, Ibn ‘Abd Rabbih al-Maliki, 4:311

w.  Is’af al-Raghibin, hamisy Nur al-Abshar 104-106

x.  Tarikh Dimasyq, Ibn Asakir al-Syafi’I, 1:185

y.  Manaqib  Ali  bin  Abi  Thalib, Ibn Al-Maghazali al-Syafi’i, 301-351

z.  Kifayat al-Thalib, Al-Kanji al-Syafi’I 54, 373-375.


Ayat Wilayah (Kepemimpinan)

Pemimpin  dalam  Al-Quran  disebut  waliy.  Al-Quran sudah  memberikan  petunjuk  siapa  yang  sepatutnya dijadikan pemimpin setelah Allah dan RasulNya: “Sesungguhnya  pemimpin  kamu  itu  hanyalah  Allah, RasulNya, dan orang-orang beriman yang mendrirkan salat dan mengeluarkan zakat dalam keadaan rukuk” (Al-Maidah 55).

Berkata Ibn Abbas, Al-Suddi, ‘Utbah bin Hakim, dan Tsabit  bin  Abdullah:  yang  dimaksud  dengan  ayat-orang-orang  beriman  yang  mendirikan  salat  dan  mengeluarkan zakat  dalam  keadaan  rukuk-adalah  Ali  bin  Abi  Thalib. Seorang pengemis lewat (meminta tolong) dan Ali sedang rukuk  di  masjid.  Lalu  Ali  menyerahkan  cincinnya  (Tafsir al-Tsa’labi 4:80).

Berkata  Abu  Ja’far  al-Iskafi: Ayat ini-Sesungguhnya pemimpin  kamu… --turun  tentang  Ali  bin  Abi  Thalib memperkuat  sabda  Nabi  saw:  Siapa  yang  menjadikan aku  sebagai  pemimpinnya  hendaknya  menjadikan  Ali sebagai  pemimpinnya.  Di  sini  Allah  mendampingkan wilayahnya  dengan  wilayah  Rasulullah  saw  (Al-Mi’yar wal  Muwazanah  228.  Tentang  Abu  Ja’far  Al-Iskafi, Al-Dzahabi  berkata:  Dia  adalah  alim  besar  Abu  Ja’far Muhammad  bin  Abdullah  Al-Samarqandi  al-Iskafi. Ahli  ilmu  kalam,  sangat  menakjubkan  kecerdasannya dan  keluasan  pengetahuannya  dalam  agama,  penjagaan dirinya  dan  kebersihan  pribadinya-Siyar  A’lam  al-Nubala 10:550).

Di  bawah  ini  adalah  daftar  kitab-kitab  tafsir,  asbab al-nuzul,  hadis,  dan  tarikh  yang  ditulis  oleh  ulama Ahlussunnah  yang  menjelaskan  bahwa  ayat  wilayah ini  turun  tentang  Imam  Ali  bin  Abi  Thalib as. Karena keterbatasan  abjad,  sebagian  lagi  tidak  dicantumkan  di sini: 

a.  Tafsir Ahkam al-Quran, Al-Jashash, 2:558

b.  Tafsir Ruhul Ma’ani, 6:167

c.  Tafsir Al-Durr Al-Mantsur, 3:104

d.  Tafsir Ibn Katsir 2:74

e.  Tafsir Al-Kasyaf, 1:639

f.  Tafsir Fath al-Qadir,, 2:53

g.  Tafsir Al-Thabari, 6:288-289

h.  Tafsir al-Qurthubi, 6:219-220

i.  Tafsir al-Munir, Al-Jawi 1:210

j.  Tafsir al-Fakhr al-Razi 12:26

k.  Tafsir Tafsir al-Nasafi 1:289

l.  Syawahid al-Tanzil, Al-Haskani al-Hanafi, 1:161

m.  Al-Tas-hil li ‘Ulum al-Tanzil, al-Kalbi, 1:181

n.  Asbab al-Nuzul, Al-Wahidi 148

o.  Lubab al-Nuqul, Al-Suyuthi, hamisy Jalalayn 213

p.  Ma’alim al-Tanzil, hamisy Tafsir al-Khazin 2:55

q.  Zad al-Masir fi ‘Ilm al-Tafsir, Ibn Al-Jawzi, 2:383

r.  Fath al-Bayan fi Maqashid al-Qur’an, 3:51

s.  Dzakhair al-‘Uqba, Muhibbuddin al-Thabari al-Syafi’I 88, 102

t.  Yanabi’ al-Mawaddah, Al-Qanduzi al-Hanafi, 1:114

u.  Kanz al-‘Ummal 15:146

v.  Jami’ al-Ushul 9:478

w.  Majma’ al-Zawaid 7:17

x.  Al-Shawaiq al-Muhriqah, Ibn Hajar, 24:39

y.  Tadzkirat  al-Khawwash,  Ibn  Al-Jawzi  al-Hanafi, 18:208

z.  Tarikh Dimasyq, Ibn Asakir al-Syafi’i, 2:409


Ayat al-Mawaddah

Syiah adalah mazhab yang ditegakkan atas dasar kecintaan kepada Rasulullah  saw  dan  Ahlulbaitnya yang disucikan. Syiah mengikuti  Ahlulbait, pertama, karena mereka disucikan;  kedua, karena  Alquran  menyuruh  umat Islam untuk berwilayah kepada Imam Ali (Imam pertama Ahlulbait);  dan  ketiga,  karena  umat  Islam  diperintahkan untuk mencintai Ahlulbait. 

Demikianlah  Allah  menggembirakan  hamba-hambanya yang  beriman  dan  beramal  saleh.  Katakanlah:  Aku  tidak meminta upah dari kalian atas nya kecuali kecintaan kepada keluargaku. Barangsiapa berbuat baik, Kami tambah kebaikannya. Sesungguhnya  Allah  Maha  Pengampun  dan  Maha Berterimakasih (Al-Syura 23).

Ketika  ayat  ini  turun,  para  sahabat  Nabi  bertanya: “Wahai  Rasulullah,  siapakah  keluarga  Anda  yang  wajib atas  kami  untuk  mencintainya?  Nabi  menjawab: “Mereka adalah  Ali,  Fathimah,  Hasan  dan  Husain”  (Fadhail  al-Shahabah 2:669; Al-Mu’jam al-Kabir 1:351; Al-Haytami mengeluarkan  hadis  ini  dengan  mengatakan  “Al-Bazzar, Al-Thabrani meriwayatkan dari Al-Hasan dengan sanad yang  sebagaiannya  baik;  Al-Haytami  juga  mengatakan bahwa  dalam  sanad  hadis  di  atas  ada  seorang  Syiah  tapi dia jujur, al-shaduq).

Di  samping  sumber-sumber  di  atas,  di  bawah  ini  disampaikan  daftar  (hanya)  kitab-kitab  tafsir  Ahlisunnah yang meriwayatkan hadis di atas:

a.  Tafsir al-Kasysyaf 3::402

b.  Tafsir al-Fakhr al-Razi 27:266

c.  Tafsir al-Baidhawi 4:123

d.  Tafsir Ibn Katsir 4:112

e.  Tafsir al-Qurthubi 16:22

f.  Tafsir Fath al-Qadir 4:534

g.  Tafsir al-Durr al-Mantsur 6:7

h.  Tafsir al-Nasafi 4:105

i.  Tafsir Fath al-Bayan, Shidiq Hasan Khan 8:372.


Wahai Ahlulbait Rasulullah

Kecintaan kepada kalian 

Diwajibkan Allah dalam AL-Quran yang diturunkan

Cukuplah tentang besarnya kemuliaanmu

Siapa yang tidak bersalawat padamu

Seluruh salatnya tidak diterima.

Perintah  mengikuti  Ahlulbait  yang  harafiah dalam al-Quran  memang  tidak  ada,  karena  yang  di  perintah oleh  Allah  swt  adalah  mencintai  Ahlulbait.  Dan  orang yang  mencintai  pasti  mengikuti.  Justru  kami  TIDAK MENEMUKAN  satu  dalil  pun  tentang  perintah mengikuti  Ahlussunnah  dalam  nash  manapun  baik  Al-Qur’an maupun al-Sunnah. ***