19/06/22

Indikator Sikap Tawadhu


Secara etimologi, kata tawadhu berasal dari kata wadh’a yang berarti merendahkan, serta juga berasal dari kata “ittadha’a” dengan arti merendahkan diri. Di samping itu, kata tawadhu juga diartikan dengan rendah terhadap sesuatu. Sedangkan secara istilah, tawadhu adalah menampakan kerendahan hati kepada sesuatu yang diagungkan. Bahkan, ada juga yang mengartikan tawadhu sebagai tindakan berupa mengagungkan orang karena keutamaannya, menerima kebenaran dan seterusnya.

Tawadhu menurut Al-Ghozali dalah mengeluarkan kedudukanmu atau kita dan menganggap orang lain lebih utama dari pada kita. Sedangkan menurut Ahmad Athailah bahwa hakikat tawadhu itu adalah sesuatu yang timbul karena melihat kebesaran Allah dan terbukanya sifat-sifat Allah.

Tawadhu yaitu perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati, tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala, atau kata-kata lain yang sepadan dengan tawadhu. Sikap tawadhu dalam keseharian selalu menghargai keberadaan orang lain, perilaku yang suka memulyakan orang lain, perilaku yang selalu suka mendahulukan kepentingan orang lain, perilaku yang selalu suka menghargai pendapat orang lain.

Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih dari orang lain, sementara orang yang sombong menghargai dirinya secara berlebihan. Rendah hati tidak sarna dengan rendah diri, karena rendah diri berarti kehilangan kepercayaan diri. Sekalipun dalam praktik- nya orang yang rendah hati cendenmg rnerendahkan dirinya di hadapan orang lain, tapi sikap tersebut bukan lahir dari rasa tidak percaya diri.

Sikap tawadhu' terhadap sesarna manusia adalah sifat rnulia yang lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah SWT atas segala hamba-Nya.

Manusia adalah makhluk lernah yang tidak berarti apa- apa di hadapan Allah SWT. Manusia membutuhkan karunia, ampunan dan rahmat dari Allah. Tanpa rahmat, karunia dan nikrnat dari Allah SWT, manusia tidak akan bisa bertahan hidup, bahkan tidak akan pernah ada di atas permukaan bumi ini.

Orang yang tawadhu menyadari bahwa apa saja yang dia miliki, baik bentuk rupa yang cantik atau tampan, ilrnu pengetahuan, harta kekayaan, maupun pangkat dan kedudukan dan lain sebagainya, semuanya itu adalah karunia dari Allah SWT. 

Allah SWT berfirrnan dalam Q.S An-Nahl: 53, yang artinya: “dan apa saja nikmat yang ada pada kamu maka dari Allah-lah (datangnya); dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan.”

Dengan kesadaran seperti itu sarna sekali tidak pantas bagi dia untuk menyornbongkan diri sesarna rnanusia, apalagi menyombongkan diri terhadap Allah SWT.

Indikator sikap tawadhu antara lain: (1) Tidak menonjolkan diri terhadap teman sebaya; (2) Berdiri dari tempat duduk untuk menyambut kedatangan orang; (3) Bergaul ramah dengan orang umum; (4) Mau mengunjungi orang lain sekalipun lebih rendah status sosialnya; (5) Mau duduk-duduk bersama dengan orang yang tidak setingkat; (6) Tidak makan minum dengan berlebihan; (7) Tidak memakai pakaian yang menunjukkan kesombongan.12 Indikator Bentuk Tawadhu: (1) Berbicara santun; (2) Rendah hati; (3) Suka menolong; (4) Patuh terhadap orang tua; (5) Patuh terhadap nasihat guru; (6) Rajin belajar; (7) Dalam berpakaian dia rapi dan sederhana. *** 

Sumber artikel dari https://media.neliti.com/media/publications/195087-ID-indikator-tawadhu-dalam-keseharian.pdf