16/10/20

Imam Al-Baqir, Zaidiyah, dan Rafidhah

 

Tanggal 1 Rajab adalah hari kelahiran Imam Muhammad Al-Baqir. Beliau adalah Imam dari garis Ahlulbait yang kini dikenal mazhab Syiah Imamiyah. Al-Baqir adalah putra dari Imam Ali Zainal Abidin putra Cucu Rasulullah saw: Al-Husain bin Ali.

Al-Baqir menjadi Imam berdasarkan nash (dalil). Bukan atas dasar pemilihan atau rasa suka umat terhadap tokoh masyarakat. Karena itu, posisi Al-Baqir lebih terjamin dari sisi agama Islam ketimbang para pemimpin lainnya.

Saudara dari Al-Baqir (yang satu ayah) adalah Zaid bin Imam Ali Zainal Abidin yang dikenal sebagai Imam Syiah Zaidiyah. Zaid diakui sebagai imam oleh pengikutnya. Beliau beserta pengikutnya memberontak pada penguasa sebagai upaya membalaskan kematian dari kakeknya, Al-Husain, yang wafat dibunuh secara keji oleh penguasa Bani Umayyah.

Konon, para pengikut Zaidiyah ini ada yang menentang fatwa Zaid bin Ali untuk menghentikan caci maki kepada Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, dan sahabat lainnya. Karena tidak menuruti sehingga Zaid bin Ali menyebut mereka sebagai rafidhah: yang memberontak atau menentang.

Kaum rafidhah ini bisa disebut Syiah Zaidiyah yang membangkang. Sama halnya dengan Khawarij yang merupakan Syiah Ali yang membangkang kepada Imam Ali bin Abi Thalib ra kemudian memisahkan diri dan menjadi kelompok tersendiri.

Tentu yang demikian tidak bisa lagi dihubungkan dengan asal usulnya karena sudah berdiri sendiri dan terpisah menjadi mazhab baru. Tidak bisa disebut lagi Syiah. Khawarij dan Rafidhah adalah mazhab tersendiri.

Karena itu, upaya orang-orang yang sekarang ini gencar menyatakan bahwa Syiah Imamiyah (yang dikenal sebagai Mazhab Ahlulbait) disebut Rafidhah sangat tidak berdasar. Itu hanya fitnah yang tidak memiliki dalil. Terlalu dini ketika istilah Rafidhah dimaknai sebagai pencaci Abubakar, Umar, dan Utsman. Kalaupun maknanya ingin dipersempit seperti itu, istilah Rafidhah juga tidak tepat disepadankan dengan Syiah. Rafidhah dan Syiah itu berbeda. Sejarah telah membuktikannya.

Riwayat berikut menegaskan hal ini: Al-'Uqaili meriwayatkan dari isnadnya bahwa Isa bin Yunus berkata, "Aku tak pernah menyaksikan A'masy tunduk kecuali sekali, yaitu ketika ia menyampaikan hadis ini: Ali berkata, 'Aku adalah pembagi neraka.'

Sampailah berita ini kepada beberapa tokoh Ahlusunnah, sehingga mereka mendatanginya dan berkata, 'Mengapa kau sampaikan hadis yang menguatkan orang-orang Rafidhah, Zaidiyah, dan Syiah?'

Ia menjawab, 'Aku mendengarnya, lalu aku sampaikan.' Mereka berkata, 'Apakah semua yang kau dengar harus kau sampaikan?!'" Isa bin Yunus lalu berkata, "Maka, aku menyaksikannya tunduk pada hari itu." (Adh-Dhu'afa' Al-Kabir, jil. 3, hal. 416).

Dari riwayat di atas terlihat jelas bahwa Syiah dibedakan dari Rafidhah. Berikut ini teks aslinya:

حدثنا محمد بن إسماعيل قال حدثنا الحسن بن على الحلواني حدثنا محمد بن داود الحداني قال سمعت عيسى بن يونس يقول ما رأيت الأعمش خضع إلا مرة واحدة فإنه حدثنا بهذا الحديث قال علي : ( أنا قسيم النار ) فبلغ ذلك أهل السنة فجاءوا إليه فقالوا : أتحدث بأحاديث تقوي بها الروافضة والزيدية والشيعة ؟! فقال : سمعته فحدثت به فقالوا : فكل شيء سمعته تحدث به ؟! قال : فرأيته خضع ذلك اليوم .

Ketahuilah bahwa upaya menyudutkan mazhab Ahlulbait dengan tuduhan keji dan kecaman terhadap para ulamanya akan semakin membuktikan bahwa kaum pembenci adalah sama dengan kaum Khawarij dan kaum Rafidhah. *** (as)