Allah Swt menjelaskan kepada kita dua macam kematian. Pertama, kematian mukmin yang saleh. "orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan baik, para malaikat berkata: Sejahteralah bagi kalian, masuklah ke surga dengan apa-apa yang sudah kalian amalkan." (Q.S. al-Nahl: 32). Allah Swt akan menyapanya dengan mesra, "Hai jiwa yang tenteram, kembalilah kepada karunia Tuhan-Mu dengan penuh keridhaan dan diridai. Dan masuklah dalam kelompok hamba- hamba-KU. Masuklah ke surgaku." (Q.S. al- Fajr: 27-30).
Kedua, kematian orang yang durhaka. Simaklah pertanyaan Tuhan, "Bagaimanakah keadaan mereka ketika malaikat maut mematikan mereka, seraya meremuk redamkan muka mereka dengan punggung mereka? Yang demikian itu karena mereka mengikuti apa yang dimurkai Allah dan membenci keridaan-Nya. Lalu Allah hapuskan semua amalnya." (Q.S. Muhammad: 27-28). "Orang-orang yang dimatikan malaikat dalam keadaan berbuat dosa (menzalimi diri mereka), maka mereka merebahkan diri menyerah seraya berkata: kami tidak melakukan perbuatan jahat."
Malaikat menjawab "Kami justru melakukannya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan, Maka masuklah ke pintu-pintu neraka jahanam, kekal di dalamnya. Sungguh sangat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri." (Q.S. Al-Nahl: 28-29).
Kita tidak tahu, pada kematian yang mana kita akan berada: Apakah kita akan
mati dalam pelukan kasih sayang Allah Swt ataukah dalam deraan malaikat maut
dan kemurkaan Tuhan? Kita juga tidak tahu. Apakah kita akan bangkit dari kubur
kita dengan wajah-wajah yang ketakutan atau wajah-wajah yang berseri-seri.
Penuh kegembiraan? Yang kita ketahui dengan pasti ialah (bahwa) kita pasti masuk.
Kita sudah bekerja sepanjang tahun, mengumpulkan bekal untuk mudik yang hanya beberapa hari. Sudahkah kita mempersiapkan bekal untuk mudik yang jangkanya tidak terhingga? Kita sudah bekerja puluhan tahun, menghabiskan masa muda kita untuk persiapan masa tua kita yang berlangsung beberapa tahun saja. Sudahkah kita persiapkan bekal untuk perjalanan yang sangat panjang setelah kematian kita? Pernahkan Anda dengar Rasulullah Saw menceritakan orang yang paling malang ketika berhadapan dengan pengadilan Tuhan: itulah mereka yang berdiri di hadapan Rabbul 'Alamin.
Lalu di tangan-tangan mereka bergelantungan orang-orang yang pernah disakiti hatinya, orang-orang yang pernah disiksa tubuhnya, akan menghempaskan orang zalim di hadapan Tuhan. Mereka akan mengambil seluruh amal salehnya, salat, puasa dan hajinya. Dan membebankan di atas punggungnya seluruh dosa mereka. Mereka akan menertawakannya ketika (malaikat) Zabaniyah menyeret ubun- ubunnya dan melemparkannya ke neraka. Ali bin abi Thalib kw. berkata, 'Bi'sa al-zad li al-ma'ad al-zhulm 'ala al-ibad." Bekal yang paling buruk untuk hari kiamat adalah berbuat zalim kepada manusia.
Tahukah Anda apa bekal yang paling baik buat hari kiamat nanti? Pada suatu hari Rasulullah melewati pekuburan. Beliau menyapa penghuni kubur, "Hai ahli kubur, tahukah kalian apa yang terjadi sepeninggal kalian? Istri-istri kalian sudah dinikahi orang lain, rumah-rumah kalian sudah dibagi-bagikan. Apakah kalian mau menceritakan apa yang kalian alami?" kemudian Rasulullah bersabda, "Sekiranya mereka bisa menjawab, mereka akan berkata bahwa sebaik-baiknya bekal adalah takwa."
Takwa, menurut Al-Quran, ialah menginfakkan harta dalam keadaan senang dan susah, mengendalikan amarah, memaafkan orang lain, sering berbuat baik, cepat meminta maaf bila berbuat salah dan tidak mengulanginya lagi (Q.S. Ali Imran: 133-135).
Takwa, masih menurut Al-Qur'an ialah mengisi sebagian besar malam untuk bermunajat kepada Tuhan, memohon ampunan dari waktu sahur, dan memberikan harta kepada orang miskin dan orang yang berkekurangan (al-Dzariyat: 16-29). Secara singkat, bekal terbaik untuk hari mudik kita yang abadi ialah beribadat untuk memperoleh ridha Allah dan beramal saleh untuk membahagiakan hamba-hamba Allah. Wa fi dzalika fal yatanafas al-mutanafisun. Untuk yang demikian inilah hendaknya orang berlomba-lomba (Q.S. al-Muthaffifin: 26).
Marilah kita renungkan firman Tuhan dalam surat al-Ghasiyyah:
Dengan nama Allah Maha Pengasih Mahasayang
Apakah telah datang kepada-Mu peristiwa dahsyat
Yang mengguncang semua?
Wajah-wajah hari itu ketakutan
Beramal kepayahan
Terlempar ke dalam api yang menyala
Diberi minum dari mata air yang menggelak
Tidak ada makanan bagi mereka kecuali neraka
Tidak menggemukkan dan tidak melepaskan rasa lapar
Wajah-wajah hari itu berseri-seri
Puas dengan hasil kerjanya
Ditempatkan di surga yang tinggi
Tidak mereka dengar bicara hampa
Di sana ada mata air yang mengalir
Di sana ada pelaminan yang ditinggalkan
Gelas-gelas yang diletakkan
Bantal-bantal yang digelarkan
Permadani yang dihamparkan
KH Jalaluddin Rakhmat adalah Ketua Dewan Syura IJABI (Periode 2000-2021)