Orang-orang Islam pengikut mazhab Syiah mengakhiri shalatnya dengan salam dan sesudah salam ia mengangkat tangannya sambil bertakbir. Berikut hadis-hadis yang menerangkan takbir setelah salam:
Dari Ibn Abbas, ia berkata: Kami baru mengetahui berakhirnya shalat Rasulullah saw dengan (mendengar) takbirnya; dari mawla Ibn Abbas, ia mendengar Ibn Abbas memberitahukan kepadanya: Kami tidak pernah tahu berakhirnya shalat Rasulullah saw kecuali dengan takbir.
Ibn Abbas juga memberitahukan kepadanya bahwa pada zaman Nabi Muhammad saw ketika orang-orang menyelesaikan shalat fardhu mereka mengeraskan suara dzikirnya. Kata Ibnu Abbas: Aku tahu shalat sudah selesai apabila aku mendengarnya (Shahih Muslim, Kitab al-Masajid, Bab al-Dzikr ba’d al-Shalat, hadis 120-122). Artinya Rasulullah saw, begitu pula para sahabat, bertakbir ketika mengakhiri shalatnya. Karena ia selalu mengangkat tangannya pada waktu takbir, ia menutup shalatnya dengan mengangkat tangan sebanyak ia mengucapkan takbirnya.
Semua mazhab sepakat bahwa shalat ialah perkataan dan gerakan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Ucapan takbir yang dikeraskan setelah salam hanyalah untuk menunjukkan kepada orang banyak bahwa shalat telah diakhiri dengan salam.
Apa yang dimaksud dengan takbir? Allahu Akbar. Apa yang dimaksud dengan salam dalam shalat. Dalam kitab-kitab fiqih disebutkan ada tiga macam salam: As-Salamu ‘alaika ayyuhan Nabiyyu wa rahmatullahi wa barakatuh. As-Salamu ‘alayna wa ala ibadillaahish Shalihin. As-Salamu ‘alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Dalam mazhab Syiah, sesuai dengan definisi shalat di atas, semua salam itu dikumpulkan pada tasyahud akhir sebagai penutup shalat. Dalam mazhab Ahlussunnah, dua salam itu sudah diucapkan pada tasyahud yang pertama. Jadi, sebenarnya Ahlussunnah sudah menutup shalatnya pada duduk setelah rakaat yang kedua untuk semua shalat.***