Nabi Muhammad SAW berkata kepada salah seorang di antara Aisyah atau Ummu Salamah: Baru saja datang malaikat yang tidak pernah datang kepadaku sebelumnya. Ia berkata: Anakmu Husain akan terbunuh. Kalau engkau mau aku perlihatkan padamu tanah yang disitu ia terbunuh.
Kemudian ia mengeluarkan tanah merah (Musnad Ahmad bin Hanbal, hadis Ummu Salamah 25985). Al-Awza’i, guru Abu Hanifah, bila bepergian ia membawa tanah Madinah untuk tempat sujudnya.
Ketika ditanya mengapa begitu, ia menjawab: Bukankah bumi yang paling utama adalah tempat dikebumikannya Rasulullah SAW. Aku ingin sujudku selalu di atas tanah itu. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah mencium tanah Karbala dan meletakkannya di atas dahinya, seperti Al-Awza’i, Syiah menganggap utama bersujud di atas tanah Karbala.
Bersujud di
atas karpet bid’ah. Al-Hafizh al-Kabir Abu Bakr bin Abi Syaibah dengan sanadnya dalam Al-Mushannaf menyampaikan ucapan Ibnu
Sirin: Shalat di atas karpet bid’ah. Telah shahih hadis dari Rasulullah SAW:
Sejelek-jeleknya perkara ialah yang diada-adakan. Setiap yang diada-adakan itu bid’ah
(Siratu Nabiyyina wa Sunnatuh, 146-157). ***