08/08/22

Kajian Muharram: Pohon Terkutuk (3)

 Meksi telah di puncak kekuasaan, Bani Umayyah belum tenang. Di Madinah, Imam Hasan menjadi pusat rujukan ilmu agama dan masalah sosial-politik. Dia dihormati dan disegani. Muawiyah berpikir keras bagaimana menghabisi nyawa cucu Nabi tersebut, tanpa disalahkan. Meski Imam Ali dan keluarganya dilaknat di mimbar-mimbar dan Muawiyah mewajibkan itu dilakukan para penceramah seusai khutbah, Imam Hasan tetap menjadi ancaman besar bagi kekuasaan Bani Umayyah. Pengaruh keluarga Nabi tetap besar. Dipengaruhilah, Ja'dah binti Asya'ats, istri Imam Hasan untuk bersekongkol melakukan pembunuhan. Imam Hasan akhirnya diracun. Atas perbuatannya itu, Ja'dah dilaknat penduduk Madinah. Ungkapan "Haram Jadah" dalam tradisi Melayu bersumber dari nama Ja'dah ini…

Meski banyak ditentang dan diprotes sahabat-sahabat Nabi yang tersisa dan juga karena itu melanggar poin perjanjian dengan Imam Hasan, Muawiyah tetap mengangkat putranya Yazid sebagai penggantinya. Sepeninggal Muawiyah, Yazid naik tahta dan secara resmi Dinasti Umayyah berdiri, mengubur sistem kekhalifahan yang menyerahkan pemilihan kepemimpinan oleh kesepakatan umat… Yazid tidak selihai ayahnya dalam berpolitik. Ia terang-terangan menunjukkan dirinya pelaku maksiat. Ia gemar bermabuk-mabukan di istananya. Bahkan ia pernah memingimami salat dalam keadaan mabuk…

Permintaannya agar Imam Husain memberikan baiatnya di tolak. Imam Husain menunjukkan perlawanan. "Mustahil orang seperti aku, memberikan baiat kepada orang seperti Yazid." Kata cucu Nabi tersebut. Surat-surat dari Kufah berdatangan. Mereka meminta Imam Husain ke Kufah dan mereka siap menjadi pasukan dan penolong putra Ali itu. Dalam perjalanan ke Kufah, pasukan besar Yazid mencegah rombongan Imam Husain. Di Karbala terjadi pertarungan tidak seimbang, Pasukan Imam Husain yang hanya 72 orang berhadapan dengan 4000 prajurit Yazid, sebagian perawi menyebut dua puluh ribu di bawah komando Umar bin Sa'ad, putra sahabat Nabi yang terkemuka, Sa'ad bin Abi Waqash….

Sore hari 10 Muharram 61 H, kemudian dikenal dengan Tragedi Asyura, terbunuhlah Imam Husain dengan para pengikutnya. Kepalanya dipisahkan dari tubuhnya oleh Syimr bin Dzil Jausyan untuk dibawa ke Ibnu Ziyad di Kufah, kemudian dibawa ke Damaskus untuk diperlihatkan kehadapan Yazid… Keluarga Nabi yang tersisa, juga turut dibawa oleh rombongan pembawa kepala Imam Husain tersebut dalam keadaan penuh penderitaan… Di hadapan Yazid, kepala Imam Husain sempat dipermainkan, anehnya kepala itu tetap segar meski telah melalui hari-hari dalam perjalanan panjang dari Karbala ke Damaskus… Yazid kemudian menyesali pemenggalan kepala itu setelah mendengar orasi Sayidah Zainab, adik kandung Imam Husain… raungan tangisannya terdengar berhari-hari dari istana megahnya… dia menimpakan kesalahan pada Ibnu Ziyad, gubernurnya di Basrah… Hindun, istri Yazid menciumi tangan dan kaki anak-anak perempuan Rasulullah, sambil menangis dan merintih… menurut salah satu versi, Atikah anak perempuan Yazid, memperlakukan kepala Imam Husain dengan hormat. Ia mencuci kepala dan memberikan wewangian ke kepala Imam kemudian menguburkannya di sebuah taman di dalam kompleks istana, versi lain kepala Imam Husain dikembalikan ke Karbala dan ada yang menyebut, kepala Imam Husain dibawa ke Mesir dan dikubur di sana….

Rombongan keluarga Nabi yang tersisa dikembalikan ke Madinah. Madinah bergejolak setelah tahu apa yang terjadi. Setelah memastikan Yazid tidak layak menjadi khalifah, penduduk Madinah mencabut baiat mereka. Ekspedisi 12 ribu pasukan militer dibawa komando Muslim bin Uqbah dikirim ke Madinah untuk memadamkan pemberontakan. Terjadilah tragedi yang juga sangat memilukan. Peristiwa ini dikenal dengan nama Tragedi al-Harrah. Selama 3 hari Yazid menghalalkan pasukannya untuk melakukan apa saja terhadap warga Madinah. Terjadilah pembunuhan dan penjarahan besar-besaran. Ribuan warga Madinah terbunuh, 80 diantaranya sahabat Nabi yang sudah renta dan 700 penghafal Alquran. Perempuan-perempuan Madinah diperkosa dan dilecehkan. Sejarawan meyakini, penumpasan brutal masyarakat Madinah dalam tragedi Harrah adalah balas dendam darah Bani Umayyah dan orang-orang yang terbunuh dalam perang Badar dan mengambil qishas pembunuhan Utsman bin Affan terhadap masyarakat Madinah…

Tidak lama dari Tragedi Harrah, Yazid mati. Tidak jelas penyebab kematiannya. Ada yang menyebut, dia menaiki keledai liar dalam keadaan mabuk dan jatuh dari tunggangannya dengan kondisi lehernya patah. Bani Umayah menunjuk Muawiyah putra Yazid sebagai pengganti. Muawiyah II yang masih berumur 18-20 tahun hanya menjabat khalifah dalam beberapa hari. Hari-harinya sebagai khalifah dia gunakan menyampaikan pidato-pidato kenegaraan mengecam Bani Umayyah sambil menunjukkan kecintaannya pada Imam Ali… dia trauma dengan kelakuan ayahnya terhadap keluarga Nabi... setelah itu dia menyingkir, mundur dari kekhalifahan dan memilih menghabiskan waktunya di masjid… disebutkan dia kemudian dibunuh. Bani Umayyah khawatir, ia bisa banyak mempengaruhi orang…. Kekhalifahan jatuh ke Marwan bin Hakam, yang juga dari klan Bani Umayyah.. Usia berkuasanya hanya satu tahun, dia mati dicekik istrinya sendiri. *** (Ismail Amin)