10/08/22

REALISME TAUHID dalam Filsafat, Agama dan Sains

"Salah satu pokok-pokok ajaran Alquran al Karim adalah menyeru manusia untuk BERPIKIR (tafakur) dan bertadabbur. Alquran tidak meletakkan masalah tafakur sebagai masalah umum dan samar melainkan ia selalu menentukan tema-tema yang harus menjadi bahan pemikiran dan pengkajian manusia." (Syahid Muthahhari)

Syahid Muthahhari (Murtadha Muthahhari) menyatakan bahwa berpikir kalau hanya dilakukan secara dangkal dan bersifat parsial merupakan sebuah pekerjaan yang mudah, namun tidak akan mendatangkan hasil apa-apa, akan tetapi jika berpikir (tafakur) didasarkan pada pengkajian yang teliti dan percobaan-percobaan dan perhitungan-perhitungan yang cermat  sungguh sebuah pekerjaan yang sulit. Namun sebagai gantinya, pekerjaan ini sangat bermanfaat dan terhitung sebagai modal yang amat besar bagi jiwa manusia.  

Islam menempatkan prinsip pandangan dunia Tauhid sebagai prinsip tertinggi. Tauhid adalah pemikiran tertinggi yang selayaknya sampai kepada AKAL manusia. Dalam masalah tauhid ini kita tidak boleh ikut-ikutan, harus dicapai pemahaman tauhid secara mandiri. Tugas akal sampai pada titik kita memahami keharusan bertauhid dan bagaimana menjadikan tauhid sebagai turunan untuk  kehidupan kita secara individu dan sosial. Monoteisme teoretis dan praktis yang bersifat individu dan sosial. Persoalan akal dalam masalah ketuhanan ini diletakkan dalam studi metafisika Islam. 

Setelah tugas AKAL ini terpatri dalam jiwa kita secara mandiri mulailah kita beragama dengan PERBUATAN dan landasan inti persoalannya sebagai  ibadah dan muamalahnya. Menurut Jawadi Amuli, HATI adalah landasan perbuatan. Bagaimana caranya agar apa yang terpatri di AKAL kita berujung pada perbuatan dengan landasan HATI? Secara sederhana dimaksudkan untuk menjelaskan bagaimana akal kita sampai pada hati. Yang tertinggi dipahami akal kita yaitu Tuhan dan yang  TERTINGGI itu adalah AWAL dari langkah perbuatan hati kita. 

Tuhan ingin didekatkan kepada hati (tasbih/tauhid sifat) kita agar segenap perbuatan kita berlandaskan kehadiran Tuhan di hati kita sebagaimana ungkapan Allah Swt bahwa Ia menghadap ke hati manusia. Pentingnya kehadiran Tuhan di hati kita menjadi aspek utama seluruh perbuatan manusia (tauhid af'al)

Dengan Tauhid sifat dan tauhid perbuatan itulah kita ingin kembali kepada Tuhan (Inna lilaahi wa inna ilaihy rajiun). Tujuan kembali kita adalah untuk  menyatu dengan-Nya sebagai kesatuan eksistensial (wahdat al wujud) melalui kehadiran Tuhan pada semua aspek kehidupan kita. 

SAMPAI DI SINI, Alquran memberikan pesan penting agar kiranya bertafakur untuk hal yang sangat mendasar yaitu masalah Ketuhanan. Menurut Syahid Muthahhari, Alquran menjelaskan  masalah tauhid melalui landasan material yang menerima KEHIDUPAN. Tuhan yang diperkenalkan Alquran adalah Tuhan yang senantiasa BERSAMA  dengan semua makhluk dan senantiasa HADIR di semua tempat, bukan Tuhan yang dilarikan kepada persoalan metafisika. 

AKHIRNYA, tauhid dalam Alquran adalah kehadiran Tuhan bersama kehidupan pribadi dan sosial kita. Tuhan yang bermanifestasi dalam semua aspek kehidupan kita di dunia material . Tuhan yang disaksikan pada kehidupan tumbuhan, Tuhan yang disaksikan pada kehidupan hewan, pada kehidupan manusia, Tuhan yang kita saksikan bersama ALAM, hutan, air, udara yang berkembang sebagai masalah sains.

KESIMPULAN

1. FiILSAFAT dengan AKAL sebagai jalan kita untuk mematrikan arti penting kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia dan alam semesta (Pandangan Dunia Filsafat) 

2. AGAMA (ISLAM)  dengan HATI sebagai jalan JIWA kita menumbuhkan suasana menjaga prinsip yang telah kita yakini agar terwujud dalam perbuatan (Pandangan Dunia Agama)

3. SAINS dengan ilmu pengetahuan yang besifat empiris-objektif  sebagai pertemuan objektif AKAL dan HATI untuk menyaksikan Tuhan yang bersama semua makhluk dan menyaksikan kehadiran Tuhan di semua tempat di ALAM ini. (Pandangan Dunia Ilmiah) 

Dalam Pandangan Dunia Tauhid; Agama, Flsafat dan Sains adalah hal yang tak terpisahkan. ALQURAN menjadi kerangka utama kesimpulan ini. Integrasi Agama dan Sains melalui pendekatan filsafat Islam. 

Indahnya Filsafat dan Sains yang bertemu pada AGAMA melalui kerangka Alquran sebagai kitab sucinya. Bertauhid adalah kehidupan yang sesuai dengan realitas (Al Haqq). *** (A.M.Safwan)