12/10/22

Heterodoksi Anti Syiah [by Muhammad Babul Ulum]

 


image

Saya terangkan dulu maksud judul ini. Heteredoksi diambil dari bahasa Yunani. Heter artinya beda, lain. Doxa artinya pendapat, ideologi, ajaran, dogma. Maksudnya bahwa dogma anti Syiah yang diajarkan di kampus UNIDA Gontor menyimpang bukan hanya dari motto "Gontor di atas dan untuk semua golongan", tapi juga jauh menyimpang dari ijma alim ulama dunia Islam.  

Kecuali Wahabi, semua ulama Sunni memandang Syiah sebagai bagian dari umat Islam. Karena UNIDA Gontor telah memposisikan diri sebagai bagian dari dunia Sunni. Maka sikap anti Syiah tersebut patut dicurigai sebagai akibat pengaruh Wahabi. Dan bukan asli ajaran pondok modern Gontor yang punya motto lain, "berpengetahuan luas" dan "berpikiran bebas." 

Di Pondok Modern Gontor, sejak tingkat menengah telah diajarkan untuk menghormati perbedaan melalui kitab Bidayatul Mujtahid karya Ibnu Rusyd sebagai pembuka cakrawala kebebasan berpikir dan berkeyakinan.  

Kalau di tingkat KMI sudah diajarkan perbandingan madzhab Sunni, di tingkat pendidikan tinggi UNIDA Gontor harusnya di-upgrade menjadi lebih luas lagi mencakup madzhab Islam yang lain. Apalagi di UNIDA tersedia jurusan perbandingan madzhab. Mestinya jurusan ini dipakai untuk mendiskusikan berbagai persoalan ke-madzhaban yang dalam banyak kasus menjurus pada pertikaian antar sesama umat Islam.  

Sebagai lembaga pendidikan yang selalu membanggakan jargon "jadilah perekat umat," UNIDA seharusnya mendialogkan isu perbedaan madzhab dalam kerangka akademik. Untuk membuka cakrawala berpikir dengan menguji kekuatan atau kelemahan argumentasi semua madzhab. Bukan untuk menghakimi madzhab yang tidak dianut, sebagaimana yang selama ini UNIDA lakukan.  

Dalam buku Teologi dan Ajaran Shiah yang diterbitkan oleh Jaringan Gontor, salah satu marja' UNIDA yang dibangga-banggakan, mengatakan, "Bahwa tidak ada gunanya mencari titik-temu Sunni-Syiah. Perbedaan keduanya bukan perkara ijtihadi antara khatha' dengan shawab, tapi perbedaan ideologi antara bathil dan haq yang mustahil didamaikan." 

Padahal deklarasi Amman yang dihadiri oleh salah satu alumni Gontor, KH Hasyim Muzadi, mendudukkan Syiah pada posisi yang sama dengan madzhab Sunni, bahkan dengan madzhab Ibadhi pecahan dari arus utama paham Khawarij. 

Logikanya, bila UNIDA Gontor menganggap Syiah batil. Maka berdasarkan logika Amman, Sunni juga batil. Dan karena Gontor menganggap dirinya tidak batil. Berarti Gontor bukan Sunni. Karena para tokoh Sunni yang otoritatif memandang Syiah sebagai madzhab Islam yang sama dengan Sunni. Perbedaan keduanya sama seperti perbedaan yang terjadi di antara sesama madzhab Sunni.

Oleh karena itu, sikap anti Syiah yang ditunjukkan Gontor adalah bentuk penyimpangan dan penyelewengan dari ijma' ulama Sunni. Kalau begitu, apa madzhab UNIDA Gontor? ***

Muhammad Babul Ulum, doktor bidang ilmu hadis, penulis buku Al-Muawiyyat, dan penerjemah Kitab Al-Kafi (jilid 1).