How to Ngaiil
Namanya juga ilmiah, jadi harus pakai teori sebagai panduan supaya tetap di jalan yang lurus. Alfatihah menyebutnya shiratal mustaqim. Shiratalladzina an'amta alaihim wa laa adh-dhaalliin. Amiin. Berarti yang Ndak ilmiah bukan shiratal Mustaqim, dong? Ya jelas to mas. Ciri ilmiah itu konsisten, ajeg, lurus, ndak banyak ngeles, istiqamah. Itulah karakter Islam ilmiah. Kalau tidak, berarti Islam dogma.
Islam dogma bisa bertahan lama hingga jaman now karena power (kekuasaan). Power politik dan media massa. Ada penguasa yang menyokong agama-dogma untuk melanggengkan kekuasannya. Dan ada media massa yang mendukung kebijakan penguasa dan menjualbelikan berita dengan harga murah. Bitsamin bakhsin darahima. Untuk memahami ini, kita pakai prinsip analogi yang ada dalam metode kritik sejarah (historical critical method atau HCM).
Prinsip utama HCM bahwa kita bisa membaca apa yang terjadi pada masa kini dan masa datang dengan apa yang terjadi pada masa lalu. Istadil ala ma yakun Bima qad Kana fainnal ashya' bil umuri mushabihun. Inilah prinsip umum dalam ilmu kritik sejarah. Fungsi sosial manusia itu, pada umumnya, kapan dan di mana pun sama. Selalu berebut otoritas (kekuasaan). Manusia selalu ingin merebut hak (otoritas) pihak lain, terlepas apakah usahanya berhasil atau tidak, dan cenderung akan menghalalkan segara cara untuk mencapai ambisinya. Kalau berhasil menjadi penguasa maka dalil agama akan diperkosa untuk memuaskan nafsu berkuasa. Dan bila kalah, akan beroposisi dengan selalu membuat gaduh lewat media masa. Untuk contoh yang pertama lihatlah para penguasa sepeninggal Nabi. Dan untuk contoh yang ke dua lihatlah oposisi di jaman Jokowi. Meski dipisahkan oleh jarak waktu dan tempat keduanya diikat oleh satu ideologi yang dipegang erat, yaitu Islam dogma.
Pada jaman old penguasa membayar para pendongeng untuk membuat dongeng sebelum tidur yang mendukung kekuasaannya. Dongeng tersebut kemudian diajarkan secara berantai, turun temurun, hingga datang suatu masa di mana dongeng sebelum tidur tersebut dinamai dengan riwayat/hadis/atsar/sunah. Dan untuk mengesankan bahwa ia berasal dari Nabi, dibuatlah rezim sanad untuk mencantolkannya kepada Nabi sebagai otoritas paling tinggi dalam agama ilmiah. Walhasil, siapa saja yang menolak dongeng tersebut dicap sebagai penolak hadis nabi. Karena hadis sebagai tiang agama, maka menolaknya sama dengan merobohkan tiang agama. Demikian seterusnya. Demikian itu logika yang dibangun oleh penganut Islam dogma. Di sini tampak jelas kecerdikan konseptor Islam dogma. Cerdik bahasa arabnya abqariah. Abbas Al-Aqqad pernah menulis buku serial kecerdasan para penguasa sepeninggal Nabi. Di antaranya ada yang berjudul Abqariyaatu Umar.
Bagaimana Islam dogma dibangun, disebarkan secara terstruktur, massif, dan sistematis? Siapakah think tank Islam dogma? Silahkan ikuti NGAIIL Ramadhan setiap Kamis siang (jam 14.00-15.30) streaming YouTube Majulah Ijabi dan fanpage Facebook PP IJABI. Yuk kita NGAIIL sambil NGOPI (ngobrol persatuan Islam).
Shiratu NGAiiLI Mustaqim
Shirat artinya jalan yang dilalui oleh para pencari Tuhan. Istilah tasawuf ya disebut Salik. Mustaqim artinya lurus. Ditengahnya ada NGAiiL. Karena mudhaf ilaih harakat terakhirnya harus kasrah maka menjadi NGAiiLI. Artinya untuk wushul kepada Tuhan kita harus NGAiiL. Bisa juga berarti NGAiiLI adalah jalan menuju Tuhan. NGAiiLI berasal dari kata ALI. Orang Jawa terbiasa membaca huruf ain pada kata ALI dengan NGALI. Jadi, hanya melalui dan dengan ALI manusia dapat wushul kepada Tuhannya Nabi Muhammad Saw. Ali disebut juga sebagai pintu ilmu Nabi. Bahasa arabnya babu ilmi an-nabi. Kepada Ali Nabi ajarkan ribuan bab ilmu pengetahuan. Bukan hanya satu tapi banyak ilmu. Bentuk jamaknya ulum. Karena itu. 'Ali adalah Babul Ulum. Maka hanya dengan Babul Ulum, Anda akan dapat NGAIIL dengan baik dan benar (he..he...he...).
Jadi, filosofi NGAiiL itu sederhana. Untuk wushul kepada Tuhannya Nabi Muhammad Saw melalui jalan 'Ali. Mungkin ini terkesan gotak-gatik-gatuk. Tapi yang jelas bukan Zaskia Gotik. Karena ilmiah, akan saya tunjukan metodologinya. Bagaimana cara (teori) dan apa sumber (bahan) yang kita pakai. Bahan ngaji Islam ilmiah bisa jadi sama dengan bahan Islam dogma. Tapi cara mengolahnya berbeda. Sehingga melahirkan cita rasa yang berbeda. Bila diibaratkan masakan, Islam ilmiah adalah masakan bintang lima, sedangkan Islam dogma masakan kaki lima. Maaf bukan maksud merendahkan para pedagang ashabul khamsah, tapi saya memakai norma umum saja.
Anda yang tidak sabar ingin segera mencicipi Islam ilmiah silahkan baca buku Almuawiyat dalam kajian Islam ilmiah. Hubungi akun facebook Buku Sore. Dapatkan harga spesial untuk sebuah mahakarya yang belum ada duanya di Indonesia. Saya jamin, kalau Anda waras akan beroleh sensasi luar biasa yang tidak akan Anda temukan selain pada buku Almuawiyat. ***
Muhammad Babul Ulum adalah Doktor bidang Hadis lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta