Mungkin banyak orang mengenal Imam Al-Ghazali melalui karya monumental-nya Ihya' 'Ulūmiddin, panduan tasawwuf paling komprehensif dalam dunia Suluk di kalangan para Pesuluk, atau melalui karya-karya berharga beliau lainnya. Tetapi tidak banyak yang mengenal bahwa Imam Al-Ghazali juga menulis buku berjudul Sirru Al 'Alamain.
Penerbit Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah Beirut telah menerbitkan ulang karya Al-Ghazali dengan dilengkapi tahqiq oleh Muhammad Hasan dan Ahmad Farid Al Mazidi.
Pada Masalah Ke-empat dengan judul Tartib Al Khilāfah wa Al Mamlakah, Imam Al-Ghazali di antaranya berbicara blak-blakan tentang latar-belakang perampasan Khilafah dari Ali bin Abi Thalib as oleh kelompok Saqifah. Setelah menolak anggapan bahwa Nabi saw telah mengisyaratkan penunjukan Abu Bakar sebagai Khalifah, Imam Al-Ghazali berkata:
Tetapi telah jelaslah hujjah dan jumhur telah bersepakat atas teks hadis dalam khutbah Nabi saw di Ghadir Kaum sesuai kesepakatan seluruh umat di mana beliau bersabda:
من كنت مولاه فعلي مولاه
Siapa yang aku Maula-nya maka Ali juga Maulanya.
Lalu Umar berkata mengucapkan selamat: Selamat wahai Abul Hasan, Engkau telah menjadi Maulaku dan Maula setiap yang berwilayah. Ucapan Umar ini adalah Taslim, sikap menerima dan ridha serta pengukuhan.
Kemudian setelah itu, hawa nafsu untuk berkuasa, memikul tiang kekhalifahan, memegang janji kenabian, dan berdenyutnya hawa nafsu dalam penaklulan-penaklukan, berdesakannya hentakan kaki-kaki kuda, menaklukkan negeri-negeri, dan cawan keinginan nafsu telah tertuang atas mereka dan mengalahkan. Sehingga mereka kembali kepada perselisihan awal, mereka membuang penunjukan Nabi di belakang punggung mereka dan mereka menjualnya dengan harga yang murah.
Dan ketika Rasulullah SAW bersabda sebelum wafat beliau: Bawakan tinta dan selembar kertas, aku akan tuliskan wasiat yang akan menghilangkan perselisihan dalam perkara ini, aku akan tegaskan siapa yang berhak atasnya sepeninggalku nanti.
Umar ra sontak berkata: Tinggalkan orang ini. Ia telah mengigau.
(Sirru Al 'Alamain:18. Dicetak bersama kitab Maaamat Al 'Ulama')
Demikianlah Imam Al-Ghazali berbicara blak-blakan apa adanya tanpa menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi sepeninggal Nabi saw. ***