06/01/23

Tawadhu dan Pertolongan Tuhan

Secara umum manusia akan mengalami satu dari dua keadaan; 

Pertama, Mendapat Ta'yiid, pertolongan dari Allah Swt. Allah membimbingnya, memberikan taufiq dan meluruskan langkah-langkahnya menuju kebaikan dan Ridha Ilahi, menegurnya ketika mulai melenceng dari jalan keridhaan-Nya dan menjadikan rentetan kejadian membawakan menuju kesudahan yang baik.

Kedua, Ditelantarkan. Allah SWT menyerahkan segala urusannya kepada dirinya sendiri. Allah tidak memberinya pertolongan dan akibatnya ia terjatuh dalam kegagalan, kesengsaraan dan muncul darinya sikap-sikap bodoh dan dungu yang mencelakakannya. 

Di antara sebab Allah memberikan pertolongannya kepada hamba adalah sifat dan sikap Tawadhu'/rendah hati dan merendah di hadapan Allah. 

Merendah di hadapan Ke-Mahakuasaan Allah artinya kita tidak pernah merasa sebagai pengukir prestasi-prestasi betapapun kita berprestasi. Kita tidak pernah merasa bahwa kita bisa berbuat apa-apa kalau bukan karena Allah. Karenanya kita tidak akan mengandalkan kemampuan diri. Sepenuhnya kita bergantung dan menguntungkan seluruh wujud kita kepada Allah. 

Nabi saw bersabda:
 من اتكل على نفسه أوكله الله إياها، و من اتكل على الله كفاه الله كل مؤنة. 

Siapa yang mengandalkan dirinya sendiri, Allah akan menyerahkannya kepada dirinya. Dan siapa yang berserah diri kepada Allah, Allah akan cukupkan bagi semua urusannya.
(Kanzul Ummal, 3/226) 

Dalam Al Qur'an Allah mengisahkan dua peristiwa penuh pelajaran bagi kita sebagai umat, Sebagai komunitas. Bahwa merasa bisa meraih kesuksesan, kemenangan dan kekayaan dengan semata mengandalkan kemampuan diri karena merasa memiliki sumber-sumber kesukaan dan kekayaan materi justru akan mengakibatkan kekalahan dan kehancuran. Perang Hunain adalah contoh nyata di depan mata kita. Sebagaimana dikisahkan dalam surah At-Taubah ayat 25.

Adapun ketika kaum Muslimin bertawakkal dan bergantung kepada Ke-mahakuasaan Allah, maka di saat itulah pertolongan Allah datang dan kemenanganpun segera diraih, kendati dalam perhitungan dengan kaca mata materi, sebab-sebab kemenangan materi itu tersedia dengan lengkap. Seperti dalam perang Badar, sebagaimana dikisahkan dalam Ali Imran ayat 123.

Jadi sikap Tawadhu' akan membawa kejayaan dan kesuksesan. Sebaliknya, kepongahan justru akan membawa petaka kekalahan dan kegagalan. ***