Al-Quran menggunakan istilah Bani Adam (Keturunan Adam) untuk memperkenalkan manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Hai Anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik" (QS 7:26).
Kata Bani yang di artikan sebagai keturunan dapat berasal dari kata Banu (بنو) yang berarti “Sesuatu yang terlahir dari sesuatu” atau juga berasal dari kata Bana (بني) yang bermakna membangun, membuat atau mendidik.
Kedua sumber tersebut
dapat dibenarkan bahwa seluruh manusia merupakan anak biologis dari Adam dan
juga manusia adalah ciptaan yang sama dengan Adam baik secara Fisik maupun
Ruhani. Karenanya istilah yang kedua dapat digunakan dalam menegakkan atau
melakukan dengan kata orang yang melakukan perjalanan (ابن السبيل)
misalnya.
Allah perkenalkan dengan
istilah Bani Adam ini karena meliputi keseluruhan baik laki-laki maupun
perempuan, kecil atau dewasa, beriman ataupun tidak, dari awal kehidupan hingga
hari kiamat. Karenanya ketika al-Quran berbicara dengan istilah ini al-Qur'an
berbicara tentang hal yang mendasar yang ada, dibutuhkan dan bersifat abadi
bagi manusia selama di dunia.
Semua manusia secara
fitrah mengakui Allah sebagai Tuhannya. “Dan Ingatlah ketika Tuhanmu
mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka : "Bukankah Aku ini Tuhanmu ?" Mereka menjawab :
" Betul (Engkau Tuhan kami) Kami menjadi saksi" (QS 7:172).
Manusia diciptakan dalam
kemuliaan. "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang
baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan" (QS 17:70).
Allah memperkenalkan
musuh abadi umat manusia. "Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu
hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah Syaithan? Sesungguhnya Syaithan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu."
Allah juga berbicara
tentang keharusan manusia untuk memiliki agama. "Hai anak-anak Adam, jika
datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yg menceritakan ayat-ayat-Ku, maka
barangsiapa yg bertakwa dan mengadakan perbaikan tidaklah ada kekhawatiran
terhadap mereka dan tak pula bersedih hati" (QS 7:35).
Melalui istilah Bani
Adam ini, Allah menjelaskan kedudukan manusia yang mengatasi seluruh makhluk
yang lain. Allah tanamkan fitrah Ketuhanan pada diri manusia. Allah jelaskan
kebutuhan dasar manusia akan agama, pakaian, makan dan minum, serta
kesinambungan hidup melalui keterpeliharaan keturunan. ***
Dr Kholid Al-Walid
adalah Dosen Filsafat STFI Sadra, Jakarta