23/03/23

Tadabbur al-Quran (1) Memahami Manusia dalam al-Quran: Khalifah [by KH Dr Kholid Al Walid]

Tadinya saya hanya ingin mengisi Ramadhan kali ini dengan ceramah-ceramah singkat menjelang berbuka. Luar biasanya, ternyata banyak sahabat menanyakan tulisan Ramadhan yang biasanya menjadi tradisi saya setiap Ramadhan. 

Seingat saya ada 14 sahabat saya yang bertanya, baik langsung maupun tidak. Saya merasa nggak banyak beribadah seperti orang lain. Kadang saya lebih banyak menggunakan kesempatan bulan suci Ramadhan untuk membaca dan merenung hingga menjadi tulisan-tulisan. Dan kali ini saya ingin mempersembahkan tulisan selama Ramadhan khusus untuk sahabat-sahabat saya tersebut dan semua yang punya waktu membacanya.

Ramadhan kali ini saya ingin mengajak bersama-sama menggali pembicaraan Alquran tentang manusia.

Al-Quran jelas diturunkan untuk kita manusia bukan selainnya karena hanya manusia yang tengah menempuh perjalanan penyempurnaan.

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya. Lalu, dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya ia (manusia) sangat zalim lagi sangat bodoh." (Al-Aḥzāb [33]:72)

Alquran kitab suci yang paling banyak membicarakan tentang manusia karena yang diajak bicara oleh Allah SWT tidak lain manusia dan Allah yang menurunkan al-Qur'an sekaligus pencipta manusia itu sendiri. Tentu saja Allah SWT yang paling paham tentang manusia. 

Sementara kita karena sudah ditakdirkan jadi manusia hanya terima jadi. Tidak sadar dan tak mau tau pokoknya sudah jadi manusia. Padahal kalau kita sejenak merenungi, kenapa kita dijadikan manusia bukan kerbau, atau apa yang diinginkan Allah SWT dari manusia? 

Maka menjadi manusia tidaklah sesederhana makan, minum, tumbuh dan beranak pinak kemudian dikubur. Tidak, bahkan jauh lebih kompleks dari itu semua. Karena tidak memahami hakikat manusia maka banyak orang yang bermasalah menjadi manusia. Cobalah perhatikan sekeliling kita, sahabat, keluarga banyak sekali yang mengalami kebingungan dalam hidup, stress, depresi. Bahkan makin ke sini makin meningkat. 

Saya punya sahabat, pendidikannya tinggi, kaya, ganteng lagi, orang yang melihatnya sekilas terkagum-kagum apalagi kaum hawa. Saya pernah jalan bersama. Banyak yang diam-diam melirik sahabat saya itu dan hampir tak ada yang melirik saya. Maka berikutnya agak males kalau sahabat saya ini minta ketemu, khawatir dikira sopir walau saya bela-belain pake jam Rolex kw China biar kelihatan rada sama sedikit. Nah, masalahnya berulang kali dia betul ingin bunuh diri. Seperti ada suara yang memotivasinya untuk itu.

Fenomena yang begini ini banyak dan tak jarang mereka menjadi apatis pada agama karena seringnya datang ke Ustad dikasih doa atau air jampian tetapi tak manjur.

Memahami mengapa kita menjadi manusia dan menggali al-Qur'an dalam mendeskripsikan manusia jadi sangat penting.

Al-Qur'an memperkenalkan kita pada konsep tentang khalifah, ketika Allah SWT berkehendak menjadikan manusia di muka bumi. Allah menyatakan pada malaikat-Nya: 

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ 

"(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (Al-Baqarah [2]:30)

Perdebatan tentang apa itu Khalifah menjadi panjang di kalangan mufassirin. Bukan saatnya kita membahasnya. Secara umum, Allah SWT menegaskan orientasinya mencipta manusia. Khalifah dimaknai sebagai wakil Tuhan bukan karena Tuhan perlu diwakili, tapi karena makhluk yang dicipta ini memiliki kemampuan 'seperti Tuhan' dalam berkreasi. Kata Rumi: "Hanya karena manusia alam menjadi bermakna." Kalau tanpa manusia kita bisa berkhayal bumi yang kita tempati tidak lebih hutan belantara semata dengan binatang buas di dalamnya.

Kehadiran manusia menyempurnakan bumi ini, menyingkap beragam kekayaan di dalamnya dan mengungkap rahasia Ilahi dibalik hukum-hukum alamiahnya. Kehadiran manusia menyempurnakan alam ini, sekaligus menyempurnakan dirinya sendiri. Karena di dalam dirinya terkandung potensi yang begitu tidak terbatas dan dapat membawanya menjadi makhluk yang paling sempurna di antara seluruh kreasi Tuhan yang pernah ada.

Pantas saja Allah SWT menegaskan orientasi-Nya meletakkan di muka bumi ini makhluk yang sangat sempurna dengan kedudukan sebagai khalifah. Karena hanya khalifah yang dapat mengubah alam ini menjadi indah dan bermakna. Juga hanya manusia yang dapat mengungangkapkan kesempurnaan hakikat Allah SWT.

Ibn Arabi dalam syairnya berkata: "Aku memuji-Mu karena Engkau adalah penciptaku, tapi Engkau memujiku karena aku yang mengenali-Mu". *** (bersambung)

=> kajian TASAWUF bersama KH DR Kholid Al Walid bisa diikuti Youtube Misykat TV