Jawab: Untuk menentukan boleh tidaknya suatu game (permainan) tidak bergantung pada keadaan game tersebut, tetapi pada cara orang-orang menggunakannya. Misalnya, game-game ini memfasilitasi penyimpangan. Ketika orang itu kecanduan pada game, sehingga dia lupa akan kewajiban agama, kewajiban sosial, dan tanggung jawab keluarga, maka game tersebut tentu menjadi terlarang. Namun, bila game itu hanya untuk hiburan dan jika tidak ada unsur judi atau taruhan, maka game buatan apa pun dibolehkan. ***
(Sayyid Muhammad Husain Fadhlullah, Soal Jawab Fikih Kontemporer. Cianjur: Titian Cahaya, 2005)