06/04/23

Tadabbur al-Quran (12) Memahami Manusia dalam al-Quran: Qalb [by Dr Kholid Al Walid]

Seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya: "Ya Rasulullah kenapa qalb disebut qalb?" Rasulullah Saw bersabda: "qalb disebut qalb karena muqallab (berbolak-balik)." ('Ilal al-Syara'i).

Qalb memiliki dua bentuk; yang pertama bermakna jantung secara fisik dan yang kedua bermakna hati yang bersifat non-fisik. Rasulullah Saw bersabda:

أَلا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلا وَهِيَ الْقَلْبُ

"Ketahuilah bahwa pada jasad ada gumpalan darah yang sekiranya sehat maka sehatlah seluruh tubuh dan sekiranya rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah qalb."

Dalam hadis ini Rasulullah Saw mengisyaratkan bagian fisik material manusia. Sekali pun banyak mubaligh yang ngotot memaknainya secara ruhani.

Berbeda sekali ketika Rasulullah Saw bersabda:

 إِنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ، يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ

"Sesungguhnya hati keturunan Adam seluruhnya berada di antara dua jemari di antara jemari al-Rahman bagaikan satu hati. Allah mengubahnya sebagaimana yang diinginkan-Nya."

Pada dimensi kedua ini, hati adalah ruang ruhaniah dalam diri manusia yang menjadi penghubung diri manusia ke alam malakutiyah.

Al-Qur'an sendiri mengklasifikasi jenis qalb dalam 7 jenis:

1. Qalb Makhtum, hati yang telah Allah kunci dan segel :

خَتَمَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَعَلٰى سَمْعِهِمْ ۗ وَعَلٰٓى اَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَّلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ࣖ

Allah telah mengunci hati dan pendengaran mereka. Pada penglihatan mereka ada penutup, dan bagi mereka azab yang sangat berat. (Al-Baqarah [2]:7)

Orang yang memilki hati jenis sudah tidak mungkin lagi menjadi baik. Hatinya telah mati dan Allah SWT telah segel hatinya. Adakalanya Allah SWT menyebutnya sebagai hati yang sudah dicap. :

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ طَبَعَ اللّٰهُ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَاَبْصَارِهِمْۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ

Mereka itulah orang-orang yang Allah kunci hati (cap), pendengaran, dan penglihatannya. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (An-Naḥl [16]:108)

2. Qalb Qaswah, hati yang mengeras sehingga sudah sangat sulit untuk berubah menerima cahaya hidayah.

ثُمَّ قَسَتْ قُلُوْبُكُمْ مِّنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ اَوْ اَشَدُّ قَسْوَةً ۗ وَاِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْاَنْهٰرُ ۗ وَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاۤءُ  ۗوَاِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗوَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

Setelah itu, hatimu menjadi keras sehingga ia (hatimu) seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal, dari batu-batu itu pasti ada sungai-sungai yang (airnya) memancar. Ada pula yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya, dan ada lagi yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al-Baqarah [2]:74)

3. Qalb Marid, hati yang sakit.

Dosa dan sifat-sifat buruk adalah penyakit yang menggerogoti hati. Orang yang hatinya sakit umumnya tidak menyadari kalau dirinya diliputi penyakit, bahkan mereka merasa benar dengan apa yang dilakukannya.

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ

Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya dan mereka mendapat azab yang sangat pedih karena mereka selalu berdusta. (Al-Baqarah [2]:10)

4. Qalb Syatta, hati yang terpecah.

Yaitu hati orang-orang kafir dan munafik itu mereka tidak bisa bersatu. Bisa jadi mereka terlihat bersatu secara lahiriah, tetapi di hati mereka punya maksud sendiri-sendiri.

ۗ تَحْسَبُهُمْ جَمِيْعًا وَّقُلُوْبُهُمْ شَتّٰىۗ 

Kamu mengira bahwa mereka itu bersatu, padahal hati mereka terpecah belah. (Al-Ḥasyr [59]:14)

5. Qalb Khusyu, hati yang tunduk.

Hati yang menyadari hakikat Ilahi dan memahami eksistensi dirinya sebagai hamba.

۞ اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ 

Apakah belum tiba waktunya bagi orang-orang yang beriman agar hati mereka khusyuk mengingat Allah. (Al-Ḥadīd [57]:16)

6. Qalb Muthmainnah, hati yang tenteram.

Hati yang seperti ini adalah hati yang sudah mendapati cahaya Ilahi di dalamya karena ketundukkan dan ingatannya kepada Allah SWT.

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram. (Ar-Ra‘d [13]:28)

7. Qalb al-Salim, hati yang tunduk.

Qalb al-Salim adalah keadaan hati yang diinginkan Allah pada seorang hamba. Hati yang tidak ada lagi ketundukkan padanya kecuali semata kepada Allah SWT.
اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ ۗ

Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang tunduk. (Asy-Syu‘arā' [26]:89)

Selain pembagian di atas,  Allah SWT juga memperkenalkan bagian-bagian hati. *** (bersambung)

Dr Kholid Al-Walid adalah Dosen Filsafat STAI Sadra Jakarta dan Pengasuh Kajian Tasawuf MISYKAT TV