Pertama, Al-Shadr (dada). Merupakan bagian terluar dari qalb yang umumnya mengindikasikan perasaan atau emosi pada diri seseorang. Kadang ada yang memaknainya dengan kata جدار القلب (dinding hati) karena merupakan lapisan terluar bagi hati. Melalui shadr ini keluar masuknya maklumat, bahkan bisikan-bisikan syaithaniyyah. Javad Nurbakhsy menyebutya sebagai ruang pertahanan bagi qalb dalam menghadapi pertempuran dengan bisikan kebatilan. Jika kebatilan yang menang maka muncul kecenderungan terhadap keburukan pada qalb. Sempit dan lapangnya perasaan seorang hamba terjadi di ruang ini. Al-Qur'an menyebutkan:
فَمَنْ يُّرِدِ اللّٰهُ اَنْ يَّهْدِيَهٗ يَشْرَحْ صَدْرَهٗ لِلْاِسْلَامِۚ
وَمَنْ يُّرِدْ اَنْ يُّضِلَّهٗ يَجْعَلْ صَدْرَهٗ ضَيِّقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ
فِى السَّمَاۤءِۗ كَذٰلِكَ يَجْعَلُ اللّٰهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia
akan melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki menjadi
sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan dia sedang
mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang
tidak beriman. (Al-An‘ām [6]:125)
Kedua, Fu'ad (hati batin). Kata فؤاد adalah bentuk mufrad,
jamaknya أفئدة yang menunjukkan arti عقل) aql) dan قلب) qalb). Kata ini sering
juga disebut dengan (bagian tengah hati) قلب وسطه dan غشبء) pembungkus hati).
Dari pengertian ini, terlihat adanya kesamaan antara kata fu’ad dan qalb. Hal
senada juga terdapat dalam ungkapan orang Arab وكرر السىاء مه قريببن األفئدة و القلب
تأكيدا اللفظيه إلختالف ذكرهمب” Al-qalb dan alfu’ad maknanya hampir sama, dan
diulang-ulang bergantian penyebutannya, untuk menerangkan perbedaan kedua lafaz
ini.”
Dikemukakan oleh Raghib al-Asfahani dalam kitabnya Mufradat
fi Gharib al-Quran bahwa fu’ad sama seperti qalb jika diiktibarkan dengan
makna tafaud (terpaut) dan tawaqqud (menyala). Namun, fuad digunakan untuk
menunjukkan wadah pengetahuan dan kesadaran yang mantap. Dalam hal ini, jika qalb
mengetahui, maka fuad dapat melihat, sehingga apabila keduanya (qalb dan fuad)
menyatu akan terlihat sesuatu yang ghaib dan manusia akan menjadi yakin dengan
hakikat penglihatan batinnya. Allamah Thabathabai menyatakan bahwa dengan fu’ad
manusia dapat menyingkap realitas dibalik kesadaran material dan sampai pada
ma’rifat Ilahiah.
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ
بِهٖ فُؤَادَكَ وَجَاۤءَكَ فِيْ هٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَّذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِيْنَ
Semua kisah rasul-rasul Kami ceritakan kepadamu (Nabi
Muhammad) yaitu kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu (Fu'ad-mu). Di
dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat, dan peringatan
bagi orang-orang mukmin. (Hūd [11]:120)
Ketiga, Lubb (inti hati). Secara khusus al-Qur'an tidak
menggunakan term ini secara spesifik, namun menjadikannya sebagai sifat pada
golongan khusus yang disebut Ulu-l-Albab. Lubb merupakan akal yang murni, suci,
dan bersih dari segala macam kotoran hati. Lubb adalah dimensi hati yang paling
inti, dengan lubb inilah manusia memahami hakikat dibalik beragam realitas yang
tampak. Karenanya, Allah SWT menggunakan istilah Ulu-l-Albab untuk menunjuk
hamba-Nya yang mampu menggunakan akalnya untuk memahami esensi dari segala
peristiwa. Ulu-l-Albab adalah mereka yang Allah letakkan dihati mereka hikmah
Ilahiah sehingga mereka mampu memahami beragam dengan 'ayn al-bashirah-nya.
يُؤۡتِي ٱلۡحِكۡمَةَ مَن يَشَآءُۚ وَمَن يُؤۡتَ ٱلۡحِكۡمَةَ فَقَدۡ
أُوتِيَ خَيۡرٗا كَثِيرٗاۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَٰبِ
Allah menganugerahkan al-hikmah kepada siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran. (QS. Al-Baqarah/2: 269)
Begitu luasnya dimensi hati pada diri manusia. Pada khazanah
tasawuf, bahkan ada term-term khusus lainnya yang menggambarkan dimensi hati,
antara lain dhamir, lamhah, sirr dan sebagainya.
Bahkan Ibn Arabi menyebutkan "Tidak ada ruang yang
melebihi luasnya hati bahkan hanya hati yang dapat meliputi al-Haqq dan tidak
pada langit dan bumi."
ما وسعني أرضي ولا سمائي، ولكن وسعني قلب عبدي المؤمن
"Tidaklah meliputi-Ku bumi-Ku maupun langit-Ku, akan
tetapi yang meliputi-Ku adalah hati hamba-Ku yang beriman."
***