28/03/23

Tadabbur al-Quran (6) Memahami Manusia dalam al-Quran: Jiwa yang Satu [by Dr Kholid Al Walid]

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:  

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا 

Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (QS An-Nisā' [4]:1) 

Perdebatan yang terjadi pada penafsiran surah An-Nisa ayat 1, ketika Allah SWT menyebutkan bahwa kamu diciptakan dari jiwa yang satu (من نفس واحدة). Apakah yang dimaksud adalah diri Adam as sehingga dari Adam tercipta ibunda Hawa; atau keduanya berasal dari jiwa yang satu sehingga sumber keduanya sama tanpa perbedaan. 

Umumnya kisah yang sampai pada kita bahwa Hawa berasal dari diri Adam as dan lebih spesifik lagi berasal dari tulang rusuk Adam yang bengkok. 

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فلا يؤذ جاره، واستوصوا بالنساء خيراً فإنهن خلقن من ضلع، وإن أعوج شيء في الضلع أعلاه، فإن ذهبت تقيمه كسرته، وإن تركته لم يزل أعوج، فاستوصوا بالنساء خيراً. 

Sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah menyakiti tetangganya dan perlakukan perempuan dengan baik karena mereka diciptakan dari tulang rusuk bagian atas yang bengkok. Jika kalian mencoba meluruskannya maka ia akan patah. Jika kalian tinggalkan ia akan tetap bengkok maka perlakukan perempuan dengan baik." 

Hadits Riwayat Bukhari tersebut diperdebatkan. Muhammad Ghazali, ulama hadits terkemuka dari Mesir, menolak hadits tersebut karena bertentangan dengan alquran. Menurutnya, matan hadits ini bertolak belakang dengan ayat alquran yang menggambarkan laki-laki dan perempuan dari sumber yang sama. 

Menurut Allamah Sayyid Muhammad Husain Thabatabai bahwa kata nafsun al-wahidah merupakan jiwa kemanusiaan yang dengan itu manusia dikenali sebagai manusia. Allamah Thabatabai dalam Tafsir al-Mizan mencontohkan bahwa al-nafs itu adalah diri sesuatu. “Telah datang seseorang dengan dirinya (نفسه)”, sehingga ketika disebutkan nafsun al-wahidah bahwa Adam dan istrinya memiliki jiwa manusia yang sama dan keduanya hadir sebagai kelaziman penciptaan segala sesuatu berpasang-pasangan. 

Bagi kalangan feminis seperti Aminah Wadud yang kontroversial bahwa karena bentuk feminim (muanats), baginya menunjukkan justru perempuan menjadi sumber penciptaan Adam as. Pandangan Aminah ini bertolak belakang dengan dzahir ayat tentang Adam as dan para mufassirin membantah pandangan ini yang dianggap syazzun (nyeleneh). 

Bagi para filosof bahwa nafsun wahidah adalah hayullah ula. Apa itu? Materi primer yang menjadi pembentuk materi dan forma yang memunculkan makhluk seperti manusia. Rumit memang penjelasan ini, tapi begitulah namanya juga filosof. Kalau tak rumit bukan filsafat namanya. 

Abdurrahman Jami mengekspresikan melalui syairnya: 

"Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan, Tuhan Mencipta langit dan menghadirkan bumi, Tuhan mencipta malam dan menghamparkan siang, Tuhan menyiapkan surga dan membakar neraka, Tuhan mencipta makhluk yang dzahir dan yang bathin, yang tampak dan tak tampak. Ketika Tuhan mencipta Adam maka tercipta pula Hawa. Keduanya menghiasi surga dan turun ke bumi bersama dalam derita untuk melahirkan keturunan. Tak akan pernah ada Adam tanpa Hawa, dan Hawa tak akan sempurna tanpa Adam. Lihatlah Keduanya dalam kesatuan karena di situ engkau akan melihat kesempurnaan." *** (bersambung)

Dr Kholid Al-Walid adalah Dosen Filsafat STAI Sadra Jakarta dan Pengasuh Kajian Tasawuf MISYKAT TV