01/04/23

Tadabbur al-Quran (9) Memahami Manusia dalam al-Quran: Taubat [by Dr Kholid Al Walid]

Pelajaran pertama yang diajarkan Adam as kepada kita sebagai keturunannya adalah taubat.

فَتَلَقّٰٓى اٰدَمُ مِنْ رَّبِّهٖ كَلِمٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

Kemudian, Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima taubatnya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Al-Baqarah [2]:37)

Taubat Adam merupakan bentuk kesadaran akan ketundukkan seorang hamba dihadapan Allah SWT. Taubat seorang hamba adalah al-Ruju' ilallah. Kembali lagi kepada Allah tidak harus karena dosa, tapi dalam upaya untuk mendekatkan diri. Allah sendiri 'bertaubat' yang maknanya adalan Allah SWT menebarkan rahmat.

Adam as mengajarkan kepada kita semua betapa pun mulia kedudukan manusia tetap seorang hamba. Bahwa kesempurnaan hanya dapat diraih dengan penghambaan.

Penghambaan tergambarkan dengan ketundukan dan salah satu bentuk ketundukkan adalah taubat. Umumnya mufassir menunjukkan bahwa yang dimaksud Kalimaat adalah :

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (Al-A‘rāf [7]:23)

Ada juga yang menyebutkan bahwa Kalimaat adalah doa berikut:

"Ya Allah Tiada Tuhan kecuali Engkau Maha Suci dan Maha Terpuji diri-Mu. Duhai Tuhan, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku; karena sesungguhnya Engkau Zat yang Maha Pengasih dan Pengampun."

Ada lagi yang memaknai bahwa Allah SWT mengajarkan tawasul melalui nama Ahl al-Kisa': Muhammad, Ali, Fathimah al-Hasan wa al-Husein sebagaimana kemudian tawassulnya Nabi Nuh as dan diajarkan Rasulullah Saw melalui lirik Li Khomsatun.

Ala kulli hal, bahwa Allah SWT menuntun kembali Adam as dalam keharmonisan dirinya untuk kembali pada derajat insaniyyah. Kesadarannya tidak diliputi materi karena berada pada alam materi, namun dirinya adalah makhluk ruhani yang diliputi materi. 

"Adam bertaubat bukanlah karena dosa, tak seorang Nabi pun berani berlaku dosa.

Adam bertaubat karena keperihan hatinya, terpisah dari kekasih hatinya.

Uluran tangan Tuhan menghapus air matanya."

 ***

   KH Dr Kholid Al-Walid adalah Dosen Filsafat STAI Sadra Jakarta dan Pengasuh Kajian Tasawuf MISYKAT TV